Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

RENUNGAN 13 NOVEMBER 2025

Posted by admin on November 12, 2025
Posted in renungan  | No Comments yet, please leave one

LUKAS 17:20-25

Kerajaan Allah adalah Allah hadir memerintah dan memimpin sebagai raja/gembala atas bumi dan segala isinya. Allah datang dan sungguh hadir dalam diri Putera-Nya. Kehadiran Yesus dan segala mukjizat yang dibuat-Nya bagi orang berdosa, lemah, kecil, sakit, tersingkir adalah tanda-tanda Kerajaan Allah sedang hadir di bumi ini untuk mengalahkan segala kuasa kejahatan. Kata-kata yang diucapkan Yesus dalam pengajaran dan pewartaan adalah undangan bagi semua orang untuk mendengarkan Dia dan percaya kepada-Nya, serta mengajak orang bertobat menyadari segala kesalahan dan dosa-dosa pribadi. 

Kerajaan Allah hadir dalam wujud rohani. Di manapun ada kasih damai dan sukacita, keadilan dan perdamaian, pertobatan, pengampunan dan penyembuhan, maka disitulah hadir Allah sebagai raja yang memimpin. Kerajaan Allah pertama dan utama hadir dan lahir muncul di dalam keluarga.

Banyak orang mencari dan memaknai Kerajaan Allah ada di luar dirinya, di luar keluarganya. Ia mencarinya dengan berbagai aktivitas di komunitas kristiani atau di berbagai organisasi. Ia lupa dan mengabaikan orang-orang yang hidup bersama dengannya di dalam keluarga.  Orang-orang seperti ini hendaknya segera bertobat dan kembali ke keluarga. Di dalam keluarga sesungguhnya Kerajaan Allah dimulai lahir dan hadir baginya. Di dalam keluarga, Allah meraja dan memimpin setiap orang, agar hati dan jiwanya terbuka untuk memperhatikan, merawat dan memberikan hidup setiap anggota keluarga. Di dalam keluarga setiap orang belajar mendengarkan, mengampuni dan mengasihi secara total.

Setiap orang membutuhkan kehadiran saudara dan saudarinya. Bertindak bijaksana dalam membagi waktu dan memberikan perhatian satu dengan lainnya. Oleh karena itu, kebijaksanaan Ilahi sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam bersikap dan berperilaku menghadirkan Kerajaan Allah. Kebijaksaan adalah milik Allah. Kita mohon pada Allah agar diberi rahmat kebijaksanaan-Nya untuk ikut menghadirkan Kerajaan Allah.

Kapankah Kerajaan Allah hadir? Pertanyaan itu sama seperti pertanyaan orang Farisi. Orang Farisi bertanya kapan Kerajaan Allah akan datang. Mereka mengharapkan tanda-tanda besar seperti yang dapat dilihat di langit. Namun, Yesus menjawab bahwa Kerajaan Allah tidak dapat diamati dengan cara seperti itu; “Sebab, ketahuilah, Kerajaan Allah ada di antara kamu”. Kerajaan Allah datang dan hadir tanpa tanda-tanda fisik. Setiap orang perlu mengundang Allah untuk hadir dalam hidupnya masing-masing, dan mohon agar Allah sendirilah yang meraja di dalam hidupnya.

Hadir bersama mereka yang lemah, kecil, tersingkir dan terasing, difabel dan berbuat kasih, kebaikan, damai Sejahtera, keadilan dan perdamaian adalah wujud dari menghadirkan Kerajaan Allah. Mari kita menjadi orang bijaksana dalam menghadirkan Allah dan segala kebaikan-Nya. Tuhan memberkati keluarga. (rm. Medyanto, o.carm)

Rasa syukur meringankan langkah kita

Posted by admin on November 11, 2025
Posted in Podcast  | No Comments yet, please leave one

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Aku hanya melakukan segala kewajibanku

Posted by admin on November 10, 2025
Posted in Podcast  | No Comments yet, please leave one

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Pelayan Sejati

Posted by admin on November 10, 2025
Posted in renungan  | No Comments yet, please leave one

RP Hugo Susdiyanto O.Carm

PW St. Martinus dari Tours

Luk 17:7-10

Selasa, 11 November 2026

Adanya harapan tanda ada kehidupan, tiadanya harapan berarti hilangnya kehidupan. Karenanya jangan pernag kehilangan pengharapan. Pengharapan tidak pernah mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita [Rm 5:5].

Pada zaman Yesus, terdapat aneka ragam harapan akan Mesias: ada yang mengharapkan seorang Raja Mesias [Luk. 15:9, 32], seorang Mesias Kudus [Imam Besar](Mrk.1:24), seorang Mesias Prajurit [Luk. 23:5; Mrk. 15:6; 13:6-8], seorang Mesias Tabib [Yoh. 4:25; Mrk. 1:22, 27], seorang Mesias Hakim [Luk. 3:5-9; Mrk. 1:8], seorang Mesias Nabi [Mrk. 6:4; 14:65]. Intinya semua orang mengharapkan sesuatu yang besar. Hanya kelompok anawim [Maria, Zakaria, Elizabeth], yang mengharapkan seorang Mesias yang Melayani (Yes 42:1; 49:3; 52:13). Pernyataan iman Maria, “Aku ini hamba Tuhan! Terjadilah padaku menurut perkataanmu”[Luk 1:38] kiranya ikut membentuk manusia Yesus yang selalu siap melayani, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani”(Mrk 10:45). Melayani yang dimaksudkan Yesus bukan terjadi sesekali, melainkan berlangsung terus-menerus, tanpa henti, tanpa pamrih. Spiritualitas hamba, pelayanan  tanpa pamrih dihayati dalam Gereja Perdana [Kis 2:41-47; 4:32-37]. Rasanya di tubuh Gereja modern spritualitas hamba, pelayanan tanpa pamrih ini semakin pudar.

Ada ungkapan dalam bahasa Latin “obidientia sicut cadaver”, artinya taat seperti mayat. Mayat adalah lambang ketiadaan, pengosongan diri, penyerahan total kepada Allah. Inilah iman sejati, spiritualitas “Hamba yang tidak berguna”. Semangat iman seperti ini tumbuh subur di kalangan Gereja Perdana. Sementara di jaman ini, semangat iman, spiritualitas “Hamba yang tidak berguna” telah berubah menjadi iman yang transaksional. Apa keuntungan yang saya dapatkan dengan ber-Ekaristi, melayani sesama, berlingkungan/stasi. Mari kita berupaya menghayati semangat Gereja Perdana, spiritualitas hamba. Iman sejati bukan yang kita pikirkan, melainkan yang kita laksanakan, maka kita perlu memohon kepada Tuhan bukan hanya tambahkalah iman kami, tetapi tumbuhkanlah iman sejati kami. Dengan iman sejati, kita dimampukan untuk saling melayani.

Kita diminta sabar dan suka memaafkan

Posted by admin on November 9, 2025
Posted in Podcast  | No Comments yet, please leave one

Rm Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Translate »