
Posted by admin on February 28, 2014
Posted in Podcast | 3 Comments

Saat ini bekembang trend dalam masyarakat Indonesia untuk menyebut kaum hawa sebagai perempuan dan bukan lagi wanita. Alasannya kaum feminis mengatakan bahwa kata wanita terkesan melemahkan harkat kaum hawa, sementara kata perempuan memberi kesan tangguh pada kaum hawa. Apakah benar demikian, wallahu alam, heaven knows. Terlepas dari hal ini hari ini Tuhan dalam Injil menhajak kita sekalian untuk merenungkan betapa Tuhan Yesus sungguh-sungguh menghargai harkat kaum hawa. Ia membela kaum perempuan dari penindasan yang dilakukan oleh kaum adam, (baca, laki-laki). Mengapa demikian? Karena dalam kebudayaan Yahudi pada masa itu, seorang perempuan bila telah menikah dengan seorang laki-laki maka ia dianggap sebagai milik si laki-laki dan disetarakan dengan harta bendanya, bahkan dengan binatang piaraannya. Jadi jika seorang laki-laki merasa tersinggung atau mulai bosan dengan istrinya ia memiliki hak untuk menceraikan istrinya dan mencari istri yang lain. Bahkan alasan-alasan sepele bisa menjadi alasan seorang laki-laki dapat menceraikan istrinya.Posted by admin on February 27, 2014
Posted in Podcast
Posted by admin on February 27, 2014
Posted in renungan | 1 Comment
Kamis, 27 Pebruari 2014
Bacaan I : Yakobus 5: 1-6
Injil : Markus 9: 41-43.45-50
Mungkin judul renungan ini terasa absurd, tidak masuk akal. Mungkinkah menggarami dengan api? Tapi mari kita lihat apa yang dikatakan Yesus dalam Injil, “Sebab setiap orang akan digarami dengan api” (Mrk. 9:49). Maksud Tuhan adalah bahwa setip murid Kristus dibersihkan hatinya sehingga ia hidup damai di dalam hati dan damai dengan orang lain. Inilah garam yang asin, garam yang berguna. Mungkin baik bila kita selalu memperhatikan apa yang dikatakan Yesus ini “Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain. Damai adalah garam yang sungguh diperlukan dalam hidup kita sehari-hari. Tanpa damai kita tidak dapa melangsungkan hidup kita dengan baik dan bahagia.
Persis seperti apa yang dikatakan Rasul Yakobus bahwa kekayaan tidak dapat menjamin kita menjadi bahagia. Kita akan bahagia jika kita memiliki damai, tanpa damai, sekali lagi hidup kita tidak akan pernah bahagia betapapun kaya rayanya kita.
Posted by admin on February 26, 2014
Posted in renungan
Rabu, 26 Pebruari 2014
Bacaan I : Yakobus 4: 13-17
Injil : Markus 9: 38-40
Konsili Vatikan II mengajarkan kepada kita sekalian bahwa Tuhan atau Roh Kudus dapat bekerja di mana saja. Roh Kudus tidak pernah memandang agama, ataupun latar belakang seseorang. Ia bekerja di manapun Ia kehendaki. Oleh karena itu sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus katakan kepada Yohanes “Janganlah kalian cegah dia! Sebab tak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi namaku, dapat seketika mengumpat aku” adalah benar adanya. Tuhan dapat menggunakan apapun atau siapapun untuk menyatakan mujizat dan kuasaNya.
Rasul Yakobus daam suratnya juga mengatakan bahwa kita seharusnya tidak menunda-nunda untuk berbuat baik. Ia berkata “Jika orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi tidak melakukannya, ia berdosa” adalah benar sekali. Berbuat baik bukanlah masalah agama ataupun laar belakang seseorang. Semua orang dipanggil oleh Tuhan untuk berbuat baik, karena dalam perbuatan baik itulah kebaikan Tuhan dinyatakan kepda kita semua.