Fr Gunawan Wibisono O.Carm
4 Oktober 2024
Ayb 38, 12-21 + Mzm 139 + Luk 10: 13-16
Lectio
Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku’.
Meditatio
Korazim, Betzaida dan Kapernaum dikecam habis oleh Yesus. Mereka mendapatkan kecaman keras sepertinya karena mereka itu tidak tahu berterima kasih atas segala kebaikan yang telah mereka terima. Banyak mukjizat yang telah diadakan di tengah-tengah mereka, tetapi tidak sedikitpun rasa tobat muncul dari hati dan budi mereka; tidak ada rasa syukur dalam diri mereka untuk semakin berpaut dan mengandalkan kepada Tuhan Allah. Pelaksanaan kewajiban agama sepertinya tidak mengalami pertumbuhan dengan adanya aneka berkat Tuhan yang mereka terima. Tirus dan Sidon pasti akan bertobat, bila mendapatkan belaskasihan seperti itu; itulah keyakinan Yesus. Kedatangan Yesus ke tengah-tengah mereka tidak menggetarkan hati dan budi mereka untuk bersyukur kepadaNya.
Apakah kecaman Yesus menunjukkan bahwa Tuhan Allah pamrih dengan aneka pemberianNya? Tuhan memang parih dalam perihal keselamatan! Mengapa? Karena Dia amat mengharapkan semua orang beroleh keselamatan; dan keselamatan hanya ada dalam Tuhan Allah sang Empunya kehidupan; di luar keselamatan itu kebinasaan. Allah amat menghendaki, agar semua orang beroleh keselamatan.
Kiranya pengalaman orang-orang Tirus, Sidon dan Kapernaum menjadi peringatan bagi kita, agar kita selalu berani bersyukur kepada Tuhan atas segala yang baik dan indah yang kita terima dari Tuhan. Hendaknya kita pun semakin berani mendekatkan diri kepadaNya, karena karunia-karunia yang kita terima daripadaNya. Kiranya belaskasih Tuhan Yesus semakin membuat kita berani menikmati kehadiranNya; minimal ketika sabda disampaikan kepada kita dalam setiap peristiwa sabda. Ketika Kitab Suci dibacakan, kiranya kita tidak melihat siapa yang membacakan, tetapi kita merasakan bahwa sabdaNya disampaikan kepada kita. Tuhan Allah bersabda dan menyapa kita. Mendengarkan pewartaan tentang Dia berarti mendengarkan Dia yang bersabda; dan itulah yang dikatakan Yesus juga hari ini: ‘barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku’
Oratio
Yesus Kristus, kami bersyukur kepadaMu atas segala berkat dan kasihMu yang Engkau limpahkan kepada kami. Semoga kami semkin menjadi orang-orang yang tahu berterima kasih dan selalu mengandalkan kekuatan dariapadaMu, sebagaimana diteladankan oleh Santo Fransiskus Asisi. Amin.
Contemplatio ‘Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku’