Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Santo Simon dan Yudas, doakanlah kami

Posted by admin on October 27, 2025
Posted in Podcast 

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Fondasi Gereja

Posted by admin on October 27, 2025
Posted in renungan 

RP Hugo Susdiyanto O.Carm

Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul

Luk 6:12-19

Selasa, 28 Oktober 2025

Ada sebuah peribahasa, “Kuat Tunggak, Apa Kuat Gagak?” Peribahasa tersebut menekankan pentingnya membangun fondasi diri yang kuat (pendidikan, karakter, integritas, dan ketahanan mental) daripada hanya mengandalkan pengaruh luar [“gagak”].

Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta St. Simon dan Yudas, Rasul. sebagai orang Katolik, kiranya kita harus bangga. Mengapa? Karena Gereja Katolik dibangun di atas dasar iman para rasul dan jemaat perdana, ”kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Krsitus Yesus sebagai batu penjuru” [Ef 2:19-20]. Iman yang kita miliki bukanlah iman yang lahir dari pengalaman pribadi seseorang. Iman yang kita warisi ini sudah teruji sepanjang sejarah kehidupan: sungguh benar, tidak menyesatkan, dan berasal dari Allah. Injil hari ini, yang mewartakan Tuhan Yesus memilih 12 rasul kiranya meneguhkan iman kita. Selain meneguhkan iman kita, peristiwa pemilihan 12 rasul juga mengingatkan kita, orang-orang yang telah dibaptis untuk mengamalkan martabat baptisan kita. Sebab dalam diri kita ada rahmat dan tugas pengutusan yang serupa ada dalam diri para rasul. Tubuh kita ini dibangun menjadi tempat kediaman Allah, tempat kediaman Roh Kudus, dan kita mendapat tugas untuk membangun tubuh Kristus bersama sesama.

Agar bangunan iman akan Kristus senantiasa bergaung dalam batin kita, maka kita harus hidup berdasarkan inspirasi para rasul, para murid. Sejak semula mereka datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia, dan untuk disembuhkan, diselamatkan [Luk.6:18]. Kita akan mampu menjaga rahmat dan tugas perutusan kita kalau kita setia mendengarkan Dia. Lagi pula sebagaimana ditegaskan oleh St. Paulus bahwa iman timbul dari pendengaran, yakni pendengaran akan firman Kristus [Rm 10:17]. Semoga St. Simon dan Yudas, Rasul mendoakan kita semua.

Janganlah kita munafik

Posted by admin on October 26, 2025
Posted in Podcast 

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Minggu Biasa XXX C

Posted by admin on October 25, 2025
Posted in renungan 


(Sir. 35:12-14.16-18; 2Tim. 4:6-8.16-18; Luk. 18:9-14)
Rm. Yohanes Endi, Pr.
Saudara-saudariku terkasih, minggu lalu kita diajak untuk berdoa tanpa henti dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan yang selalu memberi yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Hari ini, Yesus melanjutkan pengajaran itu dengan menyingkapkan sesuatu yang lebih dalam, bahwa doa yang berkenan di hadapan Allah lahir bukan dari kata-kata indah, melainkan dari hati yang rendah dan tulus.
Dalam perumpamaan-Nya, Yesus menghadirkan dua pribadi yang datang berdoa ke Bait Allah: seorang Farisi dan seorang pemungut cukai. Si Farisi berdoa dengan penuh kebanggaan diri. Ia menyebutkan perbuatan-perbuatan baiknya, ia tidak seperti pencuri, pezinah, atau pemungut cukai; ia berpuasa dua kali seminggu dan membayar persepuluhan. Kata-katanya tampak benar, tetapi hatinya jauh dari kerendahan. Ia berdoa bukan untuk memuji Allah, melainkan untuk meninggikan dirinya.
Sebaliknya, pemungut cukai berdiri jauh di belakang. Ia menundukkan kepala dan dengan penuh penyesalan hanya berbisik lirih, “Ya Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa.” Tidak ada pembelaan, tidak ada alasan, hanya kerendahan hati yang jujur di hadapan Allah. Dalam pandangan manusia, ia hina; tetapi dalam pandangan Tuhan, dialah yang dibenarkan.
Saudara-saudariku, di sini Yesus ingin mengubah cara kita memandang doa dan iman. Allah tidak terpesona oleh kesalehan yang tampak di luar, tetapi oleh hati yang tulus mengakui kerapuhannya. Ia tidak mencari orang sempurna, tetapi mereka yang mau datang kepada-Nya dengan hati terbuka, memohon belas kasih dan kekuatan untuk berubah.
Kita semua punya sisi seperti si Farisi, mudah merasa lebih baik dari orang lain, menilai, bahkan mungkin tanpa sadar meninggikan diri dalam doa kita. Namun Yesus mengundang kita belajar dari pemungut cukai: datang dengan kesadaran bahwa tanpa kasih Tuhan, kita bukan apa-apa. Kerendahan hati inilah pintu bagi rahmat Allah bekerja dalam hidup kita.
Doa sejati, saudara-saudariku, bukan sekadar mengucap syukur dengan bibir, melainkan sikap hati yang selalu tahu bersyukur dan tidak menghina sesama. Doa sejati adalah perjumpaan penuh kasih dengan Allah, di mana kita menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah, dan karena itu kita pun terdorong untuk menjadi berkat bagi sesama.
Semoga dalam setiap doa kita, tersirat kerendahan hati untuk berkata, “Tuhan, Engkaulah kekuatanku.” Semoga kita selalu hidup dalam kesadaran akan belas kasih-Nya, dan dalam kerendahan hati itu, Tuhan pun memandang kita dengan penuh kasih sebagai orang yang dibenarkan di hadapan-Nya. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Marilah kita berdoa

Posted by admin on October 25, 2025
Posted in Podcast 

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Translate »