Browsed by
Category: Kesaksian

Kisah Ima Matul

Kisah Ima Matul

imamatul

Dalam rangka peringatan Hari Raya Pesta Santa Maria Magdalena, seorang perempuan yang cukup lama dalam sejarah Gereja dianggap seorang pelacur dan baru belakangan ini lebih ditonjolkan perannya dalam memberitakan kebangkitan Yesus, saya ingin mengajak anda menyimak kisah Ima Matul.

Saya bertemu Ima beberapa tahun lalu melalui seorang suster kenalan saya di Los Angeles yang banyak berkarya untuk memberantas perdagangan manusia (human-trafficking). Perjuangan Ima membuat saya sangat tersentuh dan terinspirasi. Ia sendiri adalah korban perdagangan manusia, dianiaya oleh majikannya, dan akhirnya bisa melarikan diri dan sekarang bekerja untuk sebuah organisasi yang membela dan menolong korban-korban perdagangan manusia di Amerika.

Kisah Ima hanya satu dari ribuan kisah perempuan lainnya di dunia yang menjadi korban kejahatan yang tidak manusiawi ini. Semoga kita selalu sadar dan ikut berdoa, mawas diri, dan membantu mereka para korban perdagangan manusia, terutama para perempuan dan anak-anak.

Simak kisahnya dalam artikel dan video di bawah ini:

http://www.voaindonesia.com/a/dua-wni-jadi-anggota-gugus-tugas-pemberantasan-perdagangan-manusia-/3134670.html

https://youtu.be/jJziciLEpYI

Radio

Radio

Suatu malam ketika saya mendengarkan Radio di dalam mobil, (kami tidak mepunyai radio di rumah) , istri saya mengatakan , kita tidak punya Radio di dalam rumah , sehingga kalau hendak mendengarkan Radio, harus ke garasi .., apakah tidak sebaiknya kita cari Radio kecil saja , sehingga bisa didengarkan di dalam rumah?

Hari telah larut malam , kira2 jam 8 malam , dan saya pun mengatakan , mari kita cari radio kecil , kan masih jam 8 malam, (dengan asumsi toko masih buka).

Pergilah kami berdua ke toko elektronik dekat rumah, dengan tujuan mencari radio kecil untuk dipakai dirumah. Hari itu , hari minggu akhir bulan , uang sudah menipis , namun masih bersisa untuk menyambung hidup hingga akhir bulan.

Ditengah perjalanan , terpintaslah di pandangan kita berdua , sesosok wanita (usia muda) yang berpakaian sederhana namun rapi , memakai topi dan sarung tangan, mengais tong sampah. Bertanya2lah kami berdua, “Apa yang dia cari, mungkin ada barang yang hilang?…”, sambil meneruskan perjalanan kami ketoko yang dituju.

Toko yang kami tuju ternyata tutup jam 8 malam , maka kami berdua merencanakan kembali kerumah, tetapi kembali tertegun dengan wanita yang kami jumpai tadi.

Kami berdua kembali ketempat wanita yang kami jumpai dalam perjalanan tadi, sambil ingin tahu apakah gerangan yang dia cari. Istriku menyempatkan berdialog dengan wanita tersebut, yang ternyata wanita tersebut bernama Christine, tunawisma dan mencari barang2 bekas unutk sesuap nasi, menyambung hidupnya , umur wanita tersebut kira2 20-30 tahun .

Entah apa yang menggerakan hati kami berdua , untuk mengulurkan uang sebagai penyambung hidup dia, sambil memberikan saran untuk lebih dekat denga Tuhan , berdoa …

Sepulang dari pertemuan itu, kami berdua berdiskusi , bukankan sepertinya Tuhan menyuruh kami berdua untuk melewati Wanita tersebut menuju ke Toko Radio yang sudah tutup , lewat alunan lagu ??, Suatu kebahagiaan yang tak terlewatkan , bahwa kami berdua peka akan panggilan Tuhan untuk membantu sesama , meskipun tidak sempat memiliki Radio… Radio telah disiapkan Tuhan didalam hati kita semua .

Semoga pengalaman kami berdua , mendengarkan Radio yang ada dalam hati kita , membuat kita peka akan suaraNya…

Tuhan memberkati kita semua…

Kiriman seseorang yang tidak mau disebutkan namanya

Menurutmu siapakah Aku ini?

Menurutmu siapakah Aku ini?

Refleksi dari  Isabel Kawida R

Kisah pertemuan saya dengan Yesus bisa dikatakan sudah sejak bayi. Sebagai seorang profesional di bidang pendidikan kanak-kanak usia dini yang punya keyakinan besar bahwa pendidikan setiap anak itu dimulai sejak bayi, hal ini cukup melegakan bagi saya. Saya bersyukur meskipun ibu saya pendidikannya rendah tapi memahami betul hal ini, sehingga saya sudah dibaptis ketika berusia 2 minggu. Tapi, menyaksikan mereka yang baptis dewasa, sebenarnya saya sering “iri” juga karena mereka merasakan sekali persiapan baptis dan efek suasana pembaptisan. Kalo saya, mana ingat waktu bayi dulu? Tapi hal ini jadi membuat saya juga jadi merenungkan, saya yang sudah dibaptis sejak bayi sampai setua ini, bagaimana saya sudah menghadirkan Yesus dalam hidup saya? Kisah apa yang bisa saya tuturkan tentang Yesus dalam hidup saya?

Memang sejak saya remaja dan terlibat berbagai kegiatan paroki. meskipun hidup sebagai minoritas di tanah air, hidup keimanan saya mungkin tidak perlu dipertanyakan lagi, karena orang tua, adik-adik, teman-teman dan sanak saudara yang Katolik. Tradisi yang saya jalani sehari-hari dengan tekun karena saya menjadi bagian kehidupan mereka. Bisa dibilang keimanan saya “nyaman” karena saya dilingkupi oleh lingkungan iman yang sama dengan saya.

Tapi sesudah saya pindah dari tanah air dan menetap di Amerika, saya seperti “terlahir” kembali, karena pengenalan saya tentang Yesus dan iman ke-Katolikan saya jadi dipertanyakan dalam pergumulan hidup sehari-hari, teristimewa ketika membesarkan kedua anak yang belum Katolik. Saya tidak berminat “meng-Katolik-kan” mereka, tapi kemudian mereka minta dibaptis sesudah beberapa kali ikut menghadiri misa dengan saya. Dan kemudian kehadiran Yesus itu terasa nyata bagi saya lewat kedua anak ini yang sekarang beranjak remaja.

Siapakah Yesus itu bagi saya? Yesus itu bagi saya seorang pendengar yang setia, apalagi saya ini seorang pencemas seperti Marta, saudari Lazarus. Kerjaan saya sering curhat sama Yesus. Dari urusan kerjaan, kehidupan sosial sampai ke urusan keluarga, tapi Yesus itu setia mendengarkan keluhan saya. Seperti banyak orang saya sering mengalami “topan badai” dalam perjalanan hidup saya, dan tentu dengan ketakutan saya sering minta tolong Yesus. Yesus itu biasanya respond ke saya, kalau tidak meredakan “topan badai” itu, biasanya Yesus menghadikan pribadi-pribadi luar biasa untuk “memegang” tangan saya menjadi teman seperjalanan, sehingga topan badai itu tidak terlalu mengerikan lagi. Beberapa contoh yang bisa saya tuturkan di sini adalah: ketika hubungan rumah tangga kami mengalami kesulitan, ketika saya sedang kesulitan cari pekerjaan yang cocok, ketika hubungan persahabatan saya dengan teman renggang, ketika teman dekat saya terkena kanker payudara padahal sedang hamil tua, ketika saya menghadapi kesulitan dalam hubungan dengan anak-anak, dengan atasan, Yesus itu selalu hadir di situ.

Tapi pertemuan saya dengan Yesus tentu tidak saat susah saja donk, kan Yesus juga hadir di pesta kawin di Kana? Yesus itu hadir di setiap kegembiraan dan keberhasilan yang saya alami, misalnya, ketika lulus ujian, ketika berhasil mengerjakan tugas berat dari kantor, ketika anak saya lulus sekolah, ketika saya mengalami kegembiraan dari pertemuan dengan teman-teman, ketika perbincangan kami mendatangkan kegembiraan satu sama lain, penuh canda dan tawa, ketika saya berhasil menolong teman atau bahkan orang asing dalam kesulitannya, Yesus juga ada di sana!

Bagi saya, Yesus itu adalah sahabat yang setia.

Kisah Yesus dalam kehidupan saya masih terlalu panjang untuk dituturkan, karena Dia masih berkarya terus dalam hidup saya. Saya ini masih dalam proses pembentukan, apalagi saya ini seorang pengikut Yesus yang lemah dan sering jatuh dalam dosa. Harapan saya bila tiba saatnya saya dipanggil pulang ke rumah Bapa, mereka yang saya tinggalkan bisa bersaksi bahwa mereka pernah melihat Yesus dalam hidup saya.