Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Hendaknya kita tidak semaunya sendiri

Posted by admin on March 31, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Sabda Allah Penuh Daya

Posted by admin on March 31, 2025
Posted in renungan 

RP Yakobus Hugo Susdiyanto O.Carm

Yoh 5:1-3a-5-16

Selasa, 1 April 2025

Air memiliki makna ganda. Di satu sisi, kekurangan air atau kelebihan  air [banjir] mengancam kehidupan. Di sisi yang lain, air merupakan sumber kehidupan. Tanpa air, kehidupan akan mengalami kesulitan. Air yang menghidupkan serta menumbuhkan makhluk-makhluk fisik dan alam diyakini pula sebagai lambang daya kekuatan yang menumbuhkan hidup sejati dan kekal, sebagai lambang Roh yang menghidupkan dan menyucikan, sebagai lambang Allah sendiri yang adalah sumber air hidup bagi umat-Nya [ bdk.Yeh. 47:1-9,12]. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah mencurahkan rahmat kepada ciptaan-Nya melalui air sebagai sarananya.

Dalam warta hari ini, Yohanes mewartakan satu tanda kuasa Allah bukan melalui air, melainkan melalui Yesus, Putra-Nya [Yoh. 5:1-9]. Ketika Yesus mendekati Bait Allah, Dia berhenti di kolam Bethesda yang berdekatan dengan Bait Allah.  di dekat kolam tersebut ada sejumlah besar orang sakit, orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh yang diletakkan di serambi kolam [Yoh. 5:3]. Kolam tersebut dianggap memiliki daya penyembuhan, bahkan sejak zaman Kanaan. Beberapa manuskrip menggambarkan seorang malaikat yang menggerakkan airnya pada waktu-waktu tertentu, menghasilkan penyembuhan bagi orang pertama yang masuk ke dalam air yang digoncangkan itu [Yoh. 5:4].

38 tahun bukanlah kurun waktu yang pendek. Karenanya jika dikatakan selama 38 tahun menderita sakit dapat dibayangkan betapa beratnya beban hidup tersebut. Hati dan pandangan Yesus tertuju kepada orang yang telah lama menanggung beban penderitaan ini. kepada orang tersebut Yesus bertanya, ”Maukah engkau sembuh?” [Yoh. 5:6]. Permohonan kesembuhan bukan dimulai oleh si sakit, melainkan Yesuslah yang berinisiatif. Yesus melihat orang sakit itu, dan pasti tahu keadaannya, dan mengerti kerinduannya akan kesembuhan. Akan tetapi Ia mengajukan pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu diajukan. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa dari pihak Allah keselamatan adalah sebuah tawaran. Karenanya dengan mengajukan pertanyaan itu, Yesus hendak memunculkan tanggapan dari pihak si sakit. Namun orang sakit itu tampak mengelak dari pertanyaan Yesus. ia justru menyampaikan keluhan: “Tuan, aku tidak punya siapa-siapa untuk menurunkan aku ke dalam kolam itu ketika  airnya mulai goncang; dan sementara aku menuju kolam itu,orang lain sudah turun mendahului aku” [Yoh. 5:7].  Yesus menanggapi keluhan orang sakit itu dengan menyuruhnya bangun, mengangkat tilamnya, dan berjalan. Orang itu mendengarkan dan mematuhi perintah Yesus. Dampaknya pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan [Yoh. 5:9]. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa sabda Tuhan penuh daya. Hanya dengan bersabda, bahkan tanpa perantara seperti misalnya malaikat, maka apa yang disabdakan sungguh terjadi. Percaya akan daya sabda Tuhan yang penuh daya sungguh tidak mudah. Semoga iman orang yang telah menderita 38 tahun itu menginspirasi kita dalam belajar percaya akan kekuatan sabda Tuhan.

Senin IV Pekan Prapaskah

Posted by admin on March 30, 2025
Posted in renungan 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm


31 Maret 2025
Yes 65: 17-21 + Mzm 30 + Yoh 4: 43-54

Lectio
Pada waktu itu pergilah Yesus ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur.
Di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.” Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Meditatio
Menarik Injil hari ini, terlebih kalau kita mau membandingkan dengan Injil lainya. Pertama, perbedaan peminta: seorang perwira atau pegawai istana, kedua perbedaan yang sakit: apakah yang sakit itu seorang hamba atau seorang anak kecil, ketiga, ucapan ketidak-layakan perwira menerima Yesus, dan keempat ucapan perwira katakan sepatah kata saja kepada Yesus. Namun, waktu selesai mendengar kata-kata Yesus ‘pergilah, anakmu hidup!’, pegawai istana satu ini lalu pergi, sebab dia percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya. Hebat sungguh, iman sang pegawai istana satu ini.
Kepercayaan mendatangkan rahmat dan berkat. Apakah pegawai istana ini telah membaca dan terinspirasi oleh kitab Yesaya (65: 17-21), tentang sorak-sorai dan sukacita, dan tidak adanya bayi yang berusia hanya beberapa waktu saja? Namun tak dapat disangkal, dia benar-benar percaya akan Yesus Kristus. Sakit sang anak adalah sekedar tanda peringatan, kalau sang pegawai tadi harus percaya kepada Tuhan Allah sang Empunya kehidupan ini. Apakah kita harus diberi tanda agar selalu tumbuh dan berkembang dalam iman dan pengharapan kepadaNya?

Oratio
Yesus Kristus, percaya kepadaMu mendatangkan rahmat dan berkat. Semoga kami semakin hari semakin percaya kepadaMu, sang Empunya kehidupan ini. Amin.

Contemplatio
‘Pergilah, anakmu hidup!’.

Oremus Inter Nos
Marilah Kita Saling Mendoakan

Iman mendatangkan keselamatan

Posted by admin on March 30, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Seperti anak bungsukah kita?

Posted by admin on March 30, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Translate »