Musuh Tanpa Rusuh
Sabtu, 27 Februari 2021
Ulanga 26:16-19
Mazmur 119
Matius 5:43-48
Filsuf terkenal Tiongkok Sun Tzu menulis bahwa salah satu dasar paling penting dalam seni peperangan adalah mengenali diri kita dan mengenali musuh kita. Jika kita tahu kekuatan dan kelemahan kita, dan kita juga tahu kekuatan dan kelemahan musuh, niscaya kita akan menjalankan strategi yang akan memberi kita kemenangan dalam peperangan.
Yesus dalam Injil hari ini meminta kita untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar membenci musuh atau mengenali musuh. Dia minta kita untuk mengasihi musuh-musuh kita. Sesuatu yang kelihatannya sangat sulit sekali, hampir tidak mungkin.
Tahun 1219, Santo Fransiskus pergi ke Mesir untuk bertemu muka dengan Sultan Malik al-Kamil. Masa itu adalah masa Perang Salib di mana pasukan Kristen dari Eropa dan pasukan Muslim dari Mesir dan Timur Tengah berperang memperebutkan Tanah Suci. Fransiskus tahu dia pergi ke sarang musuh. Dia tidak ingin perang berkelanjutan. Tetapi sebagai seorang Kristen, dia juga mempunyai niat menyebarkan Injil.
Tidak banyak yang tahu secara persis apa yang dibicarakan oleh Fransiskus dan Sultan Malik. Yang kita tahu adalah Fransiskus tinggal di sana beberapa hari dan diperlakukan sebagai tamu khusus. Setelah pulang dari sana, Fransiskus menulis doa pujian yang berisi serangkaian sifat Allah seperti: “Engkau kuat, Engkau maha besar, Engkau maha luhur,” (doa selengkapnya dapat dilihat di https://ofm-indonesia.org/publikasi/karya-doa-pujian/#p=31). Doa ini serupa dengan doa Asmaul Husna dalam Islam yang berisi 99 Nama Allah. Sangat mungkin bahwa Fransiskus merasa terinspirasi dengan ibadah Sultan dan pengikutnya.

Fransiskus pergi menjumpai seseorang yang dianggap “musuh” bagi orang Kristen dan warga Eropa. Tetapi setelah dia mengenalnya, tumbuh rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Mungkinkah bagi kita, saat kita mencoba mengenali lebih jauh “musuh” kita, akan lebih mudah untuk mengasihi mereka?
Sun Tzu juga berkata, bahwa peperangan yang paling sempurna adalah peperangan yang tidak melalui pertempuran.