Sabtu, 31 Januari 2015
Ibr 11:1-2,8-19
Mrk 4:35-41
Setelah Yesus menghardik angin taufan, Yesus menegur para murid-Nya karena mereka kurang percaya. Karena mereka tidak percaya, mereka merasakan takut dan cemas saat badai datang. Oleh karena itu iman menjadi fondasi hidup yang mampu mengatasi segala macam kecemasan dan akhirnya menemukan ketenangan, damai dan bahagia. Kita tidak merasakan hidup sendirian karena dengan iman kita merasakan penyertaan Tuhan.
Kita membutuhkan kekuatan dari Tuhan karena kita menyadari bahwa kita banyak memiliki keterbatasan dan kelemahan. Ketika badai kehidupan datang kita membutuhkan kekuatan. Jika hanya mengandalkan diri sendiri dan manusia, maka kita akan kecewa. Hanya Tuhan saja yang bisa menjadi sandaran, kekuatan dan motivasi dalam hidup. Tuhan tidak pernah mengecewakan kita. Dia selalu siap untuk menopang kita agar berani menghadapi kenyataan hidup dan menemukan kebijaksanaan disana.
Manusia tidak lepas dari kesulitan dan tantangan hidup. Namun kita menjadi tenang ketika memiliki pegangan hidup yaitu iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan tahu bahwa manusia memiliki kekurangan dan kelemahan, maka Dia datang ingin menopang manusia agar selalu kuat dalam hidup. Persoalannya apakah setiap manusia mau menerima Tuhan Yesus? Iman adalah jawaban pribadi manusia atas cinta kasih Tuhan. Dengan demikian iman membutuhkan keberanian untuk sungguh yakin bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai kita.
Tuhan yang Maha Kasih, tambahkanlah selalu iman kepada kami agar kami siap untuk melaksanakan kehendak Mu. Kuatkanlah kami yang lemah ini agar kami siap mewartakan kasih dan kebaikan Mu kepada sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan mengantara kami. Amin.