Bacaan: Eph 6:5-9
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati , sama seperti kamu taat kepada Kristus. Jangan hanya di hadapan mereka saja sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan suka rela menjalankan pelayanan seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Kamu tahu, bahwa setiap orang , baik hamba maupun orang merdeka kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasan dari Tuhan. Dan kamu, tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan mau ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.
Malala Yousafzai masih di dalam kelas belajar kimia, saat ia mendapat telepon dari Swedia 10 Okt 2014 bahwa dia mendapatkan hadiah Nobel. Dialah remaja termuda dalam sejarah dunia, 17 th, yang menerima Nobel. Setelah mendapat kabar, ia tetap meneruskan sekolah seperti biasa, dan dia disambut teman sekelas serta gurunya untuk memberi ucapan selamat atas penghargaan ini. Malala akan berbagi hadiah Nobel dengan Satyarthi sebesar $ 1,2 juta.
Malala menyaksikan 25 juta anak di negaranya, Pakistan, tak bisa sekolah. Mereka berusia 5-16 tahun kebanyakan bekerja sebagai buruh atau membantu orang tua di rumah. Persoalan ini terkait pula dengan kelompok garis keras Islam yang melarang anak-anak perempuan bersekolah. Orang tua takut untuk menyekolahkan anak perempuannya. Malala tak tinggal diam, dia mengadakan gerakan “satu anak, satu pencil, satu guru – dapat mengubah dunia.”
Tidak hanya di Pakistan, persoalan anak-anak yang menjadi buruh juga mencuat di China. Tahun 2012 lalu, Foxconn, perusahan pembuat Iphone memperkerjakan anak-anak usia 15-13 tahun selama 16 jam/hari untuk membuat komponen Iphone. Mereka hanya dibayar sekitar $300/bulan. Jangan-jangan, produk Apple yang kita pakai sekarang adalah bagian dari hasil buruh anak-anak di China ini?
Santo Paulus dalam suratnya hari ini menegaskan kalau hamba dan tuan harus sama-sama saling menghormati. Perbudakan di abad pertama adalah bagian dari kehidupan sosial yang tak pernah dinilai negatif. Namun Paulus memberi peringatan pada kedua pihak, hamba-tuan, untuk bertindak adil.
Semoga kita juga berbuat adil dan memberi hak yang semestinya pada orang-orang yang bekerja untuk kita: pembantu rumah tangga, bawahan, sopir, tukang, dan orang-orang kecil yang butuh bantuan kita untuk bisa mendapatkan upah.
