Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Sabtu, 1 April 2017

Posted by admin on March 31, 2017
Posted in renungan 

Sabtu, 1 April 2017

 

Yer 11:18-20

Yoh 7:40-53

 

Yesus Kristus hadir untuk menyelamatkan manusia. Banyak orang percaya kepada Yesus dan mereka mengalami kesembuhan dan keselamatan. Namun orang-orang Farisi dan tua-tua Yahudi berusaha menolak dan menganiaya Yesus.  Ditengah-tengah orang Farisi muncul Nikodemus memiliki kesadaran dan tidak mengikuti pola pikiran mereka yang penuh dengan kebencian.  Nikodemus berani membela Yesus dihadapan para tokoh dan pimpinan orang Yahudi. Sekalipun ditentang oleh teman-temannya, namun kesaksian Nikodimus menjadi sesuatu yang penting untuk memberi kesadaran bagi orang-orang Yahudi yang selama ini menolak Yesus.

Kebenaran harus ditegakkan, Nikodemus berusaha untuk menegakkan kebenaran.  Keberanian Nikodemus menjadi inspirasi bagi kita untuk melakukan hal yang sama ditengah-tengah masyarakat. Banyak orang tahu akan ketidak-beresan disekitarnya, namun banyak orang tidak tergerak dan tidak peduli akan hal itu. Seringkali yang dipikirkan adalah keselamatan diri-sendiri. Asalkan tidak menganggu kepentingannya, maka sering kali orang acuh tak acung dengan lingkungan sekitarnya. Apakah masih ada orang yang “gelisah” melihat lingkungan nya tidak beres?

Di jaman ini dibutuhkan pribadi-pribadi yang berani berkurban dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Sebagai murid Kristus kita dipanggil untuk mempelopori perjuangan membela kebenaran. Untuk bisa melakukan hal tersebut maka  dibutuhkan kepekaan dan keberanian. Dengan demikian tidak cukup orang hanya mengeluh dengan situasi disekitarnya.  Perubahan terjadi jika orang mau bertindak dan berbuat demi nilai dan cita-cita yang diperjuangkan. Iman tanpa perbuatan adalah “omong kosong”. Oleh karena itu lebih baik mulai dari diri sendiri bersikap adil dan benar, agar kita berani melalukan hal yang lebih besar membela kaum yang lemah dan menegakkan kebenaran dalam masyarakat.

 

Marilah berdoa,

 

Allah yang Maha Kasih, kuatkalah kami dalam berjuang menjadi saksi-saksi Mu di tengah masyarakat. Semoga kami berani untuk berjuang membela kaum yang lemah dan menegakkan kebenaran serta keadilan. Agar terwujudlah kehidupan yan damai. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin.

Jumat, 31 Maret 2017

Posted by admin on March 30, 2017
Posted in renungan 

Jumat, 31 Maret 2017

 

Keb 2:1a,12-22

Yoh 7:1-2,10,25-30

 

Orang-orang Yahudi berusaha menangkap Yesus Kristus namun saatnya belum tiba sehingga rencana mereka tidak berhasil. Mereka berusaha menangkap Yesus karena mereka tidak percaya bahwa Yesus Kristus adalah datang dari Allah yaitu Messias. Orang Yahudi berpegang pada Taurat dan kehadiran Yesus dianggap melawan hukum-hukum Taurat.  Kehadiran Yesus bagi mereka bukan menjadi suatu berkat yang menyelamatkan namun dianggap sebagai acaman. Berbeda dengan orang-orang yang sederhana, mereka bersuka cita karena merasakan kehadiran Yesus Kristus sebagai penyelamat/Messias.

Inti dari persoalan orang-orang Yahudi yang menolak Yesus adalah mereka menutup hatinya untuk kehadiran Yesus Kristus.  Manusia memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, namun jika salah dalam memilih maka akan menjauhkan manusia dengan Tuhan. Kehadiran Yesus ingin menarik semua manusia menjadi murid-murid Nya sehingga mereka bisa menerima warisan keselamatan. Cinta Kristus kepada manusia adalah anugerah Allah yang membutuhkan jawaban dari manusia.

Sebagai murid-murid Kristus, kita telah menerima anugerah iman dari Allah.  Sudah selayaknya kita bersyukur atas anugerah tersebut dan mengembangkan iman dalam hidup hingga akhirnya iman tersebut berbuah dalam perbuatan-perbutan yang baik. Kristus yang dihanyati mendorong kita untuk peduli dan bermurah hati kepada sesama yang menderita. Kebahagian dan damai muncul dari hati yang selalu penuh dengan belas kasih. Oleh karena itu iman pada Yesus Kristus perlu terus dirawat agar hidup kita semakin berbuah dalam kasih.

 

Marilah berdoa,

 

Allah yang Maha Kasih, kami bersyukur atas cinta dan kebaikan Mu.  Doronglah kami untuk selalu mengutamakan kehendak Mu. Sebab dengan mengikuti kehendak Mu kami akan menerima keselamatan Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

 

 

Kami, 30 Maret 2017

Posted by admin on March 29, 2017
Posted in renungan 

Kami, 30 Maret 2017

 

Kel 32:7-14

Yoh 5:31-47

 

Yesus heran dengan ketegaran hati orang-orang Yahudi yang menolak kehadiran Nya. Sekalipun mereka sudah belajar dan hafal seluruh isi kitab Taurat, dan telah menyaksikan pekerjaan atau pelayanan Yesus kepada orang-orang yang menderita, namun mereka tetap menolak dan tidak percaya kepada Yesus Kristus.  Sebaliknya justru orang-orang yang sederhana dan mereka yang dianggap pendosa  misalnya pemungut cukai, mudah untuk membuka diri, bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.

Oleh karena itu, tidak cukup bagi orang yang ingin mengalami rahmat Tuhan hanya mengandalkan kekuatannya sebagai manusia.  Untuk bisa percaya dengan total dibutuhkan pengosongan dan penyangkalan diri dari segala bentuk kesobongan. Orang yang sombong adalah mereka yang sudah merasa lebih dari yang lain sehingga ia tidak siap untuk menerima kehadiran Tuhan. Belas kasih Allah bisa terwujud jika manusia siap menerimanya. Kesiapan diri dari menyambut Kristus terleta pada  sikap rendah hati.

Dalam kehidupan, kita sadari bahwa untuk membangun iman yang kokoh dibutuhkan kesetiaan atau ketekunan untuk menjalin relasi dengan Kristus.  Fondasi hidup beriman adalah Yesus Kristus sendiri. Oleh karena itu perlu sungguh penting menjaga hidup rohani ; relasi yang dekat dengan Kristus. Orang yang rendah hati mudah untuk menerima dan mengalami kebaikan Tuhan Yesus Kristus. Hambatan yang besar datang dari dalam diri yang masih dikuasai oleh kesombongan diri.

 

Marilah berdoa:

Allah yang Maha Kasih, kami bersyukur atas kehadiranMu ditengah-tengah hirup-pikuk kehidupan ini. Kuatkanlah kami agar bisa setia mengikuti panggilan sebagai murid-murid Kristus.  Kami akan senantiasa berjalan di jalan yang benar karena iman kepada Mu, Tuhan Yesus Kristus. Sebab Dikaulah penyelamat kami, Amin.

 

Rabu, 30 Maret 2017

Posted by admin on March 28, 2017
Posted in renungan 

Rabu, 30 Maret 2017

 

Yes 49:8-15

Yoh 5:17-30

 

Allah Bapa telah turun menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Yesus adalah Mesias/penyelamat dunia yang sudah diramalkan oleh para Nabi. Misi Yesus Kristus adalah Misi Allah sendiri; menyelamatkan manusia dan membangun Kerajaan Allah. Maka apa yang dilakukan oleh Yesus merupakan kehendak dan pekerjaan Allah sendiri, sebab Allah dan Yesus Kristus dan Allah Bapa adalah Satu.   Oleh karena itu lewat kehadiran Yesus Kristus manusia merasakan kasih Allah yang nyata.

Kehadiran Kristus merupakan pewahyuan Diri Allah kepada manusia. Allah bukan Allah yang jauh, namun Allah dekat dengan manusia. Lewat kehadiran Kristus manusia bisa merasakan bahwa Allah adalah Bapa yang baik yang Maha Rahim, mau menerima kembali manusia yang sudah jatuh dalam dosa dan mengangkatnya kembali dari belenggu dosa. Puncak dari karya Kasih Allah kepada manusia ditunjukkan oleh Yesus Kristus diatas kayu salib. Dia menebus dosa-dosa manusia sehingga manusia menerima keselamatan.

Kita yang mengimani Kristus menerima anugerah yang agung dari Allah yaitu iman itu sendiri. Dengan iman kita bisa melihat dan merasakan kasih dan kebaikan Allah.  Iman menjadi mata untuk melihat kemuliaan Allah dalam hidup. Oleh karena itu sudah selayaknya kita bersyukur dan terus menjaga relasi dengan Kristus serta menghayati iman dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjalanan hidup kita tidak sendirian karena Kristus selalu setia menyertai kita.   Kesadaran akan Kristus yang menyertai membuat kita kuat dan setia dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup.

 

Marilah berdoa,

 

Allah yang Maha Kasih, kami bersyukur atas anugerah iman. Curahkan Roh Kudus Mu kepada kami agar iman bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan. Kami percaya bahwa karena pertolonganMu, kami menerima keselamatan. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami, Amin.

 

 

Selasa, 28 Maret 2017

Posted by admin on March 27, 2017
Posted in renungan 

Selasa, 28 Maret 2017

 

Yes 47 : 1-9,12

Yoh 5:1-3a.5-16

 

Ketika Yesus datang ke Yerusalem, Dia bertemu dengan orang yang sudah menderita sakit selama 38 tahun lalu Yesus menyembuhkannya. Orang yang sakit tersebut bersuka-cita karena apa yang diharapkan selama 38 tahun kini terwujud. Sementara itu orang-orang Yahudi yang kemudian mengetahuinya justru merasa tidak senang, marah dan berusaha untuk menganiaya Yesus. Suatu yang aneh, karena ketika melihat orang yang sembuh dari sakit, orang-orang Yahudi justru menjadi marah. Jika hatinya tulus dan baik pasti orang akan ikut merasa bergembira ketika orang yang menderita bertahun-tahun kini bisa sembuh.

Mengapa orang Yahudi menolak kebaikan, pertolongan dan kasih yang diberikan oleh Yesus kepada orang yang sakit? Alasanya adalah karena orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus Kristus.  Mereka menjadi buta hati nya dalam melihat kasih dan kemulian Allah karena mereka tidak percaya. Kesombongan dan kebencian menutup hati orang Yahudi sehingga mereka tidak percaya. Sekalipun mereka berpengetahuan tinggi namun itu tidak membuat mereka mudah untuk percaya kepada Yesus.

Kepercayaan kepada Kristus adalah sesuatu yang penting untuk menjalin komunikasi yang baik dan untuk menerima apa yang berharga dari Nya dan juga membuat kita berani untuk menyerahkan hidup kepada Kristus. Ketika relasi kita baik dengan Kristus maka Dia akan hadir dalam diri dan menuntun serta menyelamatkan kita.  Kepercayaan tersebut dianugerahkan Allah kepada orang yang siap menerimanya. Mereka yang siap menerima benih iman adalah orang yang rendah hati. Bagaikan tanah yang subur akan siap menumbuhkan benih yang ditanam. Demikian hati manusia yang rendah hati akan siap menerima iman dan melipat-gandakan iman tersebut.

 

Marilah berdoa,

Allah yang Maha Kasih tambahkanlah selalu iman kami agar kami semakin mampu merasakan belas-kasihanMu. KepadaMu kami serahkan hidup ini. Pakailah kami untuk menjadi pewarta kebaikanMu kepada sesama kami. Sebab Dikaulah Tuhan dan keselamatan kami. Amin.

 

 

 

 

Translate »