Renungan, 21 Maret 2025

Matius 21:33-43.45-46

Oleh: Agustinus Suyadi, O.Carm

NYANYIAN KEBUN ANGGUR

Perumpamaan hari ini berbicara tentang cinta Allah yang besar berbanding terbalik dengan sikap manusia yang jahat. Berulangkali dan dengan berbagai cara, Allah menegur dengan sabar dan memberi kesempatan, tetapi kejahatan manusia justru menjadi-jadi. Bahkan, Putra-Nya juga menjadi kurban atas kejahatan manusia. Mengapa hal itu bisa terjadi?

  1. CARA BERPIKIR

Manusia pertama dapat digoda setan karena pikiran Hawa telah dikeruhkan. Kata-kata larangan Tuhan dianggap sebagai upaya Tuhan agar tidak disaingi. Kain membunuh Habel akibat pikirannya sudah keruh, seakan Tuhan hanya menerima persembahan Habel. Tindakan para penggarap menyiksa dan membunuh utusan disebabkan oleh cara pikir yang salah terhadap tuannya.

Pikiran itu adalah anugerah agung nan luhur. Namun, ketika pikiran tidak lurus dan menjadi keruh, maka mata dan hati menjadi gelap. Tindakan jahat pun bisa dilakukan tanpa merasa bersalah.

  • KETAMAKAN

Satu pembelajaran penting hari ini adalah manusia tidak pernah puas akan pencapaian dirinya. Pikiran dan hati ingin terus menjangkau seluruhnya secara tak terbatas. Hal tersebut dibakar oleh setan, sehingga manusia semakin haus dan lapar. Bahkan, ia ingin menjadi Tuhan, agar segala-galanya dapat dikuasai sebagai miliknya.

Demikianlah ketamakan sungguh-sungguh menggeroti diri manusia. Pada dirinya sendiri, manusia akan terus gelisah dan cemas. Terhadap Tuhan, seorang yang telah tamak akan mengabaikan suara Tuhan. Selain dipenuhi oleh keinginan memenuhi hasrat dirinya, ketamakan akan mendorong seseorang untuk tidak beriman.

  • MATIRAGA

Masa Prapaskah adalah saat mengekang kecenderungan tak teratur yang bercokol di dalam diri kita. Sebagaimana Yesus yang adalah Allah tetapi tulus ikhlas menjadi hamba yang menderita, demikianlah kita mencontoh cara Tuhan dalam melepaskan diri dari kejahatan dan ketamakan kita.

Maka, merenungkan jalan salib Tuhan menjadi sesuatu yang amat penting. Permenungan ini bukan dengan maksud mengeksploitasi perasaan, sehingga menjadi terharu dan meneteskan air mata. Lebih daripada itu, permenungan jalan salib adalah cara belajar seperti Tuhan untuk mengekang keinginan tak teratur yang menjadi kelemahan kita.

Translate ยป