Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

“Salam ya Bunda Maria”

Posted by admin on December 31, 2020
Posted in renungan 

Jumat Oktaf Natal, 1 Januari 2021 – Hari Raya Santa Maria Bunda Allah – Hari Perdamaian

Bacaan: Bil. 6:22-27; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21

Hari ini kita mengawali Tahun Baru 2021 dan kita membuka lembaran baru dalam perjalanan hidup kita. Kita sungguh bersyukur karena kita membuka Tahun 2021 ini dalam kesatuan dengan Bunda Maria, ibu kita yang tercinta. Sangat tepat kita memulai perjalanan tahun ini bersama Bunda Maria, karena dialah yang selalu mendampingi perjalanan kita semua, anak-anaknya yang dikasihinya. Bersama Sang Ibu, maka kita tidak perlu takut dan kawatir, karena Maria selalu akan menjaga dan mengingatkan kita ketika kita mulai berjalan kurang lurus. Tentu saja dari kita diperlukan sikap untuk selalu mendengarkan Sang Ibu dan bersedia dituntun olehnya. Maria mengetahui yang menjadi pergolakan dan kerinduan kita semua, seperti yang pernah dilakukannya dalam Perkawinan di Kana.

Sikap Maria yang taat dan setia kepada Tuhan, itulah yang telah menghantar dia menjadi seorang Hamba Tuhan dan sekaligus Bunda Allah. Kesediaannya untuk mengandung dari Roh Kudus, yang kemudian dilahirkannya sebagai Putera Allah, yakni Yesus Kristus. Maria disebut sebagai Bunda Allah, karena dia mengandung dan melahirkan Yesus Kristus, yang adalah Allah dan Manusia. Keistimewaan Bunda Maria ini bukanlah karena dia orang istimewa, namun karena Yesus yang boleh dikandungnya dan kesetiaan Bunda Maria dalam menerima panggilan Tuhan, mengandung, merawat dan selalu berada bersama Yesus, Puteranya. Selain ketaatannya, kita juga tahu bahwa Maria selalu membawa berbagai perkara, permasalahan hidup dan pergolakannya di dalam hatinya. Bunda Maria membawa semuanya itu ke hadapan Tuhan, merenungkannya dan menghadapinya dengan tenang. Hatinya sungguh penuh oleh kasih dan pemberian diri hingga akhir hidupnya. Maka Bunda Maria selalu hadir dalam ketenangan dan kesahajaannya yang selalu memancar dari pribadinya yang lembut.

Tuhan Yesus sudah memberikan Bunda Maria, BundaNya kepada kita semua, sehingga Maria adalah ibu kita semua, bahkan ibu seluruh umat manusia. Sungguh sebuah karunia yang indah dan istimewa karena kita mempunyai seorang ibu yang sangat perhatian kepada kita dan yang menjadi pembawa doa, permohonan dan pengharapan kita kepada Yesus, Puteranya. Oleh sebab itulah, marilah kita senantiasa membuka hati bagi sapaan Bunda Maria, ibu kita. Kita juga terus belajar menjadi pribadi yang taat, setia dan tenang dalam menghadapi berbagai pergolakan hidup ini. Sebagi anak-anak Allah dan putera-puteri Bunda Maria, janganlah kita kawatir dan ragu dalam melangkah, terutama di masa yang pernuh pergolakan ini, dengan berbagai pandemi kehidupan. Marilah melangkah dengan mantap dan dengan iman yang teguh seperti Bunda Maria dan kita buka lembaran Tahun 2021 ini dengan mengatakan, “KepadaMu ya Tuhan aku berserah diri, lindungilah aku dan jagalah aku selalu Bunda Maria yang tercinta”.

“Sabda menjadi Manusia”

Posted by admin on December 30, 2020
Posted in renungan 

Kamis Oktaf Natal, 31 Desember 2020

Bacaan: 1 Yoh. 2:18-21 Yoh. 1:1-18

Kita tiba di penghujung tahun 2020 dan lembarannya akan segera kita tutup dengan semua pengalaman yang telah terjadi selama perjalanan tahun ini. Seluruh pengalaman di tahun ini baiklah kita rangkum dengan ucapan syukur, karena Tuhan selalu menyertai dan memberikan yang terbaik kepada kita semua. Memang Tuhan tidak pernah berjanji bahwa semuanya akan selalu baik, tidak ada kesusahan, pandemi atau selalu akan sukses! Tuhan berjanji untuk selalu menyertai kita apapun situasi hidup kita, Tuhan selalu mencintai dan setia kepada kita. Cinta dan kesetiaan Tuhan itulah yang perlu selalu kita syukuri dalam kehidupan kita selama ini. Dengan bersyukur, maka kita akan semakin mengalami kasih dan karunia Tuhan yang terus melimpah di dalam kehidupan kita.

Santo Yohanes menulis dengan indah realita kasih Allah itu di dalam hidup kita di dalam Injilnya yang kita dengarkan pada hari ini. Yohanes membuka tulisannya ini dengan sebuah rangkuman yang sangat padat dan mendalam tentang kasih Allah yang tercurah bagi kita semua. Kasih Allah yang hadir di dalam Terang sejati untuk mengusir kegelapan hidup manusia yang tercemar oleh dosa. Kasih dan Terang itulah yang hadir di dalam diri Tuhan Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia. Inilah misteri Natal, yang selama hari-hari ini kita rayakan setiap hari. Sungguh luar biasa, Allah yang begitu Mahakuasa dan Mahatinggi, sekarang berkenan menjadi manusia yang begitu dekat bahkan tinggal bersama manusia. Inilah kecintaan Allah kepada kita bahkan dengan merendahkan DiriNya menjadi seorang manusia sederhana di antara semua manusia yang miskin dan menderita. Semuanya itu terjadi karena kasih Allah kepada manusia dan demi keselamatan kita semua.

Bagaimana dengan tanggapan dan penerimaan kita akan Kasih Allah dalam diri Yesus Kristus selama ini? Dalam Injil tadi dikatakan bahwa Ia datang kepada milikNya namun milikNya tidak menerimaNya alias menolakNya. Menolak Kasih berarti menolak Keselamatan yang ada di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Inilah realita yang terjadi sewaktu Yesus datang ke dunia dan ternyata masih juga terjadi di jaman kita sekarang ini. Oleh sesbab itulah kita semua disadarkan di penghujung tahun ini, bagaimana sikap dan penerimaan kita akan Tuhan Yesus Kristus selama ini, khususnya dalam tahun 2020 ini. Saatnya kita melihat diri kita masing-masing dan menyadari sikap hidup kita, terutama bagaimana kita menghidupi iman kita kepada Tuhan. Jangan biarkan diri kita semakin menjauh dari Tuhan dan Keselamatan, yang menjadi tujuan hidup kita. Saatnya sekarang ini kita menegaskan langkah supaya Tahun Baru 2021 yang sebentar lagi kita masuki, menjadi tahun yang pernuh berkat bagi kita. Marilah kita semakin membuka hati bagi Tuhan Yesus Kristus dan mencintaiNya secata total.   

Mohon Doa Untuk keselamatan Uskup Moses Chikwe

Posted by admin on December 29, 2020
Posted in news 

Mohon Doa untuk Bishop Moses Chikwe yang di culik oleh kawanan bersenjata di Nigeria . Beliau kami kenal dengan baik ketika berada di San Diego

https://www.vaticannews.va/en/church/news/2020-12/nigeria-bishop-owerri-kidnapped.html

“Bersyukur dan bersyukur”

Posted by admin on December 29, 2020
Posted in renungan 

Rabu Oktaf Natal, 30 Desember 2020

Bacaan: 1 Yoh. 2:12-17; Luk. 2:36-40

Hidup sebagai seorang janda dan lanjut usia bukanlah keadaan yang mudah, apalagi dalam kesendirian. Tidak jarang kita mendengarkan di dalam kehidupan setiap hari, keadaan seperti ini ingin dihindari dan seolah menjadi beban dalam hidup. Terkadang orang mengeluh dan bahkan sulit menerima realita seperti ini. Namun demikian tidak demikian yang kita lihat dalam pribadi Hana, yang dikisahkan dalam Injil pada hari ini. Usia Hana sudah 80 tahun dan ia sudah menjanda lama, karena ia hanya hidup selama 7 tahun bersama suaminya. Lebih banyak dalam kehidupannya dijalani sendiri, sebagai seorang janda hingga usianya yang lanjut. 

Selama bertahun-tahun Hana hidup sendiri namun ia tidak pernah merasa sendirian, itulah yang membuat dirinya berbeda dan bisa bertahan sampai usia yang tua. Hana mengisi hidupnya dengan berada dekat Tuhan bahkan tinggal di Rumah Tuhan, maka ia tidak pernah merasakan sendirian. Itulah kekuatan hidupnya yang membuat ia selalu bersyukur atas kehidupan yang Tuhan berikan kepadanya. Walaupun hidup sebagai janda dalam waktu yang lama, Hana menerimanya dengan penuh syukur, karena baginya hidup selalu terarah kepada Tuhan, apapun realita yang dialami. Usinya yang lanjut pun tidak membuat dia merasa lemah dan malas dalam berdoa dan bersyukur kepada Tuhan, karena ia selalu ingin memberikan yang terbaik kepada Tuhan, yakni dirinya sendiri.

Kedatangan Bayi Yesus di dalam Kenisah, yang dibawa oleh Maria dan Yosep, membuat hatinya begitu bahagia. Hana dapat melihat dan mengalami sendiri kehadiran Tuhan, yang selama ini menjadi kekuatannya, yang selalu ada bersama dia. Hati yang selalu terarah kepada Tuhan akan membawa sukacita dan ucapan syukur yang terus-menerus apapun situasi hidup kita. Hana telah mengingatkan kita semua akan betapa perlunya untuk selalu mengarahkan hati kepada Tuhan dan berada dekat dengan Tuhan. Walaupun kita mempunyai berbagai aktivitas dan pekerjaan, berbagai acara dan keluarga, namun kedekatan dengan Tuhan haruslah menjadi sumber kehidupan kita. Jika itu yang terjadi, maka kita akan selalu bersyukur kepada Tuhan untuk kehidupan kita setiap hati. Bersyukur bukan hanya Ketika mengalami yang menyenangkan dan baik, namun juga dalam situasi sedih dan kurang baik. Kita sekarang sedang hidup di tengah pandemi Covid-19 dan berbagai pandemi lainnya, namun kita tetap punya kekuatan, yakni kedekatan dengan Tuhan dan tidak menghalangi kita untuk terus bersyukur. Apakah berada dekat dengan Tuhan dalam doa dan hidup rohani serta selalu bersyukur sudah menjadi ritme kehidupan kita selama ini? jika belum, maka marilah kita mulai melakukannya.

“Pujian Simeon”

Posted by admin on December 28, 2020
Posted in renungan 

Selasa Oktaf Natal, 29 Desember 2020

Bacaan: 1 Yoh. 2:3-11; Luk. 2:22-35

Sebagai seoarng anak yang lahir dalam tradisi Yahudi, maka Yesus sebagai anak sulung lelaki harus dipersembahkan ke dalam Bait Allah, itulah yang dilakukan oleh Yosep dan Maria. Sebagai keluarga sederhana, maka mereka pun membawa persembahan sesuai dengan kemampuan mereka bagi pentahiran Kanak-Kanak Yesus. Semakin tampaklah ketaatan Maria dan Yosep dalam menjalankan hidup keagamaan mereka, itulah yang menjadi kekuatan dan kesetiaan mereka terhadap Tuhan. Kecintaan mereka terhadap Bayi Yesus juga menjadi nyata dengan sungguh merawatnya secara jasmani dan rohani.

Simeon yang pada saat itu juga berada di dalam Kenisah, sungguh kagum ketika melihat Maria dan Yosep datang dan membawa Yesus. Matanya tertuju kepada Yesus dan Roh Kudus menggerakkan hatinya sehingga kerinduannya selama ini menjadi kenyataan, yang telah lama dinantikannya. Simeon sangat rindu untuk menyambut Sang Penyelamat dan hanya itu saja kerinduannya, tidak ada yang lain. Dengan setia Simeon menanti dan penantiannya itu sekarang terwujud. Ia tidak hanya dapat melihat Sang Mesias, bahkan ia sendiri menatang, menimang Sang Bayi mungil, Simeon menyentuh sendiri Sang Penyelamat. Begitu bersukacitanya Simeon dan baginya segala sesuatu sudah selesai, kerinduan telah menjadi kenyataan, maka ia pun berkata bahwa ia siap untuk berpulang, karena ia telah melihat keselamatan itu. Ia memuji dan mengagungkan Tuhan, ia mengalami sukacita yang luar biasa.

Kisah hari ini menyadarkan kita semua, bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Sumber dan Tujuan hidup kita. Kesetiaan dengan perjuangan telah ditunjukkan dalam kehidupan Bunda Maria dan Bapa Yosep serta Simeon selama hidup mereka. Semuanya itu menunjukkan kekuatan iman mereka kepada Tuhan, Sang Penyelamat. Bagi kitapun di jaman ini, sikap kepercayaan, kesetiaan dan perjuangan untuk selalu setia kepada Tuhan yang mencintai kita, haruslah selalu menjadi sikap hidup kita. Arahkanlah selalu pandangan kita kepada Tuhan Yesus Kristus agar kita sungguh mengalami kehadiranNya yang meneguhkan. Semoga akhirnya kitapun dapat melambungkan pujian kepada Tuhan sebagai ucapan syukur karena mengalami kehadiranNya dan kita pun siap untuk meninggalkan dunia ini, tempat tinggal kita yang semetara.

Translate »