Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Hukum Taurat

Posted by admin on March 26, 2014
Posted in renungan 

Bacaan: Matius 5: 17-19

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Dalam bacaan hari ini, Yesus berkata bahwa dia datang bukan untuk meniadakan hukum taurat dan para nabi tetapi untuk menggenapinya. Maksudnya, ajaran Yesus menyempurnakan hukum Taurat dan dia membantu kita mengerti maksud semula dari hukum tersebut. Kalau hukum Taurat itu dirangkum, ada 2 hukum utama yaitu: Cintailah Tuhan Allah dengan segenap hati dan budi, serta cintailah sesama seperti mencitai diri sendiri.
Ada sebagian orang Katolik yang berkata kalau 10 perintah Allah tidak berlaku lagi karena itu berasal dari Perjanjian Lama. Atas dasar pemikiran itu, mereka tidak pergi ke gereja dengan rutin.
Perlu dimengerti bahwa Pertama, 10 perintah Allah tetap berlaku dan tidak dihapuskan. Yesus berkata hari ini bahwa Dia datang bukan untuk menghapus, tapi menyempurnakannya. Kedua, Perintah Allah “kuduskanlah hari Tuhan” bermakna bahwa  Kita manusia memiliki dua dimensi yaitu fisik dan rohani. Kita perlu beristirahat pada hari tertentu untuk memulihkan fisik, dan mengkhususkan hari Minggu untuk menyegarkan dan membangun relasi dengan Allah dan sesama saat misa kudus di hari Minggu.
Marilah kita tidak mengurangi firman dan hukum Tuhan tapi mengerti, mencintai dan melakukannya.
Renungan oleh Rm. Budi Wardhana

Tuhan Yesus Mengundang kita datang pada-Nya

Posted by admin on March 25, 2014
Posted in Podcast  | 2 Comments

Jesus w outstretched arms 1

Hari Raya Kabar Suka Cita

Posted by admin on March 25, 2014
Posted in renungan  | 1 Comment

Bacaan: Luke 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,  kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”  Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.  Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,  dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”   Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”  Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Tepat 9 bulan dari hari ini kita akan merayakan Natal. Hari ini malaikat agung Gabriel mewartakan dan menawarkan kepada Maria pesan Tuhan, apakah maria bersedia menjadi bunda penyelamat dunia. Maria sempat diam dan ‘shock’ sebab hal itu berarti ia harus merubah rencana hidupnya untuk  menikah dgn Yosef. Apabila orang sekitarnya tahu, bahwa dia mengandung tanpa memiliki suami, bisa jadi Maria akan  mati dirajam batu krn ketahuan hamil sebelum menikah. Tapi Maria percaya akan rencana Tuhan yang lebih besar dari pengertiannya sendiri. Dia berkata “Aku ini hamba Tuhan,  terjadilah menurut kehendakmu.”
Sikap Maria ini berbeda dgn orang Farisi dan Naaman, yang kemarin kita dengar. Namaan sempat menolak untuk melaksanakan perintah yang mudah sekalipun. Ia mau melakukannya setelah ada orang lain mendorongnya. Namun Maria, dengan segera menganggapi kepercayaan Tuhan itu, dan menaruh masa depannya di tangan Allah. Ia mendapat dorongan dari dalam batinnya sendiri yang kuat.
Bapa Suci Francis tahun lalu dalam pesta ini berkata bahwa Bunda Maria mengajar kita untuk hidup di dalam Roh Kudus sehingga kita bisa mengerti apa artinya menerima kabar Tuhan dalam hidup kita, dan bersedia melaksanakan perintah Allah. Semoga kita berani berkata seperti Maria, “terjadila padaku menurut kehendakMu”  Amin.

Mengakui Kelemahan-kelemahan diri

Posted by admin on March 24, 2014
Posted in Podcast 

skinny_scrawny_weightlifter_struggling_to_lift_barbells_0515-1103-1504-4315_SMU

Ketaatan membawa penyembuhan

Posted by admin on March 24, 2014
Posted in renungan 

Bacaan Rohani  hari ini:  

Salah satu kisah indah dari Perjanjian Lama yang tak boleh dilewatkan

1.    Tenangkanlah pikiran dan hati dan berkata, “Tuhan perkenankanlah hambamu membaca sabdaMu, dan bukahalah budi dan hatiku, supaya sabdaMu merasuk di batinku!”

2.      Bacalah kisah hingga kita tahu detail cerita

3.      Biarlah kisah itu sendiri yang berbicara pada kita hari dan menginspirasi hidup

2 Raja-Raja  5:1-14

  Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.   Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”  Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: “Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu.”  Maka jawab raja Aram: “Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel.” Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.  Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: “Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.” Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: “Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.” Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.” Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.  Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!  Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.”  Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.

Dalam masa perjalanan masa prapaskah ini, Tuhan mencoba menyapa dan membentuk kita. Kadang kala dengan caraNya yang unik atau bahkan kadang nggak enak atau sulit. 

Dalam bacaan pertama, Naaman panglima perang Aram mencari kesembuhan, tapi disuruh nabi Elisa nyemplung ke sungai Yordan 7 kali. Dia pertama nggak nurut karena masakan panglima koq di suruh nyemplung ke air kotor, tapi akhirnya ia lakukan juga.

Yesus memuji sikap Naaman, daripada sikap orang Farisi yg ‘not open’.

Bagaimana dgn sikap kita? Mari merenung?

 Berdoalah minta rahmat keterbukaan akan kehadiran Tuhan hari ini yg mungkin lewat orang-orang atau tugas-tugas sulit yg kita jumpai hari ini.

Translate »