Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Kekerasan melahirkan kekerasan baru

Posted by admin on April 30, 2015
Posted in Podcast 

f20aa724ac0080b38b2850509d17a2b5
Kisah Para Rasul 13:26-33
Yohanes 14:1-6
    Dalam beberapa renungan yang lalu kita telah berbicara tentang keprihatinan dunia tentang sikap dan tindakan orang-orang yang mau memporakporandakan dan menghancurkan iman umat kita kepada Kristus. Sangat mungkin kita tidak akan pernah mengalami seperti yang sama saudara dan saudari kita di daerah-daerah atau negara-negara yang terlibat konflik dan atau peperangan. Namun pada kesempatan ini kalau saya boleh bertanya, apakah anda pernah mengalami tantangan dalam bentuk lain seperti, kehilangan pekerjaan, bangkrut, difitnah, kisruh di dalam keluarga, perlakuan yang tidak adil dalam kehidupan komunitas biara yang membuat anda merasa ditinggalkan atau diabaikan oleh Yesus yang kita imani? Ataupun yang bisa menggoyahkan iman kita kepada Kristus yang adalah “jalan, kebenaran dan hidup?”
    Dalam bacaan Injil hari ini Yesus mengatakan: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” Sangat boleh jadi kita perlu menanggapi kata-kata Yesus ini dengan mengatakan bahwa “aku percaya akan kehadiran cintaMu Yesus, tetapi kadangkala rasanya jalan hidup mengikutiMu terlalu penuh dengan tantangan.” Maunya sih tidak mau gelisah, tidak mau cemas dan tidak pantas untuk ragu-ragu akan kehadiranMu Yesus.
Saudara-saudari terkasih,
    Hari ini, Jumad minggu IV masa Paskah dalam perayaan Ekaristi, Gereja mengangkat bacaan injil dari St. Yohanes. Kita tahu bahwa murid Yesus yang satu ini sudah pernah mendengar kata-kata Yesus, sebelum pergolakan dan tantangan yang mereka hadapi sebelum Yesus ditangkap, didera, dihukum mati dan disalipkan. Sangat mungkin Gereja  menghendaki agar kita selalu sadar, bahwa kita juga sebagai murid dan pengikut Yesus dewasa ini akan selalu bisa mengalami pengalaman yang sama seperti para muridNya yang pertama. Meskipun secara pribadi mereka sudah mengenal Yesus, namun kepedihan, rintihan rasa sakit yang Yesus derita masih terus melekat dalam ingatan mereka yang berakhir pada penyalipan.
Namun, saudara-saudariku terkasih,

Suatu kejutan yang terjadi setelah Paskah, Ia yang dikatakan telah mati “hadir di tengah-tengah mereka. Yesus hidup! Yesus berbicara kepada dan dengan mereka sambil menegaskan agar mereka tidak perlu takut dan gelisah. Apapun tantangan dan penderitaan yang kamu alami dalam kehidupanmu dan yang mengancam imanmu, percayalah kepada Kristus dan berpegang teguh pada firmanNya. Yesus tidak pernah mengajarkan bahwa kita akan bebas dari segala penderitaan dan hambatan dalam perjalanan hidup ini. Tetapi, melalui Yesus dan bersama Yesus kita akan lebih merasakan kedamaian di dalam hati. Kita tahu dan benar-beanr sadar bahwa penderitaan, tantangan dan hambatan apapun di dalam kehidupan ini pasti akan berlalu. Yesus mengatakan: “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat dimana Aku berada, kamupun berada.” Yesus menjanjikan para muridNya, dan tentunya kepada kita juga sekarang ini, bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, apapun penderitaan yang kita hadapi dan alami, kalau kita tetap percaya kepadaNya, saya yakin kita semua tidak akan dapat terpisah dari Yesus. Itulah berkat kekuatan dan besarnya Kasih Kristus kepada kita. “Tantangan dan penderitaan seperti apapun yang kita hadapi dalam dunia ini tak pernah akan memisahkan kita dari cinta Kristus.” Amin.

Contoh kesempurnaan pelayanan hidup Yesus

Posted by admin on April 29, 2015
Posted in renungan 

Kisah Para Rasul 13:13-25
Yohanes 13:16-20
 
    Tidak sedikit orang yang kita jumpai dalam kehidupan ini yang benar-benar mengabdikan dirinya, memberi atau menyumbangkan waktu dan tenaganya, bakat, kemampuan dan talentanya serta dedikasi mereka melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggungjawab yang telah dipercayakan kepada mereka. Entahkah mereka bekerja di suatu perusahaan, institusi sekular ataupun rohani/gerejani. Penampilan dan pelayanan mereka harus benar-benar bisa mewakilkan perusahaan ataupun institusi dimana mereka bekerja. Paus Yohanes Paulus II, ketika mengunjungi Indonesia, ketika itu saya masih bertugas di Indonesia, slogan yang terpampang di setiap pojok kota yang ia kunjungi tertulis, “I am the servant of the servants.”  Sementara orang dengan tulus mewakilkan pemimpinnya, atau memainkan peranan sebagai seorang pemimpin kepada orang-orang yang dipercayakan kepadanya. Selain itu ada beberapa orang yang benar-benar mempersembahkan seluruh kehidupannya ke perusahaan dimana dia bekerja. Ada pula beberapa anak di dalam keluarga yang secara sempurna bisa mewakilkan orang tuanya dalam segala hal atau bisa mewariskan nilai-nilai hidup orangtuanya. Contoh-contoh hidup yang demikian berbicara banyak tentang kesetiaan dan integritas, dan bahkan sering gaya dan pola hidup seperti ini akan selalu membawa hasil dan buah yang memuaskan karena berpusat pada kepercayaan, kesatuan dan kedamaian.
    Nilai-nilai kehidupan seperti ini tidak hanya dibutuhkan di dunia business atau keluarga, tetapi juga di Kerajaan Allah. Bagi mereka yang mau mengambil bagian dalam Kerajaan Allah dituntut penyerahan hidup secara total kepada Allah, dan tulus mewakilkan Tuhan kepada dunia, dimana dan kemana saja mereka diutus. Ketika kita berbicara kepada orang lain dalam kaitan dengan Kerajaan Allah, kita berbicara atas nama Tuhan; kata-kata yang kita ucapkan menampilkan Allah yang hadir dalam diri kita. Kata-kata itu harus berakar dan berpusat pada kasih Allah dan berpusat pada kepercayaan kita kepadaNya.
Saudara-i terkasih,
    Kitab Suci berbicara banyak tentang orang-orang yang bersedia mencintai Tuhan dengan menjalankan tugas yang Tuhan percayakan kepada mereka. Dari Abraham sampai Moses, dari Daud sampai para nabi, Kitab Suci Perjanjian Lama mewartakan kata-kata dan perbuatan mereka menumpahkan seluruh kehidupan mereka dalam tugas pelayanan kepada Tuhan. Kitab Suci Perjajian Barupun mewartakan kehidupan para rasul dan para murid lainnya. Lebih lanjut Yesus yang adalah Tuhan dan Penyelamat kita memberikan kita contoh-contoh yang sempurna tentang apa artinya menjadi seorang pelayan. Berangkat dari cinta Tuhan kepada kita dan dalam pengabdian serta kerendahan hati melaksanakan kehendak Bapak, Jesus telah menjadi manusia seperti kita agar kita semua memperoleh keselamatan. Yesus menampilkan kasih Allah dan rencana keselamatanNya.  Yesus secara sempurna dalam hidupnya sebagai manusia telah menunjukkan kedalaman kasih Allah melalui mukjizat-mukjizat, penyembuhan-penyembuhan dan belaskasihan Allah dalam  kematian dan kebangkitanNya.
Oleh karena itu berbicara tentang melayani Tuhan, saya mengajak saudara-saudari untuk mencontohi para hamba Allah yang telah mendahului kita; dan yang terutama mencontohi hidup dan kehidupan Yesus Kristus sendiri, yang telah memberikan kita semua contoh-contoh tentang apa artinya menjadi “pelayan, dan kepatuhanNya kepada kehendak Allah.” Yesus telah menyerahkan hidupNya agar kita semua bisa lebih memahami kedalaman kasih Allah dan pengharapan kita kepada keselamatan. Semoga kita semua juga bisa memberikan segala waktu, pikiran, ketrampilan dan apa saja yang kita peroleh dari Tuhan untuk kita bagikan kepada sesama kita, agar mereka bisa menemui Yesus yang hadir dalam diri, kehidupan dan pelayanan kita. Amin.

 

Kebaikan Sejati

Posted by admin on April 28, 2015
Posted in Podcast 

th

Yesus adalah Terang Dunia, Pernyataan Cinta Tuhan kepada kita

Posted by admin on April 28, 2015
Posted in renungan 

 
Kisah Para Rasul 12:24-13:5a
Yohanes 12:44-50
 
 
Yesus berkata: “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal di dalam kegelapan.”
Saudara-saudariku terkasih!
     “Terang” dan “Gelap dan ataupun Kegelapan” merupakan suatu topik yang tak pernah selesai dibicarakan. Karena baik Terang maupun kegelapan selalu dihadapi oleh semua mahluk hidup, manusia, hewan maupun tanaman. Anda tentu punya pengalaman tersendiri kalau berada dalam kegelapan. Pelbagai perasaan yang timbul kalau kita berada dalam kegelapan, seperti takut, sumpek, gelisah, bingung dan bahkan kehilangan arah atau pegangan. Saya masih ingat ketika belum ada program “listrik masuk desa” di negara kita, pada malam hari masyarakat kita tidak pernah kehilangan akal kalau berjalan dalam kegelapan. Di kampung halaman saya sekarang ini, betapapun sudah ada listrik masuk desa, belum semua orang mempunyai lampu listrik di rumahnya; bahkan belum semua desa mempunyai penerangan listrik.  Ketika saya masih kecil, hidup di desa yang tidak punya listrik, menghadapi kegelapan malam tidak menjadi suatu masalah; karena kalau berjalan di malam hari orang di kampung saya biasanya mempergunakan obor; penggunaan oborpun sudah boleh dibilang kaya karena bisa membeli minyak tanah. Tetapi kebanyakan orang mempergunakan sepotong kayu bakar yang sedang menyala atau membara, dan kayu itu digoyang-goyangkan selama dalam perjalanannya agar apinya tetap membara, bisa melihat jalan dan yang paling penting untuk bisa terhindar dari ular; karena ular takut akan api.
    Bacaan kita hari ini, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Terang Dunia. Terang adalah hakekat dan symbol KeAllahan Kristus sendiri, Kristus dengan sangat tegas mengatakan: “Aku datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal di dalam kegelapan.” Saudara-saudari terkasih, bukan tidak mungkin bahwa masih banyak orang yang tidak percaya atau ragu-ragu menerima pernyataan Yesus diatas. Ada pula yang masih betah berada dalam kegelapan dunianya. Bahkan dengan penuh kesadaran masih mau menutup mata hati dan pikirannya untuk melihat Terang Kristus, takut kalau nanti harus lepas dari dan atau harus menyerahkan apa yang selama ini dipegang, dinikmati atau dianutinya.
Saudara-saudariku terkasih,
    Sebagai orang beriman kita percaya bahwa di dalam kehidupan ini tidak ada satupun bentuk, pola dan gaya kehidupan yang sangat menjamin, membahagiakan dan menjanjikan seperti bentuk, pola dan gaya kehidupan dalam dan bersama terang Kristus.  Namun Yesus juga tidak pernah memaksakan kehendakNya agar kita menerima dan percaya kepadaNya…“sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.” Pada bagian terakhir dari perikope ini dengan sangat jelas Yesus mengatakan: “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataanKu, ia sudah ada kahimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.” Oleh karena itu kalau kita mengambil sikap ini dalam suatu bentuk penolakan terhadap pemberitaan Yesus, maka boleh dibilang kita dengan sadar telah membutakan mata hati, pikiran dan kesadaran kita akan kehadiran Kristus yang adalah terang dunia.
Pada kesempatan ini  kita boleh bersyukur dan berterimakasih kepada Bapak di Surga yang telah mengutus Yesus PuteraNya kepada kita: Puji syukur dan terimakasih kepada Yesus yang adalah terang bagi kita, yang menyinari jalan kehidupan kita, yang telah mengangkat kita keluar dari lembah kekelaman dan yang bersedia tinggal di dalam hati dan kehidupan kita. Betapapun kadangkala kita masih juga menghindari terang cahaNya, namun cahaya Kristus masih lebih kuat dan membuat ular-ular yang berkeliaran dalam kegelapan kehidupan kita lari karena tidak tahan akan Terang Kristus; dengan demikian boleh dibilang bahwa Terang Kristus akan selalu menyejukkan dan menghantar kita untuk kembali ke dalam pelukan kasihNya. Itulah bukti Kasih, Pengampunan dan Belaskasih Allah kepada kita dan kepada semua ciptaanNya. Kita percaya bahwa tak ada kasih yang lebih besar daripada kasih Tuhan kepada kita.

Saudara-saudariku terkasih, berkat Rahmat Pembaptisan yang telah kita terima, kita telah menjadi anak-anak terang yang selalu berjalan bersama Yesus, di dalam Yesus dan dengan Yesus; dengan demikian kita juga boleh mengambil bagian untuk bisa meneruskan sinar kasih Kristus itu kepada sesama yang berada di sekitar kita, dalam komunitas kehidupan kita. Kita boleh berbangga untuk hidup sebagai anak-anak terang kalau kita bisa berlaku adil dengan mengutamakan martabat kehidupan yang telah Tuhan berikan kepada kita masing-masing. Semoga terang Krsitus yang kita jiwai akan selalu bersinar, ketika kita bisa memenuhi kebutuhan sesama kita yang lapar akan makanan, yang lapar dan haus akan perhatian dan kasih, menyemangati mereka yang telah putus asa dan tertekan. Semoga doa dan pelayanan kita hari ini boleh menjadi doa dan pengabdian dari anak-anak terang, terang yang telah kita terima dari Terang Kristus sendiri; dengan demikian melalui Terang Kristus yang hadir didalam diri kita boleh menyinari orang lain dan memuji dan memuliakan Bapak kita di Surga. Amin

Translate »