Sabtu, 1 Oktober 2016
Ayb 42:1-3,5-6,12-17
Mat 18:1-4
Kerajaan yang dihadirkan Yesus berbeda dengan kerajaan manusia. Kerajaan Allah tidak terantung pada hal-hal yang materi ( kekuatan, harta, luas daerah, jabatan, dll). Kerajaan Allah dibangun diatas dasar Kasih Allah. Dengan demikian setiap pribadi manusia bisa mencapai dan merasakan Kerajaan Allah ketika mereka hidup dalam kasih persaudaraan; murah hati terhadap sesama, peduli kepada mereka yang menderita, memaafkan orang yang melukai hatinya, rendah hati, menerima sesamanya apa adanya, selalu berpikir positif dan bersyukur kepada Allah dalam segala situasi.
Dalam suatu keluarga, komunitas dan masyarakat dibutuhkan kekuatan yang bisa merangkul bersama dalam kerukunan dan persaudaraan. Kekuatan yang bisa menyatukan adalah kasih. Kasih sejati datang dari Allah sendiri. Oleh karena itu jika ada kasih maka disitu ada Allah yang hadir. Allah tidak pernah mengajarkan soal kekerasan karena Dia adalah Kasih. Semakin dekat dengan Allah, orang seharusnya semakin penuh dengan belaskasih dan rendah hati. Tentu ada sesuatu yang tidak tulus, jika orang rajin berdoa namun belum mau meninggalkan sikapnya yang keras dan jahat.
Bagaimana orang bisa meraih Kasih Allah hadir didalam hidupnya? Yesus memanggil anak kecil dan Dia berkata “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 18:3). Lewat kehadiran anak kecil, Yesus menunjukkan bahwa sikap yang rendah hati, jujur, tulus, dan berserah seperti yang dimiliki seorang anak kecil adalah hal-hal yang sangat penting untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang penuh dengan Kasih.
Marilah berdoa,
Allah yang Maha Kasih, kami telah menerima apa yang terbaik dari Mu yaitu kasih yang menjadi fondasi hidup. Semoga hari-hari kami selalu diwarnai dengan kasih yang nyata yang bisa kami persembahkan kepada Mu. Tinggalah selalu di dalam diri kami sebab tanpa kehadiranMu kami tidak bisa menemukan kasih dan damai. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami, Amin.