Lubuk Hati 1 Juni 2018
Pesta St. Yustinus Martir
Markus 11:11-26
Hati-hati dimarahi Yesus!
Beberapa orang pernah mencoba menegur atau menasehati saya bahwa kalau menjadi orang Katolik apalagi seorang Romo, saya tidak boleh marah. Terang saja saya hanya tersenyum, dan berkata dalam hati, “Wah, masih banyak orang Katolik yang ‘ga’ pernah baca Kitab Suci, jadi tidak tahu bahwa Yesus di dalam Injil pernah marah beberapa kali.” Marah itu penting bila memang diperlukan, dan dalam hal ini saya mau memberi contoh. Pertama, silakan membayangkan anak anda dikasari dengan kata-kata rasial dan mengalami kekerasan fisik dari teman-temannya di sekolah. Kalau anda tidak marah serta hanya menerima dan pasrah, sudah pasti ada yang salah dalam pikiran anda. Contoh kedua, silakan
membayangkan anda dan teman anda membaca berita pemboman beberapa gereja-gereja di Surabaya beberapa waktu lalu, dan ketika anda menunjukkan ekspresi marah anda dengan mengutuki aksi terorisme dan para teroris itu, teman anda malah menegur anda bahwa anda tidak boleh marah sebagai orang kristiani. Anda tentunya tidak terima dan merasa bahwa ada cara berpikir yang salah dari teman anda. Mungkin anda juga berpikir bahwa teman anda mendukung terorisme atau mungkin saja ia salah satu dari anggota teroris tersebut.
Yang tidak boleh dan memalukan itu bukan marah, tapi marah yang tidak cerdas alias marah yang menunjukkan kekerdilan batin. Pernahkah anda marah tanpa control dan mengeluarkan perbendaharaan “kebun binatang” anda yang ditujukan kepada seseorang yang anda anggap bersalah? Pernahkah anda marah dan menjadi kalap sehingga piring makan menjadi piring terbang? Itulah saat di mana anda marah secara bodoh. Saudara(i), kita boleh marah asal kemarahan kita itu menunjukkan kecerdasan batin kita. Filsuf Aristoteles (384-322 s.M.) berkata, “Marah itu gampang, tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit.”
Hari ini kita mendengarkan Yesus mengutuki sebuah pohon ara dan memarahi para penjual di Bait Allah. Yesus tentunya marah secara cerdas. Tapi mengapa Yesus mengutuki pohon ara tersebut? Jelas karena pohon itu tidak menghasilkan buah seperti yang diharapkan Yesus. Apakah Yesus akan marah kepada kita bila kita tidak menghasilkan “buah”? Jelas Ia akan marah dengan caranya yang cerdas karena dia akan dengan melihat cara, tujuan, saat, dan kadar yang tepat untuk memarahi kita. Kapan Yesus akan marah kepada kita? Hari ini kita diberitahu mengenai dua hal yang membuat Dia marah kepada kita.
1. Bila kita tidak menghasilkan buah-buah rohani dalam hidup kita sebagai orang Kristiani. Buah-buah yang dimaksud adalah kasih, suka-cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal. 5:22-23). Menjadi orang Kristiani itu harus menghasilkan buah-buah rohani. Kalau anda merasa anda tak menghasilkan buah, paling tidak satu buah seperti yang dikatakan oleh St. Paulus di atas, anda perlu berhati-hati bahwa suatu hari nanti anda akan didatangi Yesus dan dimarahi habis-habisan bahkan dikutuki oleh-Nya.
2. Bila kita melakukan ketidakadilan kepada orang lain seperti para penjual di Bait Allah. Sebenarnya Yesus juga marah kepada para penguasa Bait Allah yang membuat sistem Bait Allah menjadi sistem yang “mencekik” rakyat jelata. Mereka menetapkan aturan dan harga-harga yang tinggi yang membuat banyak orang kesulitan untuk memberikan persembahan bagi Tuhan di Bait Allah. Sistem monopoli di Bait Allah membuat ketidakadilan terjadi antara penguasa Bait Allah dan rakyat jelata yang terpaksa harus membeli barang-barang persembahan di Bait Allah dari para penjual yang sudah diatur oleh penguasa Bait Allah. Di dalam dunia kita sekarang, ketidakadilan itu bisa berupa tindakan seperti para penguasa Bait Allah yang menipu dan mengambil keuntungan dari kekuasaan mereka tapi bisa dalam bentuk yang lebih halus seperti gosip ataupun fitnah kepada seseorang karena setiap kali kita mengucapkan ketidakbenaran tentang seseorang, kita sudah berbuat tidak adil terhadapnya.
Hari ini kita belajar bahwa Yesus tidak segan-segan memarahi bahkan mengutuk siapapun atau apapun kalau ia melanggar dua kriteria: berbuah rohani dan keadilan. Apakah kita termasuk orang-orang yang akan dimarahi Yesus hari ini bila kita berdiri dihadapan-Nya? Semoga tidak, tapi kalau “iya” maka cepatlah bertobat dan “berbuah” sebelum dimarahi oleh-Nya!