Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Kebangkitan

Posted by admin on May 31, 2016
Posted in renungan 

Jesus-Said-To-Her-I-am-The-Resurrection-And-The-lIfe-Bible-Quote  (1)(1)

2Tim 1:1-3, 6-12

Markus 12:8-27

 

Orang-orang Saduki menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang kebangkitan. Mereka mengandaikan perkawinan levirate di mana ada tujuh bersaudara berturut-turut kawin dengan seorang perempuan, masing-masing mati tanpa anak. Akhirnya perempuan itu pun mati.

Dalam kitab Tobit kisah tentang perkawinan levirate seperti ini dialami juga oleh Sarah yang kawin dengan tujuh bersaudara tapi semuanya selalu mengalami nasib sama yakni mati saat malam perkawinan. (Kendati Tobit, suami yang berikut, luput dari terkaman Asmodeus, berkat bau ikan dan bantuan malaikat Rafael).

 

Di surga, siapa yang menjadi suami dari janda tanpa anak itu? Pertama-tama Yesus memberikan bukti biblis dalam kisah tentang semak bernyala dan merujuk eksistensi Allah yang bagi orang Yahudi dikenal sebagai Allah Abraham, Isak dan Yakub. Jika Allah mendeklarasikan diri-Nya demikian maka Allah sendiri menjamin kebangkitan dan kekekalan hidup mereka. Kedua, Yesus mengatakan hidup setelah mati bukan sekadar repetisi abadi dari masa kini. Semuanya berubah. Relasi-relasi kekeluargaan, termasuk perkawinan, ditransformasi. Yesus dengan keras menolak keyakinan sesat aliran anti kebangkitan tetapi menegaskan makna dan arti hidup yang sesungguhnya bahwa mereka yang dianugerahkan kebangkitan dan hidup abadi akan mengalaminya bersama Allah dan dipanggil anak-anak Allah, seperti para malaikat di surga.

 

Pesan injil bagi kita yakni kita dipanggil untuk hidup sebagai putra-putri yang beriman akan kebangkitan Kristus: “I am the resurrection and the life; whoever believes in me, even if he dies, will live, and everyone who lives and believes in me will never die” (Yoh 11:25). Tuhan yang bangkit adalah jaminan kebangkitan badan dan hidup kekal. Janji keselamatan ini juga harusnya membantu kita menghayati panggilan hidup kita masing-masing entah dalam hidup berkeluarga oleh ikatan suci perkawinan maupun yang tidak berkeluarga oleh ketaatan akan kaul-kaul dalam hidup religius demi kemuliaan Allah dan kebaikan satu sama lain.

 

Kunjungan Maria kepada Elizabet, Allah Berbelas Kasih

Posted by admin on May 31, 2016
Posted in renungan 

Zep 3:14-18a
Luk 1:39-56
Salah satu episode kedatangan Yesus adalah kisah tentang kunjungan Bunda Maria kepada sepupunya Elizabet.
Kunjungan ini didorong oleh Roh Kudus yang melalui kabar malaekat memberitahukan tentang Elizabet, sepupunya yang sudah berumur dan mandul tetapi kini mengandung seorang bayi yang kelak dinamai Yohanes Pembatist. Kunjungan ini menandai misteri awal perjumpaan tak langsung antara Yesus dan Yohanes yang kemudian akan terkenal sebagai pembuka jalan, foreruner, bagi kedatangan Putra Allah itu.
Kunjungan Perawan Maria kepada Elizabet sungguh merupakan peristiwa sukacita dan rahmat iman yang memenuhi hati kedua wanita ini. “Ketika Elizabet mendengar salam Maria, anak dalam rahimnya melonjak kegirangan.”
Salam yang datang dari Maria mengalir dari kedalaman batin yang sudah dikuasai oleh Roh Kudus sehingga ketika terdengar oleh Elizabet membangkitkan kegembiraan besar dalam diri bayi yang melonjak kegirangan.
Maria adalah wanita yang terberkati. Banyak rahmat dalam dirinya. Elizabet merasakan berkat yang ada dalam diri wanita muda ini dan sekarang memenuhi seisi rumahnya. Rahmat Allah dalam diri Maria mendorong Elizabet untuk bertanya tentang siapakah dia sehingga “ibu Tuhan” datang mengunjunginya. Rahmat membantu manusia untuk terbuka kepada rencana dan kasih Allah.
Maria yang sudah dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus terus membagikan misteri kehadiran Allah dengan kata-katanya ini:
“Sebab ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.” (48-49)
Maria dalam seluruh Magnifikatnya sungguh merefleksikan kedalaman dan kekuatan imannya akan Allah. Hal ini diungkapkannya ketika menyebut Abraham dan segala keturunannya sebagai sebuah janji keselamatan yang akan dipenuhi oleh Allah sendiri. Janji keselamatan ini diungkapkan Elizabet ketika berkata: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”
Wajah Allah yang rahim, penuh belas kasih adalah sumber keselamatan yang datang melalui rahim seorang wanita, Maria. Allah berkenan hadir di tengah umat-Nya melalui peristiwa inkarnasi. Allah mengambil daging dan bertumbuh dalam kesederhanaan dan kemuliaan Perempuan yang dipilih oleh Allah sendiri.
Semoga Allah yang dikandung dalam Rahim Bunda Tak Bernoda, menyucikan dan menguduskan, menyembuhkan batin manusia yang ternoda, terluka…
Syukur kepadamu Bunda yang mengandung dan membawa Wajah Allah Yang Rahim ke dalam hatiku dan hati semua yang percaya akan kuasa dan belas kasih Allah dalam dirimu. Amen!

IPVS di Redemptor Mundi Church Surabaya

Posted by admin on May 31, 2016
Posted in news 

073cbac7d6eaaf90e2ee37eb33ec3b7c

Foto dokumentasi kunjungan IPVS ke Indonesia 2016

Posted by admin on May 30, 2016
Posted in news 

Foto akan kami update setiap saat, silahkan click link diatas

Pertobatan radikal

Posted by admin on May 30, 2016
Posted in renungan 

 
2Petrus 1:2-7
Markus 12:1-12
Cara para penggarap kebun anggur memperlakukan utusan-utusan Allah sungguh berbeda dengan apa yang direncanakan dan dikehendaki pemilik kebun anggur itu sendiri.
Allah adalah pemilik kebun anggur. Kebun anggur adalah bangsa Israel yang dipilih dan dibentuk oleh Allah sendiri. Para pemimpin agama, yakni orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat adalah pengurus kebun anggur. Tugas mereka adalah merawat, memelihara, melindungi anak-anak Israel agar bertumbuh menjadi bangsa yang setia dan benar di hadapan Tuhan.
Yang terjadi dengan para pengurus kebun adalah mereka memperlakukan anak-anak Israel menurut pikiran dan kehendak hati mereka yang busuk: memukul dan menganiaya setiap utusan Tuhan yang datang untuk melihat dan mengamati apa yang terjadi dengan kebun anggur yang disewakan itu. Beberapa kali Tuhan mengutus hamba-hamba-Nya. Akan tetapi mereka diperlakukan dengan cara yang sama, yakni dianiaya dan diusir keluar dari kebun anggur itu. Akhirnya, Allah sendiri mengutus anak-Nya sendiri. Tidak beda. Hal yang sama terjadi, tidak dihiraukan. Malah mau membunuhnya juga, apalagi  ia pemilik warisan sesungguhnya.
Perumpamaan Yesus tentang kebun anggur menunjukkan kepada kita tentang jalan berpikir manusia yang sesat, diwakili oleh para penjaga kebun anggur,  berlawanan dengan kehendak Tuhan sendiri. Kehendak Tuhan ialah kebaikan dan kesejahteraan bagi manusia dan ciptaan seluruhnya.
Kesesatan berpikir manusia dalam menanggapi rencana keselamatan Allah hanya dapat dipulihkan melalui jalan pertobatan, pertobatan yang radikal. Manusia harus bertobat dari egoismenya sendiri: nalar sesat, keinginan berlebihan untuk mengambil dan memiliki segala sesuatu, bahkan apa yang bukan kepunyaannya, dan tidak mungkin menjadi miliknya: seluruh isi kebun anggur Tuhan. (Dosa terbesar, mematikan: mau menjadikan diri, menggantikan, melawan Tuhan). Kerakusan akan harta dan kuasa tak terkontrol menimbulkan disintegrasi dalam diri manusia. Manusia kehilangan kepercayaan, relasi, dan arah hidup, terpecah di antara jalan menuju Allah atau semakin menjauhi Allah, mengikuti keinginan sendiri. Amarah, benci, iri hati, pembunuhan, adalah karakter keterpisahan diri dari Allah dan sesama. Manusia tersiksa oleh jalan pikirannya sendiri.
Yesus mengantisipasi keterpisahan total manusia dengan Allah, hell, salah satunya melalui perumpamaan ini. Wajah Allah yang kudus, rahim, dan berbelas kasih, adalah radikalisme Injil, antitese hati manusia yang jahat. Yesus menyebut dirinya sebagai batu yang terbuang, tidak dipilih oleh tukang-tukang bangunan, tapi dipilih oleh Allah, menjadi batu sendi. Yang terpisah dan tercerai-berai, anak-anak Allah yang terbuang, dipanggil dan dilekatkannya kembali satu sama lain. Semua sakramen dalam Gereja, adalah sarana-sarana, rahmat yang dianugerahkan Allah untuk pemulihan, sarana kekudusan dan keselamatan agar manusia hidup dan berbuah dalam kelimpahan, bersatu kembali dengan pencipta, Allahnya sendiri. Semoga!
Translate »