Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Main Hakim Sendiri

Posted by admin on September 30, 2014
Posted in renungan 

Hari Raya Peringatan Santo Hieronimus

Ayub 3: 1-3, 11-17, 20-23
Lukas 9:51-56

Pernahkah anda merasa begitu marah, begitu frustrasi terhadap orang lain sampai anda ingin berdoa supaya Tuhan memberi hukuman pada mereka? Atau anda berharap kalau lebih baik orang itu tidak pernah lahir? Mungkin seperti itulah perasaan murid Yesus, Yakobus dan Yohanes, dua bersaudara yang di Injil Markus disebut “anak guruh” karena mereka mudah kehilangan kesabaran. Ketika Yesus, sang guru yang mereka sanjung, ditolak di sebuah desa di Samaria, mereka langsung ingin desa itu binasa. Kadang bukan orang lain yang kita hakimi, melainkan kita sendiri. Karena suatu tindakan atau kejadian kita merasa begitu bersalah atau menderita sampai kita ingin lebih baik mati saja. Nabi Ayub dalam bacaan pertama juga turut merasa demikian. Penderitaannya begitu besar sampai dia berpikir lebih baik dia tidak pernah lahir ke dunia.

Dalam Injil kita lihat bahwa Yesus tidak menuruti permintaan Yakobus dan Yohanes, malahan Dia menegur mereka. Orang Samaria dalam masa itu adalah musuh bebuyutan orang Yahudi, mereka dianggap sesat dan menistai agama Yahudi yang “benar”. Tapi kita lihat dalam bab berikutnya di Injil Lukas, Yesus bukan menghakimi mereka tetap malahan memberi perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Dalam kisah Ayub, Tuhan senantiasa mendampinginya dalam segala penderitaanya. Pada akhirnya Tuhan berbicara pada Ayub dan memulihkan keadaannya.

Kardinal Walter Kasper dari Jerman baru-baru ini mengatakan bahwa Gereja tidak bisa hanya menghakimi, tapi harus pertama-tama mencoba mengerti dan kemudian mendampingi setiap orang. Fokus pikirannya adalah kerahiman atau kemurahan hati, suatu konsep yang sering dikemukakan oleh Paus Fransiskus. Terkadang orang yang membuat kita marah atau frustrasi susah kita pahami. Hal paling mudah adalah menghakimi mereka dan langsung memvonis mereka salah dan kita benar sehingga mereka patut dihukum.

Hari ini kita mengenang Santo Hieronimus. Hidup di abad keempat, Hieronimus terkenal dari karyanya Vulgate Latin, terjemahan Alkitab ke bahasa Latin yang dia terjemahkan langsung dari bahasa aslinya. Saat itu Perjanjian Lama dalam bahasa Latin adalah terjemahan dari “Septuaginta” yang artinya 70. Dalam sejarahnya, Septuaginta dianggap karya 70 ahli kitab Yahudi yang menterjemahkan kitab-kitab Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani. Hieronimus berpikir bahwa akan lebih akurat kalau dia menterjemahkan langsung dari versi Ibrani asli ke Latin. Hal ini membuatnya ditentang oleh banyak tokoh gereja, termasuk St. Agustinus, yang beranggapan bahwa versi Septuaginta adalah tradisi suci yang diinspirasi Roh Kudus lebih dari versi asli dalam bahasa Ibrani. Dalam prosesnya, Hieronimus dan Agustinus sempat berdebat panas tentang hal ini. Walaupun demikian, keduanya tetap berkomunikasi dan menghormati satu sama lain. Mereka tidak langsung menghakimi, tetapi mencoba mengerti pendapat masing-masing.

Hari ini baiklah kita berdoa pada Tuhan meminta rahmat untuk sabar dan bisa mengerti orang lain. Semoga kita bisa berjalan bersama mereka, walaupun jalan itu penuh batu dan lubang penderitaan dan kesalahpahaman. Seperti Ayub, semoga kita selalu diingatkan bahwa kita tidak sendiri, tapi Tuhan selalu menyertai perjalanan kita.

Melihat Hal-hal yang Jauh Lebih Besar

Posted by admin on September 29, 2014
Posted in renungan  | 4 Comments

Malaikat Agung Mikael, Gabriel, Rafael karya John Giuliani

Malaikat Agung Mikael, Gabriel, Rafael karya John Giuliani

Hari Raya Pesta Malaikat Agung Mikael, Gabriel, dan Rafael

Wahyu 12: 7-12
Yohanes 1: 47-51

Hari ini kita merayakan tiga malaikat yang dianggap agung dan kudus/santo oleh Gereja. Tradisi penghormatan kepada Santo Mikael sangat kuat dan sudah berjalan cukup lama dalam Gereja. Dari kitab Wahyu dalam bacaan hari ini diceritakan bagaimana Mikael menjadi semacam panglima yang memimpin bala surgawi memerangi sang naga dan pengikut-pengikutnya. Dalam tradisi selanjutnya, Mikael menjadi lambang kebaikan yang melawan kejahatan, yang membantu manusia mengalahkan setan. Dalam lukisan-lukisan di Eropa sering digambarkan Mikael memakai baju zirah dan pedang dengan seekor naga atau iblis di bawah kakinya. Tahun 1886, Paus Leo XIII menciptakan doa kepada St. Mikael untuk mohon perlindungan dari kekuatan setan, sebuah doa yang sangat terkenal dan sering digunakan oleh umat Katolik.

Nama Gabriel muncul dalam kitab Daniel and Yehezkiel dalam Perjanjian Lama, tapi tentu saja yang paling kita kenal adalah melalui Injil Lukas di mana Gabriel memberitakan kabar sukacita pada Maria tentang Yesus yang akan dikandungnya. Karena itu secara tradisi, Gabriel adalah malaikat yang menjadi perantara Tuhan untuk membawa kabar pada manusia. Nama Rafael hanya kita temukan di Alkitab di kitab Tobit, sebuah kitab Deuterokanonika (tidak ada dalam Alkitab versi Protestan pada umumnya). Di sini diceritakan bagaimana Rafael menemani perjalanan anak Tobit dan menyembuhkan Tobit dari kebutaan. Menurut tradisi selanjutnya, Rafael menjadi malaikat sang penyembuh, sesuai dengan arti namanya dalam bahasa Ibrani: “Tuhan menyembuhkan”

Peran para malaikat merupakan tradisi panjang dari jaman Yahudi kuno sampai Kristen masa kini. Bisa jadi tradisi ini sangat populer karena malaikat melambangkan hubungan atau koneksi antara manusia dengan Tuhan. Mereka adalah makhluk surgawi tapi bisa turun ke bumi untuk berinteraksi dengan kita. Tetapi dalam Alkitab sendiri tidak banyak cerita tentang malaikat. Dalam bacaan hari ini kita melihat sedikit cerita tentang St. Mikael dan penuturan Yesus tentang malaikat-malaikat yang “naik turun pada Anak Manusia”, yang tidak lain adalah Yesus sendiri.

Dari sekian banyak tradisi tentang malaikat, beberapa di antaranya yang mungkin sudah menjadi bagian dari kepercayaan pribadi kita (malaikat pelindung, malaikat di bahu kiri dan kanan yang mencatat perbuatan-perbuatan kita, malaikat yang melindungi kita dari kuasa setan, setelah mati kita naik ke surga menjadi malaikat dengan mendapat sayap dan “halo”, dsb.), bacaan hari ini mengingatkan kita kembali akan fokus iman kepercayaan kita. Kitab Wahyu memang menyebutkan Mikael dan para malaikat dalam peperangan melawan sang naga. Tapi bukan kekuatan mereka semata yang mengalahkan naga itu, melainkan dengan darah Anak Domba itu. Di Injil Yohanes, disebutkan para malaikat naik turun pada Sang Kristus.

Kristuslah sumber kekuatan kita. Para malaikat ada untuk melayani dia, membantu hidup kita di dunia ini. Dan kabar yang lebih menggembirakan lagi, Tuhan memilih menjadi manusia untuk menunjukkan kasihnya pada kita, bukan menjadi malaikat. Kita yang masuk dalam persekutuan kasihNya ikut bersatu dalam kemuliaanNya. Seperti yang dijanjikan Yesus pada Nathanael, kita pun akan melihat “hal-hal yang jauh lebih besar.” Semoga dengan perantaraan para malaikatNya, kita sungguh dapat melihat “hal-hal yang besar itu” di dunia ini, yaitu karya kasih Tuhan yang terus bekerja di dunia yang seringkali nampak kehilangan harapan dan kebaikan. Jika kita bisa melihat bagaimana Tuhan berkarya dan senantiasa memberkati manusia dan semua ciptaanNya, maka kitapun dapat ikut berpartsipasi dalam karya penyelamatan Allah, sebagai tubuh Kristus yang melawan kejahatan, membawa kabar baik, dan menyembuhkan di dunia ini.

Catatan tentang gambar: Romo John Giuliani menghabiskan banyak waktu dengan orang Indian di Amerika dan terinspirasi untuk membuat “ikon” Kristiani dengan gaya Indian lainnya. Karya-karyanya dapat dilihat di http://www.bridgebuilding.com/catalog/jg1.html

Radio

Posted by admin on September 29, 2014
Posted in Kesaksian 

Suatu malam ketika saya mendengarkan Radio di dalam mobil, (kami tidak mepunyai radio di rumah) , istri saya mengatakan , kita tidak punya Radio di dalam rumah , sehingga kalau hendak mendengarkan Radio, harus ke garasi .., apakah tidak sebaiknya kita cari Radio kecil saja , sehingga bisa didengarkan di dalam rumah?

Hari telah larut malam , kira2 jam 8 malam , dan saya pun mengatakan , mari kita cari radio kecil , kan masih jam 8 malam, (dengan asumsi toko masih buka).

Pergilah kami berdua ke toko elektronik dekat rumah, dengan tujuan mencari radio kecil untuk dipakai dirumah. Hari itu , hari minggu akhir bulan , uang sudah menipis , namun masih bersisa untuk menyambung hidup hingga akhir bulan.

Ditengah perjalanan , terpintaslah di pandangan kita berdua , sesosok wanita (usia muda) yang berpakaian sederhana namun rapi , memakai topi dan sarung tangan, mengais tong sampah. Bertanya2lah kami berdua, “Apa yang dia cari, mungkin ada barang yang hilang?…”, sambil meneruskan perjalanan kami ketoko yang dituju.

Toko yang kami tuju ternyata tutup jam 8 malam , maka kami berdua merencanakan kembali kerumah, tetapi kembali tertegun dengan wanita yang kami jumpai tadi.

Kami berdua kembali ketempat wanita yang kami jumpai dalam perjalanan tadi, sambil ingin tahu apakah gerangan yang dia cari. Istriku menyempatkan berdialog dengan wanita tersebut, yang ternyata wanita tersebut bernama Christine, tunawisma dan mencari barang2 bekas unutk sesuap nasi, menyambung hidupnya , umur wanita tersebut kira2 20-30 tahun .

Entah apa yang menggerakan hati kami berdua , untuk mengulurkan uang sebagai penyambung hidup dia, sambil memberikan saran untuk lebih dekat denga Tuhan , berdoa …

Sepulang dari pertemuan itu, kami berdua berdiskusi , bukankan sepertinya Tuhan menyuruh kami berdua untuk melewati Wanita tersebut menuju ke Toko Radio yang sudah tutup , lewat alunan lagu ??, Suatu kebahagiaan yang tak terlewatkan , bahwa kami berdua peka akan panggilan Tuhan untuk membantu sesama , meskipun tidak sempat memiliki Radio… Radio telah disiapkan Tuhan didalam hati kita semua .

Semoga pengalaman kami berdua , mendengarkan Radio yang ada dalam hati kita , membuat kita peka akan suaraNya…

Tuhan memberkati kita semua…

Kiriman seseorang yang tidak mau disebutkan namanya

Pribadi yang rendah hati

Posted by admin on September 28, 2014
Posted in Podcast 

JesusAndchildren.250w.tn

Prince of Peace Abbey

Posted by admin on September 27, 2014
Posted in videocast  | 1 Comment

Translate ยป