Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Anugerah

Posted by admin on August 29, 2014
Posted in renungan 

SABTU, 30 AGUSTUS 2014

1 Kor 1:26-31

Mat 25:14-30

Setiap pribadi menerima tanggung jawab untuk mengembangkan anugerah-anugerah yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Harapannya bahwa talenta/anugerah Tuhan tersebut bisa tumbuh dan berkembang. Pribadi yang berkenan kepada Tuhan adalah mereka yang penuh syukur menerima anugerah tersebut dan dengan tekun mengembangkannya.

Salah satu anugerah yang sangat istimewa yang kita terima adalah panggilan sebagai murid Kristus. Kita yang telah dibaptis telah menerima anugerah panggilan untuk mengembangkan iman akan Kristus. Maka ketika kita dengan setia dan tekun menghayati iman tersebut maka itu berarti kita memuliakan Tuhan dan Kasih Nya akan selalu tercurah dalam hidup kita.

Iman sebagai anugerah dari Tuhan, membutuhkan tanggapan dari kita yang mendapat kepercayaan ini. Seberapa besar tanggapan kita? Hal itu bisa dilihat dari buahnya. Semakin iman itu dihayati dan berbuah ; diwujudkan dalam tindakan yang nyata maka semakin kuatlah tanggapan kita. Oleh karena itu iman membutuhkan kerjasama dari kita untuk mengembangkannya. Jika iman dibiarkan tanpa dirawat dan tidak dihanyati, maka perlahan-lahan akan mati (hilang). Iman adalah pelita yang penuntun kita pada kebenaran. Jika iman itu mati, maka hati kita menjadi buta; tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Pertanyaannya, sejauh mana tanggapan kita atas anugerah-anugerah Tuhan yang telah dipercayakan kepada kita? Sejauh mana kita bersyukur dan mau berkerja sama dengan Rahmat Allah untuk mengembangkan iman yang telah kita terima dari Tuhan?

Tuhan yang Maha Kasih, kami bersyukur atas anugerah-anugerah yang Engkau percayakan kepada kami. Terlebih lagi Engkau juga menganugerahkan Iman kepada kami. Teguhkanlah kami, agar kami selalu setia dan tekun untuk mengembangkannya. Demi Kristus Tuhan kami, Amin.

The Mother of The Mission

Posted by admin on August 29, 2014
Posted in videocast  | 2 Comments

Madu dan Racun

Posted by admin on August 28, 2014
Posted in renungan 

JUMAT, 29 AGUSTUS 2014

Yer 1:17-19

Mrk 6:17-29

Menjadi pribadi yang baik membutuhkan perjuangan. Salah satu perjuangan yang besar adalah melawan segala bentuk dosa. Dosa pada pokoknya hidup diluar cinta kasih Allah, artinya bahwa dosa adalah keputusan dan perbuatan yang melawan kasih. Allah adalah Kasih. Dengan demikian dosa berarti menolak Allah. Oleh karena itu dosa merusak relasi baik manusia dengan Allah dan merusak hubungan baik antar manusia. Buah dari dosa adalah kehancuran dan maut.

Oleh karena itu kita perlu waspada dari ancaman dosa yang terus mencoba dengan bermacam-macam cara ingin menjatuhkan kita. Dalam Injil dengan sangat jelas ditunjukan kebencian sebagai bentuk dari dosa telah merusak relasi yang baik antar manusia dan memisahkan hubungan dengan Allah. Karena haus akan kekuasaan dan kebencian, Herodes dan Herodias telah menyatuhkan keputusan dan bertindak sewenang-wenang serta kejam dengan memenggal kepala Yohanes. Yohanes adalah orang yang baik dan pribadi telah yang meneggakkan kebenaran menjadi kurban keserakahan dan kebencian Herodes dan Herodias.

Manusia dihadapkan dua pilihan hidup dalam baik penuh kasih atau dalam belenggu dosa? Manusia harus memilih dan memutuskannya. Kita semua merindukan hidup dalam kekudusan dan tidak jatuh dalam dosa. Oleh karena itu kita perlu mendapat kekuatan untuk melawan segala bentuk dosa. Bagaimana kita bisa membentengi diri dari bahaya dosa? Jalan yang bisa kita ambil adalah semakin dekat dengan Kristus. Dekat dalam arti bahwa kita memiliki relasi yang selalu kita pelihara dalam doa pribadi yang tekun, sehingga Kristus menjadi nafas hidup kita. Ketika Kristus selalu ada dalam hati kita maka kekuatan Kristuslah yang akan membantu kita dalam melawan dosa.

Tuhan Yesus tolonglah kami untuk selalu hidup dalam kasih. Kami percaya lewat kekuatan Mu, kami Engkau mampukan untuk mejaga kemurnian hidup kami dari ancaman dosa. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.Amin.

Persiapan Diri

Posted by admin on August 27, 2014
Posted in renungan  | 2 Comments

KAMIS, 28 AGUSTUS 2014

1 Kor 1:1-9

Mat 24:42-51

Hidup di dunia adalah kesempatan untuk mempersiapan diri masuk dalam kehidupan kekal. Karena sebagai masa persiapan maka hal itu berarti dunia bukan tujuan akhir dan semua manusia harus meninggalkan dunia menuju hidup abadi. Tujuan akhir hidup adalah masuk dalam hidup yang kekal. Persoalannya sering kali manusia lupa bahwa selama masa di dunia ini mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar hidup tetap berjalan dalam kebenaran dan kebaikan seturut kehendak Tuhan. Karena hal itu dilupakan, maka akibatnya ada kecenderungan mengabaikan usaha mepersiapkan kedatangan Tuhan.

Siap atau tidak siap, saat-nya akan terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan Tuhan, manusia akan kembali kepada pencipta-Nya. Oleh karena ini penting sekali, kita tidak terlena dengan hal yang duniawi dan kemudian memiliki kesadaran/berjaga dengan cara hidup baik dan benar dihadapan Allah. Apa yang ada di dunia ini bisa dinikmati oleh manusia, namun semuanya perlu diselaraskan dengan nilai-nilai hidup Ilahi; keadilan, kebenaran, kejujuran, kerendahan hati dan cinta-kasih. Tidak jarang manusia setelah menjadi orang yang “sukses” lupa untuk bersyukur dan malah semakin jauh dari Tuhan.

Tantangannya adalah bagaimana selama waktu dalam hidup orang tidak terlena dengan kesenangan duniawi dan melupakan Tuhan? Tantangan yang lain adalah bagaimana menjaga kesucian diri agar tidak jatuh dalam dosa dan kejahatan yang bisa menghambat diri sendiri untuk datang kepada Tuhan?

Tuhan ampunilah kami dan jagalah kami dari segala sesuatu yang menjauhkan diri kami dengan Engkau. Segala yang ada didunia ini akan kami tinggalkan dan bersatu dengan Engkau di Surga. Teguhkanlah kami agar hidup kami tetap terarah kepada-Mu. Demi Kristus Tuhan kami, Amin.

merenung sebelum bertindak

Posted by admin on August 26, 2014
Posted in renungan 

RABU, 27 AGUSTUS 2014

2 Tes 3:6-10,16-18

Luk 7:11-17

Keputusan dan tindakan Yesus membangkitan pemuda di Nain didorong oleh Belas kasih-Nya. Apa yang dimulai dari belas kasih selalu mendatangkan kebaikan, damai, kehidupan dan keselamatan. Sebaliknya segala sesuatu manjadi malapetaka jika tidakan dimotivasi oleh kejahatan. Maka sebelum orang memutuskan dan bertindak, baik sekali jika bertanya pada diri sendiri, apakah semua dilandasi oleh kebaikan dan cinta kasih?

Tidak jarang banyak orang memutuskan secara gegabah dan kurang pertimbangan sehingga pada akhirnya mengecewakan. Tidak jarang orang digerakkan oleh amarah, dendam dan kebencian. Akibatnya adalah hati tidak tentram-damai dan membuat orang lain menderita dan sengsara. Dalam hal ini sangat perlu bahwa kita melakukan segala-galanya dengan cinta kasih dan ketulusan, agar apa yang dihasilkan nanti adalah kebahagian.

Jika orang merenung sebelum bertindak, itu sangat baik untuk menghindari keputusan yang salah. Keputusan yang salah adalah keputusan yang didasarkan pada perasaan emosi dan ambisi. Tuhan Yesus mengajarkan, segala sesuatu akan menjadi berkat dan keselamatan jika dimulai dari cinta kasih. Terkadang walaupun semua ini sudah disadari, namun mengapa manusia tetap keras hati dan masih tetap melakukan tindakan-tindakan kekerasan kepada saudaranya?

Tuhan Yesus lembutkanlah hati kami agar mengalirlah cinta kasih Mu. Tumbuhkanlah dalam diri kami kesadaran bahwa hidup yang bahagia adalah karena hidup dalam cinta kasih. Demi Kristus mengantara kami. Amin.

Translate »