Senin, 1 Juni 2020
Yoh 19:25-34
Satu hari setelah Hari Raya Pentakosta, Gereja memperingati Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Paus Fransiskus mempublikasikan peringatan ini pada tanggal 03 Maret 2018. Namun demikian pemahaman mengenai Santa Perawan Maria, Bunda Gereja sudah dituliskan dalam Lumen Gentium oleh Paulus VI pada tahun 1964. Bunda Maria sebagai Bunda Gereja dapat dipahami dalam kaitannya bahwa Yesus Kristus menyerahkan hidupNya bagi Gereja, umat Allah. Gereja adalah Tubuh Kristus sendiri. Oleh karena itu Bunda Maria, yang adalah Bunda Sang Penebus, menjadi Bunda Gereja, Bunda kita semua. Peneguhan Yesus mengenai Maria sebagai Bunda Gereja juga dapat kita temukan dalam Yoh 19:27, “kemudian kataNya kepada muridNya :’Inilah ibumu!’ Peringatan ini mengingatkan kita juga bahwa hidup kita sebagai seorang kristiani bersumber dari Misteri Salib Kristus, penyerahan diri Yesus yang kita kenangkan dalam Perayaan ekaristi dan Bunda Maria adalah Bunda dari Sang Penebus yang menyelamatkan umat manusia.
Panggilan Maria sebagai Bunda Allah tidak dapat dipisahkan dari misi Yesus sendiri. Dengan menjadi Bunda Penyelamat, Maria dianugerahi Roh Kudus untuk menjalankan panggilan itu. Ketaatan dan kerendahan hati Bunda Maria yang ia nyatakan dalam jawaban “YA” untuk melaksanakan kehendak Allah, menjadi sangat penting dalam sejarah keselamatan. Melalui teladan hidup Bunda Maria : kesetiaan, ketaatan dan kerendahan hati dalam menjalankan panggilan Allah, kita pun dipanggil untuk berjuang dalam menghidupi suatu nilai ketaatan, kesetiaan, kerendahan hati, kerelaan untuk berkorban dan berdaya tahan dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan. Oleh karena itu marilah kita memohon Rahmat Roh Kudus agar mampu taat dan setia dalam menghayati panggilan kita sebagai seorang kristiani.
“Allah Bapa yang ada di surga, Engkau telah mencurahkan Rahmat Roh KudusMu kepada kami semua melalui Kebangkitan PuteraMu Yesus Kristus. Bantulah kami untuk menghidupi Rahmat itu seturut teladan Bunda Maria, yang setia dan percaya kepada kehendakMu”


