Injil perdamaian
Ef 6:10-20
Dalam bacaan pertama hari ini Santu Paulus memakai bahasa-bahasa dalam dunia militer saat perang untuk menguatkan iman umat di Efesus. Akan tetapi kita harus memeriksa secara lebih mendalam apa yang sesungguhnya ia bicarakan.
Paulus sama sekali berbicara bukan tentang perang dalam arti militer. Ada yang jauh lebih jahat di balik perang dan kekerasan fisik yakni Evil! Maka untuk melawan setiap bentuk kejahatan dibutuhkan kecermatan dan kekuatan spiritual yang handal dan bukan sekadar tampilan fisik berupa seragam militer.
Hanya dengan kuasa Roh orang Kristen mampu memindai dengan cermat taktik dan setiap bentuk kejahatan di dunia dan mengatasinya dengan Injil perdamaian.
Senjata fisik tidak ada gunanya sama sekali kalau tidak tak ada kekuatan di baliknya yang menggerakkan sarana itu untuk menghancurkan. Di sini Paulus berbicara tentang kuasa-kuasa jahat yang tak kelihatan, roh-roh jahat yang bergentayangan di atas langit, yang setiap saat bisa hinggap dan menguasai manusia dengan pikiran-pikiran jahat, lalu memperalatnya untuk merusak dan menghancurkan dirinya sendiri dan sesama. Kaum agamawan banyak kali tak luput dari kekerasan berseragam religius.
Bagi Paulus iman adalah kekuatan spiritual yang memampukan orang Kristen untuk bertahan dalam menghadapi setiap godaan dari yang jahat. Pertama-tama godaan dalam diri harus dikalahkan karena ia lebih berbahaya dari taktik dan kelicikan-kelicikan eksternal di luar diri manusia. Sabda Allah adalah kuasa Ilahi yang mampu menyelidiki seluk-beluk hati manusia, menerangi dan menuntunnya kepada keselamatan, yakni Allah sendiri.
Paulus juga berbicara tentang kuasa doa: berdoalah selalu setiap ada kesempatan dalam Roh Kudus. Dalam doa kita disatukan oleh dan dalam Roh Kristus yang memberi nafas dan hidup baru bagi kita. Dalam doa kita dimampukan untuk berjalan dalam terang kebangkitan Kristus agar dapat bekerja dan hidup dalam kasih dan kebenaran Kristus itu sendiri. Doa setiap orang Kristen adalah untuk kebaikan dan keselamatan semua orang karena Kristus wafat dan bangkit untuk semua orang. Yakin akan iman seperti ini maka perang dan kekerasan apapun bentuknya adalah pelecehan, penolakan terbuka terhadap kabar keselamatan, yakni Injil perdamaian itu sendiri.