Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

KEDATANGAN TUHAN

Posted by admin on August 31, 2023
Posted in renungan 

Jumat, 1 September 2023



Matius 25: 1-13

Tuhan Yesus mendorong kepada murid-Nya untuk bertindak bijaksana. Kebijaksanaan bersumber dari hati dan budi yang terarah kepada Allah sebagai tujuan hidup mereka. Dengan demikian, ketika seseorang berpikir dan bertindak mulai dan dari apa yang dipikirkan dan yang dikehendaki Allah maka ia akan bersikap dan bertindak Bijaksana. Apa yang dikehendaki Allah adalah agar semua orang hidup dalam kebaikan, sebenaran, keadilan dan percaya bahwa Allah yang Maha Baik telah turun ke dunia dan menebus dosa-dosa manusia melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Dengan demikian ketika menerima dan percaya kepada Yesus Kristus, maka mereka menerima pengampunan dan keselamatan. Dengan demikian, Allah menghendaki agar semua orang percaya kepada Kristus Tuhan. “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”(Yoh 6:40).

Oleh karena itu, perjalanan hidup manusia di dunia bukan berarti hidup tanpa tujuan, bukan pula hidup dengan dikendalikan oleh keinginan-keinginan manusia/dunia yang fana, namun hidup manusia yang Bijaksana adalah hidup yang memiliki Tujuan yang dikendalikan oleh Allah sendiri menuju Kerajaan-Nya yang kekal. “Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.  Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.”(Mat 25:8-10).

Dengan demikian, setiap murid Kristus dianugerahi kesempatan di dunia ini sebagai masa persiapan dengan mengisinya dengan hal-hal yang baik dan bijak, untuk menyonsong kedatangan Hari dimana semua umat manusia harus kembali kepada Allah Bapa Pencipta-Nya dan Yesus Kristus yang datang untuk menjemput dan menghantar mereka kepada Bapa-Nya, dimana tidak ada yang tahu kapan dan saat-Nya Dia datang, kecuali Allah sendiri. “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”(Mat 25:13).

Didik, CM 

MELIHAT MASA DEPAN

Posted by admin on August 31, 2023
Posted in renungan 

Kamis, 31 Agustus 2023



Matius 24:42-51

Yesus mengingatkan kembali kepada para murid-Nya untuk berjaga-jaga, sebab semua orang tidak tahu kapan Tuhan memanggil mereka. “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”(Mat 24:42).  Bagaimana caranya agar seseorang bisa berjaga-jaga? Caranya adalah dengan melihat masa depan dan menyadari bahwa hidup tidak berjalan mundur, akan tetapi berjalan maju menuju suatu titik (kematian fisik) dimana orang akan beralih dari hidup di dunia pada hidup yang kekal. Dengan demikian, mereka akan lebih menyiapkan diri dengan melakukan hal-hal yang baik untuk memasuki kehidupan kekal tersebut. Oleh karena itu, jika mereka tidak melihat masa depan, mereka tidak akan melihat harapan yaitu keselamatan dan tidak akan menyiapkan diri untuk menerima harapan tersebut (keselamatan).

Dengan demikian, bagi murid-murid Kristus, mereka diajak untuk mengarahkan hati dan hidupnya kepada Allah yang telah hadir memberikan jaminan akan harapan keselamatan tersebut di dalam diri Yesus Kristus Putera-Nya. Dia adalah yang Sulung/Pertama, yang telah bangkit, yang telah mengalahkan kematian, dan yang telah mendahului semua umat manusia masuk dalam persatuan dangan Allah Bapa di Surga, sehingga Dia bisa mengatakan bahwa melalui Dia semua orang akan sampai kepada Bapa. “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”(Yoh 14:6).

Oleh karena itu, setiap murid Kristus bisa bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya benar-benar telah menerima dan percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan menyelamat?” Semakin dekat relasi seseorang dengan Kristus, maka semakin dekat pula mereka dengan keselamatan. ”  Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”  Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”(Luk 23:42-43).

Didik, CM 

BERSYUKUR ATAS PANGGILAN TUHAN

Posted by admin on August 30, 2023
Posted in renungan 

Rabu, 30 Agustus 2023



Matius 23:27-32

Yesus mengajak kepada para murid-Nya untuk belajar bersyukur atas panggilan mereka sebagai murid-murid-Nya. Mengapa? Karena mereka telah diangkat menjadi anak Allah dan dipercaya untuk mewartakan Allah yang Maha Baik dan Peduli. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”(Yoh 15:16). Dengan demikian panggilan menjadi murid Kristus adalah anugerah yang berharga.

Oleh karena itu setiap orang yang telah dipilih-Nya sudah selayaknya mengucap syukur dan mewujudnyatakan syukur tersebut dengan cara hidup sejalan dengan panggilan mereka sebagai anak-anak Allah (Terang). “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,”(Efesus 5:8-9). Dengan demikian mereka dipercaya untuk mengemban tanggung jawab untuk menghadirkan Kerajaan Allah dengan bertindak baik, benar, dan adil untuk kemuliaan Allah bukan untuk kemuliaan diri sendiri.

Dengan demikian, Yesus mengharapkan kepada para murid-Nya tidak melupakan anugerah Allah yang begitu mulia tersebut. Sebab ada bahaya jika mereka mengabaikan panggilan mereka sebagai anak-anak terang, maka mereka akan mudah terbawa arus mengikuti pola hidup yang lebih mengutamakan kesenangan pribadi dan berpura-pura baik demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan yang bukan sejalan dengan kehendak Allah. “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”(Mat 23:28).

Didik, CM 

TUHAN BERKATA, ” APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU?”

Posted by admin on August 29, 2023
Posted in renungan 

Selasa, 29 Agustus 2023


Markus 6:17-29

Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian hidup yang konkrit sebagai orang yang setia kepada kehendak Allah (iman).  Dalam hidupnya, Yohanes pembaptis setia berdiri diatas kebenaran dan keadilan sekalipun berhadapan dengan penguasa atau raja (Herodes).  “…Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.”(Mrk 6:20).

Dengan demikian, lewat kesaksian Yohanes pembaptis, setiap murid Kristus diajak dan didorong untuk lebih berani memberi kesaksian hidup sebagai Murid Kristus dengan bertindak baik, benar dan adil, walaupun harus menghadapi resiko ditolak dan dimusuhi oleh sebagian orang. Oleh karena itu, jika mereka harus menghadapi hal-hal yang demikian (ditolak, dibicarakan, dan dimusuhi), maka mereka tidak perlu heran dan kaget karena hal-hal dialami oleh semua orang benar yang setia kepada Tuhan Yesus. “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.”(Yoh 15:18). Justru ketika semua tampak lancar , hal itu belum tentu mencerminkan kepribadian seorang murid Kristus, jika mereka mendiamkan dan membiarkan ketidak-adilan terjadi disekitarnya, karena mereka menghindari resiko-resiko diatas.

Dengan demikian untuk bisa mengikuti Kristus diperlukan keberanian,  keteguhan hati dan kehendak yang kuat, agar bisa mengatasi perasaan takut dan ragu-ragu untuk menegakkan yang benar dan yang adil.  Kekuatan utama yang mendorong mereka terutama karen kecintaan mereka kepada Allah. Oleh karena itu relasi pribadi dengan Tuhan Yesus menjadi fondasi hidup bagi masing-masing murid Kristus. “Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”(Yoh 21:17)

Didik, CM 

Pope: Leader and Father

Posted by Romo Valentinus Bayuhadi Ruseno OP on August 26, 2023
Posted in renungan  | Tagged With: , ,

21st Sunday in Ordinary Time [A]
August 27, 2023
Matthew 16:13-20

The Catholic Church is known for her distinctive features and teachings, like belief in the Holy Trinity, the real presence of Jesus Christ in the Eucharist, the Bible as the written Word of God, and the veneration of the Blessed Virgin Mary and other saints. Yet, one feature stands out because it is not only teachings, things, or rites but a living person. This is the Pope. Most of the earth’s population arguably recognizes modern-day popes, like St. John Paul II, Benedict XVI, and Francis. What are the roles of the pope? Why is the pope central to the Catholic Church?

Indeed, I cannot do justice here. I want to focus on the pope as our leader and father. Every human community needs leaders, and this includes the Catholic Church. While it is true that the real founder and head of the Catholic Church is Jesus Christ, He entrusted the role of leading and shepherding to man and his successors. This is why Jesus gave Peter the keys to the Kingdom of Heaven. Why keys? Our first reading provides us with the answer [Is 22:19-23]. Here, through the prophet Isaiah, the Lord appointed Eliakim, son of Hilkiah, as the master of the palace. This was the highest position in the Kingdom, just second to the king himself. We can liken him to Prime Minister, who takes charge on the king’s behalf. How do we know that he is the master of the palace? He has the key to the house of David. Thus, like Eliakim, Peter received the keys to the Kingdom. Therefore, he is the master of the palace of Jesus Christ.

Then, why do we call the leader of the Catholic Church as Pope? The word pope comes from the Latin’ Papa,’ meaning ‘father.’ Then, why do we call him ‘father’ or ‘Papa’? Again, the answer goes back to the Old Testament, to Eliakim. As the master of the palace, Eliakim shall be the father to the inhabitants of Jerusalem. Therefore, like Eliakim, Peter shall be the father to the inhabitants of the Kingdom. While the leadership role is often clearly defined, the role of a father is often misunderstood. A father is a head figure in the family. Thus, Catholic Church is not only an organization but fundamentally a family.

A father protects and provides for his family. Thus, the pope is responsible for protecting the faithful from dangers, especially spiritual threats like false doctrines. He also provides for our spiritual needs, like Eucharist, prayers, and exhortations. Father is also a man who educates and disciplines his children. Therefore, the pope is expected to raise us in true faith and correct us if we begin to go astray. Indeed, a pope cannot take care of us individually. Still, he can lead and educate us through his representatives, especially bishops and parish priests.

One more thing that we must never forget is that the pope is also a frail human. We see Peter, who kept failing, then we may encounter some popes who do not meet our expectations. Indeed, it must be a difficult situation for the Church, but all the more, we need to pray for our leader and father.

Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

Translate »