Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

KERAJAAN ALLAH

Posted by admin on September 30, 2016
Posted in renungan 

Sabtu, 1 Oktober 2016

 

Ayb 42:1-3,5-6,12-17

Mat 18:1-4

Kerajaan yang dihadirkan Yesus berbeda dengan kerajaan manusia. Kerajaan Allah tidak terantung pada hal-hal yang materi ( kekuatan, harta, luas daerah, jabatan, dll). Kerajaan Allah dibangun diatas dasar Kasih Allah. Dengan demikian setiap pribadi manusia bisa mencapai dan merasakan Kerajaan Allah ketika mereka hidup dalam kasih persaudaraan; murah hati terhadap sesama, peduli kepada mereka yang menderita, memaafkan orang yang melukai hatinya, rendah hati, menerima sesamanya apa adanya, selalu berpikir positif dan bersyukur kepada Allah dalam segala situasi.

Dalam suatu keluarga, komunitas dan masyarakat dibutuhkan kekuatan yang bisa merangkul bersama dalam kerukunan dan persaudaraan. Kekuatan yang bisa menyatukan adalah kasih. Kasih sejati datang dari Allah sendiri. Oleh karena itu jika ada kasih maka disitu ada Allah yang hadir. Allah tidak pernah mengajarkan soal kekerasan karena Dia adalah Kasih. Semakin dekat dengan Allah, orang seharusnya semakin penuh dengan belaskasih dan rendah hati. Tentu ada sesuatu yang tidak tulus, jika orang rajin berdoa namun belum mau meninggalkan sikapnya yang keras dan jahat.

Bagaimana orang bisa meraih Kasih Allah hadir didalam hidupnya? Yesus memanggil anak kecil dan Dia berkata “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 18:3). Lewat kehadiran anak kecil, Yesus menunjukkan bahwa sikap yang rendah hati, jujur, tulus, dan berserah seperti yang dimiliki seorang anak kecil adalah hal-hal yang sangat penting untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang penuh dengan Kasih.

Marilah berdoa,

Allah yang Maha Kasih, kami telah menerima apa yang terbaik dari Mu yaitu kasih yang menjadi fondasi hidup. Semoga hari-hari kami selalu diwarnai dengan kasih yang nyata yang bisa kami persembahkan kepada Mu. Tinggalah selalu di dalam diri kami sebab tanpa kehadiranMu kami tidak bisa menemukan kasih dan damai. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami, Amin.

SELALU SADAR AKAN KASIH ALLAH

Posted by admin on September 29, 2016
Posted in renungan 

Jumat, 30 September 2016

 

Ayb 38:1,12-21, 39:36-38

Luk 10:13-16

Yesus berkata dengan keras kepada warga kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum karena mereka sulit untuk terbuka menerima tawaran belaskasih Allah dengan cara bertobat. Allah mengulurkan tangan Nya kepada mereka, namun mereka menolakNya. Setiap pribadi manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya, maka Allah pun juga tidak pernah memaksa manusia.

Allah tetap setia pada tujuanNya dan Dia tidak berhenti untuk menarik semua orang untuk menerima Nya dalam hidupnya. Bahkan Allah telah turun ke dunia untuk mejumpai manusia secara langsung. Mengapa Allah sangat rindukan untuk menarik setiap pribadi dekat dengan Nya? Karena Allah merindukan manusia bisa menerima keselamatan kekal dan damai dari Nya. Semua itu membuktikan bahwa Allah sangat mengasihi setiap pribadi manusia dan menunjukkan betapa manusia sering kali bersikap sombong karena menolak belaskasih Allah.

Mengapa manusia sering kali engan untuk bersandar pada kekuatan dan belaskasih Allah? Ketika manusia belum menjadi apa-apa, tidak ada kesulitan untuk datang dan bersandar pada belaskasih Allah. Namun sebaliknya ketika manusia memiliki segala-galanya, mereka sering kali menjadi lupa akan siapa dirinya dihadapan Allah dan bahkan tidak merasa membutuhkan kekuatan Allah lagi. Jika tidak hati-hati dengan harta-benda, kekuasaan dan kesenangannya, manusia akan jatuh pada kesombongan dan lebih percaya pada kekuatan diri sendiri dan menjadikan dirinya sebagai pusat dari hidupnya.

Marilah berdoa,

Allah yang Maha Kasih, kami telah menerima anugerah panggilan menjadi murid-murid Mu. Tanamkanlah dalam diri kami kesadaran bahwa semua bisa terjadi karena belaskasihMu, agar kami semakin setia dan siap untuk pergi mewartakan kasih kepada semua orang terutama kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami, Amin.

HIDUP DALAM IMAN

Posted by admin on September 28, 2016
Posted in renungan 

Kamis, 29 September 2016

 

Dan 7:9-10,13-14

Yoh 1:47-51

Filipus membawa Natanael kepada Yesus. Natanael begitu terkejut bahwa Yesus tahu dan mengenal apa yang ada didalam dirinya. Akhirnya Natanael percaya dan mengikuti Nya. Perjumpaan dan panggilan Natanael bisa terwujud karena keterlibatan Allah sendiri yang menggerakkan Filipus sahabat nya untuk membawanya kepada Yesus. Dengan demikian panggilan menjadi murid Kristus semata-mata bukan karena kerinduan manusia saja akan tetapi karena rencana Allah sendiri. Oleh karena itu panggilan adalah anugerah dari Allah kapada semua yang percaya kepada Yesus Kristus.

Sejauh mana panggilan itu berkembang, hal itu tergantung pada masing-masing pribadi manusia. Panggilan menjadi murid Kristus adalah iman. Allah telah menabur dan menanam benih iman kepada manusia. Masing-masing pribadi manusia diberi kebebasan untuk bisa mengembangkan iman tersebut. Jika iman tersebut dijaga dan dirawat maka iman tersebut akan berbuah dalam banyak karya kasih. Buah yang utama iman adalah KASIH. Apapun bisa dimiliki oleh manusia namun jika tidak ada kasih maka semua nya adalah kosong.

Setiap pribadi murid Kristus diajak untuk semakin hari semakin memperdalam imannya. Dengan iman tersebut maka orang akan bisa melihat dan merasakan kuasa dan kebaikan-kebaikan Allah didalam hidupnya. Dengan iman orang dihantar untuk masuk dalam kehidupan penuh damai bersama dengan Kristus sebagai pusat hidupnya. Segala yang terjadi dalam hidup jika dihadapi dengan iman, maka orang akan menerima kekuatan dan mengerti apa yang dikehendaki Allah dalam peristiwa yang terjadi. Iman selalu memberikan harapan dan mendorong orang untuk hidup dalam kasih dan kerendahan hati.

Marilah berdoa,

Allah yang Maha kasih, terima kasih atas anugerah iman yang Engkau anugerahkan kepada kami. Jadikanlah kami sebagai alat-alat Mu untuk mewartakan kebaikan Mu. Di dalam Engkau, kami menemukan kekuatan dan suka-cita. Sertailah kami selalu agar selalu berjalan dijalan Mu, Demi Kristus Tuhan dan mengantara kami, Amin.

BERANI BERKURBAN 

Posted by admin on September 27, 2016
Posted in renungan 

Rabu, 28 September 2016

 

Ayb 9:1-12,14-16

Luk 9:57-62

Yesus menanamkan kepada para muridNya sikap lepas dan bebas dari segala kelekatan yang ada di dunia ini, bahkan siap berkurban menyerahkan nyawa untuk terwujud nya kehidupan yang penuh kasih dan damai. Pengurbanan tidak sia-sia jika apa yang diperjuangkan adalah nilai-nilai kebenaran yang membawa perubahan yang baik untuk semua mahluk. Yesus telah melakukan apa yang Dia ajarkan kepada para muridNya dengan rela menyerah seluruh hidup dan nyawa Nya untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran di atas kayu Salib terutama nilai Kasih Allah yang tanpa syarat kepada manusia.

Yesus tidak menginginkan para muridNya hanya bisa membuat janji-janji, namun berani untuk melakukan apa yang dikatakan untuk memperjuangkan Kerajaan Allah hadir di dalam kehidupan di dunia. Dewasa ini sangat dibutuhkan pribadi-pribadi yang tidak banyak berkata-kata namun banyak berbuat untuk mewujudkan kehidupan yang penuh damai dalam keluarga, komunitas dan masyarakat. Yesus Kristus menunjukkan dalam hidupNya tindakan berani berkurban adalah lebih bernilai dari pada sikap dan kepuasan dalam berkata-kata.

Agar bisa bertindak maka dibutuhkan keberanian untuk melepaskan segala ketergantungan dan keterlekatan pada kepentingan diri sendiri; kesenangan, kenikmatan jasmani dan materi. Dengan sikap yang demikian orang bisa menyerahkan diri sepenuhnya pada komitmen untuk membangun kehidupan yang penuh dengan cinta kasih, keadilan, kejujuran dan kebenaran. Jika manusia masih terbelenggu dengan segala keinginan dan ambisinya maka ia akan hanya fokus pada dirinya sendiri.

Marilah berdoa,

Allah yang Maha Kasih, berilah kekuatan kepada kami untuk berani melepaskan dari segala keinginan yang bertentangan dengan kehendak Mu, agar kami siap untuk ambil bagian dalam karya Keselamatan Mu, menghadirkan Kerajaan Mu di muka bumi ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, Amin.

JANGAN PUTUS ASA

Posted by admin on September 26, 2016
Posted in renungan 

Selasa, 27 September 2016

 

Ayb 3:1-3,11-17,20-23

Luk 9:51-56

Tidak di semua tempat Yesus dan para muridNya diterima oleh masyarakat disana, namun Yesus menanggapinya dengan tidak marah. Dia pergi ke daerah lain yang bisa menerima mereka dan mewartakan Kerajaan Allah disana. Dengan demikian menjadi murid Yesus harus siap untuk ditolak dan tidak menjadi patah semangat ketika ditolak. Masing-masing pribadi manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya dan Yesus sangat tahu bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi murid Kristus dan setiap pribadi manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan menerima keselamatan dari Nya.

Di akhir MisiNya didunia, Yesus mengarah perjalananNya menuju kota Yerusalem untuk mengenapkan semua yang sudah dicatat dalam KS; menebus dosa-dosa manusia dan menyelamatkan manusia. Sekalipun Yesus ditolak oleh banyak tua-tua Yahudi, Ahli Taurat dan orang Farisi, namun Yesus tetap memilih pada keputusan untuk berjalan menuju ke Yerusalem. Yesus mengetahui bahwa resiko yang akan Dia terima adalah pengurbanan di atas kayu Salib. Yesus siap menerima semuanya demi cinta Nya kepada manusia.

Sebagai murid Kristus tidak ada kata patah semangat atau putus asa untuk melanjutkan misi menyelesaikan tugas, perutusan dan pelayanan yang baik, sekalipun menerima banyak pertentangan dan penolakkan. Jika sebagai murid Kristus, kita harus menerima salib; dihina, dikhianati, dilecehkan, ditentang dan bahkan diancam nyawa kita, jangan terkejut dan jangan putus asa. Setiap kita berbuat baik, maka disana akan kita jumpai kesempatan untuk berkurban. Pengurbanan yang kita persembahkan tidaklah sia-sia karena hal itu yang akan melahirkan kebaikan, damai dan keselamatan.

Marilah berdoa,

Allah yang Maha Kasih, terima kasih atas kesempatan yang Dikau anugerahkan kepada kami untuk menjadi saksi Mu. Dikau teramat baik kepada kami, semoga kami Dikau mampukan untuk siap mewartakan kebaikan Mu terutama kepada mereka yang berputus asa dan menderita. Di dalam kasih Mu kami menemukan kekuatan. Demi Kristus Tuhan pengantara kami, Amin.

Translate »