Ulangan 26:16-19
Mazmur 119
Matius 5:43-48
Bacaan-bacaan minggu ini banyak sekali mengandung perintah atau hukum dari Tuhan, di mana umat Israel diharuskan melakukan tindakan-tindakan tertentu. Bacaan dari Ulangan hari ini mengingatkan kita bahwa semua ini merupakan bagian dari sebuah perjanjian Israel dengan Tuhan. Setelah menjabarkan apa yang harus dilakukan Israel, Tuhan memberikan janjinya tentang apa yang akan Dia lakukan. Israel akan diangkatnya menjadi umat yang disayanginNya. Dia akan memberinya berkat dan perlindungan.
Menjadi bangsa terpilih biasanya langsung memberi kesan bahwa kita yang paling hebat dan bangsa lain berada di bawah kita. Tidak heran kalau kemudian Israel diajarkan untuk membenci musuh-musuhnya, apalagi mereka yang mencoba menyerang Israel, mulai dari Assyria, Babilonia, Persia, sampai bangsa Romawi.
Yesus dalam Injil hari ini sekali lagi menggenapi hukum Taurat dengan menantang kita untuk melihat lebih jauh dari apa yang tertulis. Mencintai sesama tidaklah cukup, tetapi kita juga harus bisa mengasihi mereka yang kita anggap musuh, mereka yang menganiaya kita. Alasannya hanya satu. Sebagai umat yang sudah dipilih dan dikasihi Tuhan, kita bisa mengenal Tuhan dengan lebih dekat. Sebagai anak Allah kita sudah sepantasnya menjadi sempurna, seperti Allah adalah sempurna.
Yesus menjelaskan lebih jauh kesempurnaan itu. Allah memberikan terang matahari kepada mereka yang baik maupun yang jahat, hujan pada yang benar dan tidak benar. Dalam sejarah Israel sendiri, berulang kali mereka berpaling dari Tuhan tetapi Dia tetap setia pada perjanjian yang telah dibuatNya. Tuhan tetap mengasihi dan menyertai umat pilihanNya.
Siapakah musuh kita saat ini? Apakah ISIS dan ekstrimis Islam lainnya yang meneror orang-orang Kristen? Apakah para pengedar narkoba yang merusak generasi muda kita sehingga kita anggap pantas dihukum mati? Apakah rekan sekantor kita yang berlaku tidak adil sehingga pekerjaan kita menjadi beban setiap hari? Dapatkah kita melihat jatidiri mereka yang sesungguhnya, yaitu sama-sama ciptaan Allah, saudara dalam satu Bapa? Sanggupkah kita menyerupai kesempurnaan Allah dan berusaha mendoakan dan mengasihi mereka?
