Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Rabu, 1 April, 2015

Posted by admin on March 31, 2015
Posted in renungan 

Bacaan I : Yesaya 50: 4-9a

Bacaan Injil : Matius 26: 14-25

Dengan tiga puluh uang perak Yudas tega menghabisi hidup gurunya. Suatu harga yang sangat murah untuk membeli hak hidup seseorang, apalagi orang yang sungguh dekat dengannya. Tentunya kita bertanya mengapa Yudas sedemikian nekat mendatangi para imam kepala dan menjual Yesus kepada mereka dengan harga yang sedemikian murah. Pastilah ada sebab di balik sikapnya ini. Ada asap tentunya harus ada api.

Yudas bertindak sedemikian nekat karena ia tidak terima dengan sikap Yesus yang sering kali menegur dia sebagai bendahara. Sebagai seorang bendahara Yudas tidaklah jujur. Ia sering menggunakan uang bersama untuk memenuhi keinginannya. Sikap Yudas ini tentunya tidak benar. Yesus sebagai seorang guru tidak ingin melihat muridNya memiliki sikap demikian, maka Yesus menegur Yudas. Namun sikap Yesus ini sungguh tidak berkenan di hati Yudas, maka Yudas berusaha untuk membalaskan dendamnya dengan cara bersekongkol dengan imam-imam kepala. Namun cara yang ia tempuh untuk membalaskan dendamnya sangatlah tidak tepat. Perbuatan yang gegabah tentunya akan mendatangkan celaka bagi diri sendiri maupun orang lain.

Amarah Yudas yang tak terkendali adalah bahan bakar yang sangat bagus untuk digunakan oleh para imam kepala untuk menghabisi Yesus. Mereka melihat kemarahan Yudas adalah peluang yang baik untuk membunuh Yesus. Kelemahan Yudas mereka gunakan untuk menghabisi nyawa orang lain. Dari kisah hidup Yudas ini kita bisa belajar betapa kemarahan yang tak terkendali adalah sebuah kelemahan. Ada pepatah yang mengatakan demikian “musuah akan mudah dikalahkan saat marah”, artinya emosi yang tak terkontrol adalah pangkal kehancuran seseorang. Kemarahan Yudas telah menghancurkan hidup Yesus dan dirinya sendiri. Oleh karena itu sebagai seorang Kristiani kita mohon selalu kepada Tuhan kekuatan untuk dapat mengendalikan hidup kita, terutama emosi kita bagi kebaikan hidup kita dan sesama kita. Tuhan memberkati. Amin.

Selasa, 31 Maret 2015

Posted by admin on March 30, 2015
Posted in renungan 

Bacaan I : Yesaya 49: 1-6

Bacaan Injil : Yohanes 13: 21-33.36-38

Sebagai seorang guru dan sekaligus seorang pemimpin Yesus mempunyai hak untuk menghukum pengikutNya yang berkhianat. Namun Yesus tidak melakukan hal itu. ia tidak menghukum Yudas Iakariot yang mengkhianati Dia. Sebaliknya Ia memberi kebebasan kepada Yudas untuk melakukan aksi pengkhianatannya.

Banyak orang berpikir bahwa sikap Yesus untuk mengijinkan Yudas mengkhianati Dia sebenarnya adalah sebuah jalan penyelamatan. Jika Yesus tidak dikhianati Yudas maka maka tidak akan pernah ada karya keselamatan. Namun benarkah demikian? Benarkah bahwa bahwa karya keselamatan umat manusia terletak dalam pengkhianatan Yudas atas Yesus? Kiranya tidak sesederhana itu. Allah yang maha agung bisa membuat karya keselamatan tanpa harus menggunakan Yudas. Tanpa pengkhianatan Yudas pun karya keselamatan tetap terlaksana.

Peristiwa yang digambarkan dalam Injil hari ini yang sedemikian dramatis justru membuat kita sadar betapa Allah sungguh menghargai kehendak bebas umat manusia. Allah kita bukanlah Allah diktator, Allah yang selalu mengekang kita. Sebaliknya Ia adalah Allah yang sungguh membebaskan kita. Ia memberi kita kebebasan karena Ia begitu mempercayai kita. Ia sangat yakin bahwa kita mampu menjaga dan menghargai kebebasan tersebut. Jika Allah sedemikian percaya pada kita, sebaliknya dari pihak kitapun semestinya kita juga bisa mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Biarlah Tuhan memakai kita kita menjadi alatNya untuk mewartakan karya penyelamatanNya. Semoga, amin. Tuhan memberkati.

Senin, 30 Maret 2015

Posted by admin on March 29, 2015
Posted in renungan  | 1 Comment

Bacaan I : Yesaya 42; 1-7

Bacaan Injil : Yohanes 12: 1-11

“Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu”. Inilah perkataan yang disampaikan oleh Tuhan untuk menegur Yudas Iskariot. Yudas merasa sangat sayang melihat Maria meminyaki kaki Tuhan dengan minyak narwastu yang sangat mahal harganya. Maka ia mengatakan bahwa minyak itu dapat dijual dengan harga mahal dan uangnya dapat digunakan untuk membantu orang-orang miskin. Kiranya apa yang dikatakan oleh Yudas ini sangat baik dan masuk akal. Namun kita jangan sampai terkecoh dengan apa yang tampaknya baik. Belum tentu apa yang baik selalu benar. Ada kalanya apa yang baik digunakan untuk menyembunyikan maksud-maksud yang kurang baik. Contohnya adalah kritikan Yudas atas apa yang dilakukan oleh Maria yaitu meminyaki kaki Tuhan dengan minyak narwastu yang mahal harganya. Dengan tegas Tuhan mengtakan bahwa perhatian Yudas atas kaum miskin adalah baik. Namun di lain pihak Tuhan juga mengatakan bahwa perhatian Yudas atas orang miskin yang berlebihan justru menjauhkan dia dari Tuhan.

Berdasarkan hal ini kitapun bisa bertanya pada diri kita sendiri. Apakah segala sesuatu yang kita lakukan murni untuk memuliakan Tuhan ataukah hanya sekedar bersembunyi dari persoalan. Apakah yang kita lakukan sungguh mengandung maksud yang baik ataukah hanya sarana bagi kita untuk melarikan diri dari tanggungjawab dan lain sebagainya.

Terkadang apa yang kita lakukan justru membuat kita jauh dari Tuhan, padahal semuanya awalnya untuk mewujudkan ajaran Tuhan. Misalnya memperhatikan kaum miskin dan papa. Namun bila kegiatan kita ini hanya berdasarkan pada rutinitas maka kegiatan kita ini justru akan menjauhkan kita dari Tuhan. Oleh karena itu setiap kali kita melakukan suatu tindakan hendaknya kita selalu bertanya pada diri kita masing-masing, “siapakah yang aku layani Tuhan ataukah ego pribadiku?”. Jika yang kita layani adalah Tuhan kita berada on the right track, namun jika yang kita layani adalah ego pribadi kita maka kita sedang berada on the wrong track. Semoga rahmat Tuhan selalu berlimpah atas hidup sehingga kita bisa melakukan tindakan-tindakan yang mendekatkan kita pada Tuhan. Amin.

Meta-noein

Posted by admin on March 28, 2015
Posted in renungan 

u-turn for christ

Yoh 11:45-56

 

Hari-hari untuk pantang dan puasa, doa dan derma selama masa pra-paskah tak lama lagi akan mencapai puncak. Pelbagai persiapan untuk merayakan Minggu Palem dan Tri Hari Suci terus dimantapkan.

Di paroki St. Matthew Corona – California di mana saya bekerja juga sudah melaksanakan persiapan-persiapan untuk merayakan Hari Raya Paskah. Perayaan sakramen tobat sudah dilaksanakan seminggu yang lalu. Baik orang tua maupun anak-anak dengan semangat melakukan pembaharuan batin dengan mengaku dosa dan menerima rahmat pengampunan dari Tuhan lewat imam yang melayani sakramen pengakuan. Ada 11 orang anak yang sudah menyiapkan diri akan menerima Komuni Pertama pada Kamis Putih. Jalan Salib bersama umat terus dilaksanakan. Sore ini temanya tentang Maria. Sementara itu juga ada 15 katekumen yang akan diterimakan Sakramen Inisiasi, 3 yang lain melakukan Profession of Faith pada Malam Paskah. Para katekumen yang sudah menyiapkan diri sejak tahun lalu melakukan rehearsal kemarin malam di Gereja didampingi oleh para sponsor mereka. Persiapan untuk koor dan para petugas Liturgi juga terus dilakukan dan dikoordinasikan agar nanti bisa tampil dengan mulia saat perayaan. Tak ketinggalan sore ini Men’s Club paroki pun menyelesaikan projek Fish Fry Dinner yang dilaksanakan setiap Jumat selama masa pra-Paskah ini. Daun-daun palem pun sudah disiapkan untuk diberkati saat mulai perayaan nanti. Akan ada juga seekor donkey yang diikat di taman. Ini akan mengingatkan Yesus yang masuk Kota Suci Yerusalem sebagai Raja sambil menumpang seekor keledai pinjaman.

Pesta Paskah kita semakin dekat. Banyak yang harus disiapkan. Apa yang paling penting untuk disiapkan? Tentu batin kita. Caranya? Dengan terus melakukan pemurnian diri. Make a new way of thinking atau metanoein (Yunani), berarti putar haluan, make U-turn, bertobat dari salah dan dosa yang sudah kita buat, mentransformasi diri terus-menerus melalui doa, pantang dan derma agar jiwa bisa didamaikan kembali dengan Allah dan sesama. Berbalik kepada terang!

Perayaan Paskah akan membawa kita untuk mengalami inti terdalam dari misteri iman kita yakni pengorbanan Kristus melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Maka semua persiapan kita haruslah terarah kepada Yesus. Injil sendiri menulis bahwa orang-orang mencari Yesus. Mereka mau melihat Yesus di dalam pesta Paskah: “Akan datang jugakah Ia ke pesta?”

Semoga sikap tobat dan pembaharuan diri membantu kita untuk bisa melihat dan mengalami Yesus secara dekat melalui iman yang benar agar kita juga bisa mengambil bagian secara utuh dalam misteri agung wafat dan kebangkitan-Nya.

 

Hosana Putra Daud – Selamat memasuki Pekan Suci untuk kita semua!

Blasphemy

Posted by admin on March 27, 2015
Posted in renungan 

Malaysia Allah Ban

Sejak tahun 2007 pemerintah Malaysia mengeluarkan larangan mengenai kontroversi pemakaian kata Allah bagi non muslim dengan alasan mengganggu keamanan nasional.

Mingguan Katolik Herald diancam dicabut izin publikasinya jika kata itu dipakai dalam edisi bahasa Malaysia. Sementara itu organisasi-organisasi Islam menyita terjemahan-terjemahan Kitab Suci dan buku-buku yang memakai kata Allah. Hingga Juni 2014, pengadilan federal Putrajaya tetap memenangkan keputusan tentang larangan di atas dengan alasan kata Arab tersebut “bukanlah bagian integral dari iman Kristen.”*

Orang Kristen Indonesia memakai kata Allah seperti diterjemahkan dalam Alkitab/Kitab Suci. Beruntung!

Dalam Injil hari ini Yohanes membawa pembacanya kepada puncak kontroversi Yesus dengan orang-orang Yahudi karena menyebut diri-Nya sebagai Putra Allah. Bahkan menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Akibatnya Yesus terus dicari untuk dibunuh. Karena blasphemy.

Yesus menanyakan alasan kenapa mereka mau melempari-Nya. Banyak tanda dan mukjizat yang telah dilakukan-Nya (bdk. Yoh 2:1-11; 4:46-54; 5:1-18; 6:5-14; 6:16-24; 9:1-7; 11:1-45). Banyak pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan Yesus. Yang mana yang membuat mereka mau membunuh-Nya?

Orang-orang Kristen dilarang memakai kata Allah – Yesus dianggap blasphemy karena Dia Putra Allah.

“You, a man, are making yourself God.” You guys are using the word Allah.

Ada 9% orang Kristen di Malaysia. 10% orang Kristen di Indonesia. 2.18 miliar orang Kristen dunia. Hal-hal yang baik apa saja yang mereka lakukan bukan bagian integral dari iman mereka?

* http://www.cnn.com/2014/06/24/world/asia/malaysia-allah-ban/

*Ilustrasi http://www.themalaysianinsider.com/malaysia/article/federal-court-decision-on-allah-only-for-herald-says-putrajaya

Translate »