Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Sikap Tulus 

Posted by admin on May 29, 2015
Posted in renungan 

Bacaan I : Sirakh 51: 12-20

Injil : Markus 11: 27-33

Setiap anak ketika ia mulai tumbuh maka ia dipenuhi dengan rasa ingin tahu. ia seakan-akan ingin memasukkan seluruh dunia ini dalam pikirannya. Sehari-hari dari mulutnya muncul berbagai macam pertanyaan yang terkadang kita sendiri sebagai orang tua tak tahu harus menjawab apa dan bagaimana. Namun apa yang dilakukan oleh anak-anak ini adalah pertanyaan yang tulus yang tentu

saja perlu untuk djawab jika memang tahu jawabannya, namun tak perlu dijawab bila memang tak ada jawabannya.

Hari ini Tuhan Yesus tidak mau memberikan jawaban atas pertanyaan para ahli Taurat dan para tua-tua bangsa Yahudi. Mereka memberikan pertanyaan yang sebenarnya mereka sendiri telah tahu jawabannya. Sebenarnya setiap pertanyaan memerlukan jawaban. Namun tak semua jawaban dapat dikatakan dengan kata-kata. Terkadang jawaban itu hanya berupa diam, air mata ataupun senyuman. Namun intinya semua tindakan kita terkadang merupakan jawaban atas berbagai pertanyaan yang datang pada kita.

Tuhan Yesus tidak memberikan jawaban karena Ia tahu bahwa pertanyaan yang ditujukan kepadaNya adalah pertanyaan jebakan. Maka ia tak mau memberikan jawaban. Sebagai manusia yang punya hati nurani kita tahu manakah sikap, pertanyaan dan juga tindakan yang tulus atau hanya tindakan yang pura-pura. Kita sekalian diundang oleh Tuhan untuk bersikap seperti diriNya yaitu menggunakan hati nurani untuk mendasari setiap sikap, tindakan, tutur kata atau apapun yang harus kita lakukan. Semoga karena pertolongan Tuhan kita mampu melakukannya. Amin. Tuhan memberkati.

Berbuah 

Posted by admin on May 28, 2015
Posted in renungan 

Bacaan I : Sirakh 44: 1.9-13

Injil : Markus 11: 11-26

Tujuan seseorang menanam pohon buah-buahan adalah agar dapat menikmati hasil buahnya. Jika pohon yang ia tanam tidak menghasilkan buah maka lebih baik pohon itu ditebang. Tapi apakah se-simple itu? Tentu saja tidak. Pohon yang tidak menghasilkan buah masih bisa menghasilkan oksigen, masih bisa memberikan kesejukan dari terik matahari, masih bisa pula digunakan sebagai sarana reservasi air dan lain sebagainya. Lantas apakah yang dibuat oleh Tuhan Yesus mengutuk pohon ara itu dapat dibenarkan? Tuhan memberikan ucapan demikian pertama-tama untuk memberikan pelajaran kepada para murid agar mereka dapat memetik makna di balik perkataannya, yaitu agar hidup mereka dapat menghasilkan buah yang baik bagi diri mereka sendiri dan sesamanya.

Buat apa kita hidup berlama-lama jika kita tidak menghasilkan buah yang baik bagi diri kita dan sesama kita? Bukankah ini wasting time? Maka benar perkataan Santo Paulus bahwa hidup kita, baik ataupun buruknya dapat dikenali lewat buah-buahnya. Jika hidup kita baik maka akan menhgsilkan buah yang baik dan menyehatkan. Namun bila hidup kita buruk maka akan mengasilkan buah yang tidak baik atau bahkan mungkin beracun. Maka bila kita ingin hidup kita menghasilkan banyak buah yang baik, kita harus tersambung dengan pokok hidup kita yaitu Tuhan. Allah Bapa kita adalah sumber kebaikan, bila kita tersambung padaNya maka hidup kita yang adalah kepanjangan dari Tuhan akan menghassilkan buah yang baik pula. Jangan sampai waktu kita di dunia ini habis tanpa menghasilkan hal-hal yang baik. Jangan sampai hidup kita menjadi layu dan kering bagaikan pohon ara yang karena ucapan Tuhan menjadi layu dan kering. Semoga karena rahmat Roh Kudus hidup kita menjadi berlimpah dengan buah-buah kebaikan. Amin. Tuhan memberkati.

Rabuni 

Posted by admin on May 27, 2015
Posted in renungan  | 1 Comment

Bacaan I : Sirakh 42: 15-25

Injil : Markus 10: 46-52

Rabuni….semoga aku dapat melihat. Sebuah seruan dan permintaan yang sangat tulus dari Bartimeus si buta terhadap Tuhan Yesus. Mata yang dapat melihat adalah sebuah anugerah Tuhan yang sungguh sangat istimewa. Lewat mata yang dapat melihat kita bisa menyaksikan keagungan Tuhan, namun lewat mata pula kita bisa melihat berbagai ketidakadailan yang dibuat oleh manusia. Memang mata diberikan oleh Tuhan kepada kita supaya kita bisa mengagungkan Tuhan lewat karya ciptaanNya dan sekaligus bisa belajar serta bertindak karena melihat ketidakadilan yang dibuat oleh manusia.

Permintaan Bartimeus supaya ia dapat melihat kiranya juga dapat kita terapkan pada kita masing-masing. Kita juga mohon kepada Tuhan agar kita dapat melihat bukan hanya dengan mata fisik kita namun lebih dalam lagi yaitu melihat dengan mata batin kita. Sering kali kita melihat namun tidak menangkap makna di balik apa yang kita lihat. Ini semua terjadi karena mata batin kita tidak bisa melihat, mencerna setiap makna dari berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Mata hati atau nurani adalah anugerah Tuhan yang sungguh sangat besar bagi hidup kita. Bila nurani kita bersih dari segala nafsu dan kecenderungan kotor maka kita dapat melihat dengan jelas berbagai makna dari peristiwa hidup kita. Sebaliknya bila nurani kita kotor sekalipun kita melihat ratusan kali namun kita tak akan dapat melihat dan menangkap makna dari setiap peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Rabuni….Semoga aku dapat melihat sungguh bergema dalam hidup kita sepanjang hari ini. Semoga Roh Kudus membimbing kita agar dapat melihat dengan jelas segala rahmat yang terkandung dalam setiap peristiwa atas hidup kita. Amin. Tuhan memberkati.

True Leader 

Posted by admin on May 26, 2015
Posted in renungan 

Bacaan I : Sirakh 36: 1.4-5a.10-17

Injil : Markus 10: 32-45

Only diamond can cut diamond, only the leader knows the leader. Pepatah ini hendak mengatakan kepada kita bahwa seorang pemimpin yang sejati tahu pribadi-pribadi mana yang dapat dijadikan sebagai pemimpin yang baik. Hanya orang yang memiliki kualitas diri yang baiklah yang dapat dijadikan pemimpin, karena baik buruknya sebuah institusi entah pemerintahan maupun sebuah keluarga tergantung dari kualitas pemimpinnya. Lantas apakah yang dapat kita tarik dari hal ini dan kita gabungkan dengan Injil?

Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa banyak pemimpin saat ini menggunakan tangan besi untuk memimpin bawahannya. Apakah yang dimaksud dengan tangan besi? Maksudnya adalah dengan mengunakan pendekatan kuasa yang kejam, menggunakan kekerasan. Maksud dan tujuan pendekatan kejam dan keras ini adalah untuk menimbulkan efek rasa takut dalam diri bawahannya. Apakah kekerasan cukup efektif untuk menimbulkan rasa takut dalam diri seorang bwahan terhadap atasannya? Ternyata tidak. Kekerasan tidak pernah menimbulkan rasa takut, sebaliknya kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan, kekerasan hanya akan menimbulkan balas dendam. Kekerasan tidak pernah menimbulkan rasa hormat. Mahatma Gandhi bapa bangasa India pernah berkata demikian “Kekerasan adalah cerminan jiwa yang rapuh” dan memang realitasnya demikian. Banyak orang melakukan kekerasan karena mereka takut kehilangan kuasa, takut apabila orang lain tidak

menghormati mereka, tidak menghargai mereka. Realitasnya penghargaan orang lain atas diri kita tidak dibangun di atas rasa takut sebaliknya dibangun di atas rasa hormat yang berasal dari kasih yang murni. Oleh karena itulah Tuhan Yesus selalu memerintahkan kita untuk mau mengutamakan kasih dalam hidup kita. Kita diminta untuk saling melayani dalam kasih. Apakah ini mudah? Tidak sama sekali. Namun apa yang sulit bukan berarti tidak mungkin. Segala hal adalah mungkin bila kita mau bekerjasama dengan Tuhan. Seorang pemimpin yang sejati adalah seorang pemimpin yang mau mengasihi bawahannya. Kasih ini hanya dapat terjadi dalam dirinya apabila ia memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Semoga kita sekalian dapat memiliki kualitas kepemimpinan yang baik berkat relasi kita yang baik dengan Tuhan. Amin. Tuhan memberkati.

Mengandalkan Tuhan 

Posted by admin on May 25, 2015
Posted in renungan 

Bacaan I : Sirakh 35: 1-12

Injil : Markus 10: 28-31

Satu hal yang sungguh Tuhan minta dari kita umat manusia adalah senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan. Tuhan mengatakan bahwa barang siapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini ia akan menerima seratus kali lipat: rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, sekalipun disertai

berbagai penganiayaan. Sabda Tuhan ini sungguh mengingatkan kita bahwa hidup kita senantiasa ada dalam pemeliharaan Tuhan.

Sebagai balasan atas penyertaan Tuhan dalam hidup kita Tuhan hanya meminta satu hal dari kita yaitu menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman. Orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan akan menghindarkan dari dirinya segala sesuatu yang jahat dan keji, karena kejahatan dan kekejian adalah suatu hal yang sungguh sangat dibenci oleh Tuhan. Lantas apakah yang dimaksud dengan kejahatan dan kekejian? Kejahatan dan kekejian adalah sebuah perbuatan yang tidak menghargai kehidupan. Sekian lama, banyak sesama saudara kita hidup dalam budaya kejam dan keji yaitu menggunakan orang lain sebagai sarana untuk memuaskan nafsu kuasa, memuaskan nafsu akan harta benda, sensasi dan berbagai hal buruk yang lain. Semua hal yang buruk itu berujung pada hilangnya nyawa saudara maupun saudari kita yang tak bersalah. Mereka menjadi korban eksploitasi kemanusiaan. Bila kita sungguh mengandalkan Tuhan, maka tak akan pernah terjadi dalam diri kita sebuah rasa tega untuk mengeksploitasi sesama kita hanya untuk memuaskan nafsu ataupun kegilaan kita baik terhadap kuasa maupun harta benda. Semoga Tuhan menghindarkan kita sekalian dari sikap kejam dan keji. Amin. Tuhan memberkati.

Translate »