Bahagia VS Senang

Senin Pekan Biasa X, 8 Juni 2020

Bacaan: 1 Raj. 17:1-6; Matius 5:1-12

Yesus mengawali pewartaanNya dengan menyampaikan dan mengajarkan inti pengajaranNya dari atas sebuah bukit, yang dikenal sebagai Sabda di Bukit. Pengajaran ini diberikanNya kepada semua orang yang datang dan mau mendengarkanNya. Inilah awal dari karya pewartaan Yesus akan Kabar Gembira kepada semua manusia, setelah Ia dibaptis dan berpuasa untuk mempersiapkannya. Inilah awal dan sekaligus menjadi dasar yang menjadi tujuan hidup setiap orang dan yang harus menjadi perhatian dalam mengisi kehidupan ini.

Ajaran perdana ini sering disebut sebagai ‘Sabda Bahagia’, karena kata ‘bahagia’ menjadi bagian khusus dalam ajaran Yesus kepada semua yang mendengarkanNya. Jika kita mendengar dan membaca Sabda Bahagia ini, ternyata tidak semua yang dikatakan Yesus itu membahagiakan. Reaksi spontan ini berkaitan dengan berbagai realita yang ditampilkan Yesus kepada kita semua, bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Inilah yang menjadi pesan Yesus, yakni semua manusia diundang untuk mengalami kebahagiaaan, yang dicapai melalui persatuan dengan Allah yang mencintai manusia. Oleh sebab itulah tujuan utama seluruh hidup dan perjuangan kita adalah persatuan dengan Allah, yang akan membawa kebahagiaan abadi bagi kita.

Jelaslah bahwa kebahagiaan tidak sama dengan senang, yang sering ditawarkan oleh dunia ini dan dicari oleh kita manusia. Senang atau kesenangan tidaklah bertahan selamanya, karena terkadang kita juga mengalami kesedihan. Oleh sebab itulah dalam Sabda Bahagia ini ditunjukkan oleh Yesus, bahwa terkadang kita akan menghadapi keadaaan yang tidak menyenangkan bahkan menuntut pengorbanan. Yesus membuka mata kita, mana yang menjadi prioritas dalam hidup kita sekarang ini. Walaupun kita hidup di dunia, namun tujuan hidup kita bukan dunia ini, melainkan Kerajaan Surga dalam kebahagiaan abadi karena bersatu dengan Allah. Apakah ini juga yang terus kita perjuangkan sampai saat ini, kebahagiaan abadi?

This entry was posted in renungan. Bookmark the permalink.

Comments are closed.