Mengenal Santo Simon dan Yudas, Rasul
Luk 6:12-16
Santo Simon (yang dimaksudkan: orang Zelot) adalah saudara Yudas (= Yudas Tadeus) dan Yakobus anak Alfeus (James the Lesser). Ia dipilih oleh Yesus sebagai salah satu dari keduabelas rasul. Namanya selalu muncul dalam deretan para rasul dari keempat Injil. Ia dikenal sebagai Simon orang Zealot barangkali karena semangat dan observasinya yang tinggi terhadap hukum Taurat. Juga agar bisa dibedakan dari Simon Petrus. Di antara kaum Yahudi orang-orang Zelot adalah satu kelompok nasionalis yang menerima Yahweh sebagai satu-satunya Raja. Mereka menolak membayar pajak kepada bangsa penjajah Romawi dan karena itu bertekat untuk melawan setiap kekuasaan asing. Beberapa Bapa Gereja yakin bahwa Yesus merubah air menjadi anggur saat pesta perkawinan Simon orang Zealot di Cana di Galilea. Sebagai seorang pengikut Yesus ia diutus untuk mewartakan Injil di Mesir, Ethiopia dan Persia, dan bersama saudaranya Judas mereka mati sebagai martir.
Yudas atau Yudas Tadeus adalah saudara Yakobus anak Alfeus  dan Simon orang Zelot. Ketiganya barangkali sepupu-sepupu Yesus menurut garis keturunan Maria. Judas adalah murid yang bertanya kepada Yesus pada Malam Perjamuan Akhir tentang kenapa Yesus tidak memanifestasikan diri-Nya kepada dunia seperti kepada para murid-Nya. Yudas menulis sebuah Surat kepada Gereja-Gereja di Timur dan mewartakan Injil di Yudea, Samaria, Idumea, Siria, Mesopotamia dan Libya. Dia mati sebagai martir dengan cara dilempar dengan batu. Dia dihormati sebagai santu pelindung bagi kasus-kasus yang secara manusiawi tidak mungkin dihadapi sebagaimana dalam Suratnya ia menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi kondisi-kondisi sulit dan lalim dalam hidup; ia juga memiliki relasi kekeluargaan dengan Yesus; dan karena berbagi nama “Yudas” dengan Yudas Iskariot seringkali ia dilupakan. Menurut beberapa legenda dari abad pertama Mesopotamia ia melakukan beberapa mukjizat  untuk melawan beberapa tukang sihir dan suanggi dan berhasil menyembuhkan seorang raja setempat.
Pesan yang dapat dipetik yakni kita mengambil bagian dalam misi para rasul yang dipilih oleh Yesus sendiri. Sebagaimana para rasul kita pun dipanggil untuk menjadi pewarta Sabda keselamatan Tuhan, bersaksi tentang kasih dan kerahiman Kristus dalam hidup dan karya kita sehari-hari. (Sumber: Fr. Tony Kadavil)