Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Tidak Mungkin -> Mungkin

Posted by admin on November 30, 2015
Posted in renungan 

Selasa, 1 Desember 2015

Yesaya 11:1-10
Mazmur 72
Lukas 10:21-24

Kitab Nabi Yesaya yang penuh dengan nubuat menjadi sangat populer bagi Gereja awal untuk diinterpretasikan sebagai bacaan Kitab Suci yang menubuatkan kedatangan Kristus ke dunia. Nabi Yesaya sendiri ketika menuliskan bagian ini mempunyai tujuan untuk memperingatkan bangsa Israel akan invasi kerajaan Assyria (Asyur) yang kuat. Di bab sebelumnya Yesaya menuliskan bahwa bangsa Assyria menjadi alat Tuhan untuk menghukum Israel yang tidak mengindahkan perintahNya. Akibatnya adalah kemenangan Assyria dan kehancuran Israel. Bangsa Israel akan diasingkan dan hanya sebagian kecil yang dapat kembali ke tanah air mereka.

Tetapi kehancuran dan pengasingan yang akan menimpa Israel bukanlah akhir cerita. Yesaya menggambarkan saat Israel akan dipulihkan. Dari ayat pertama dikatakan bahwa suatu tunas akan muncul dari batang Isai. Isai adalah ayah dari Raja Daud. Yesaya memberi pesan bahwa pemimpin idaman Israel saat itu akan muncul dari keturunan Daud, sebagai tanda bahwa Allah tidak lupa akan perjanjiannya dengan Daud bahwa keturunannya akan memimpin Israel sebagai raja yang adil. Gambaran tunas yang muncul dari batang juga menandakan kebesaran Tuhan yang bisa menumbuhkan sesuatu yang baru dari situasi yang tampaknya sudah mustahil dan membuat kita putus asa.

Dalam beberapa hari ke depan, bacaan pertama kita akan berasal dari Kitab Yesaya yang berisi tentang janji-janji Allah untuk memulihkan Yerusalem yang sudah melalui masa-masa gelap. Gereja dengan kebijaksanaannya memutuskan untuk menggunakan bacaan ini untuk memulai masa Adven karena inilah inti dari empat minggu sebelum masa Natal ini. Adven mengingatkan kita bahwa di masa yang kelam, di mana kekerasan, ketidakadilan, dan kejahatan seperti merajalela, Tuhan tidak meninggalkan kita dan menjanjikan untuk membawa kita melalui semuanya ini menuju masa yang damai, adil, dan sejahtera. Melalui Adven, kita berada dalam saat penantian, menunggu kehadiran Sang Terang yang akan bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan tidak akan bisa menguasainya (Yohanes 1:5).

Percaya -> Berbuat

Posted by admin on November 29, 2015
Posted in renungan 

Senin, 30 November 2015
Hari Raya Pesta Santo Andreas Rasul

Roma 10:9-18
Mazmur 19:8-11
Matius 4:18-22

“Percayalah apa yang kamu baca.
Ajarlah apa yang kamu percayai.
Lakukan apa yang kamu ajarkan.”

Formula di atas adalah rumusan dari upacara pentahbisan diakon, di mana Uskup mengucapkan kata-kata di atas ketika memberikan Kitab Injil kepada diakon yang ditahbiskan. Misi ini bukan hanya untuk para diakon saja, tapi juga menggambarkan misi kita sebagai pengikut Yesus.

Bacaan dari Surat Paulus kepada Umat di Roma hari ini sering menjadi bahan pertentangan antara beberapa umat Protestan dan Katolik. Jika kita membaca secara literal memang disebutkan bahwa untuk diselamatkan, kita hanya perlu mengaku dengan mulut dan percaya dengan hati kita bahwa Yesus telah bangkit. Berdasarkan konsep Martin Luther, perintis Protestanisme, yaitu “Sola Scriptura”, maka hanya hal-hal yang dituliskan dalam Alkitab saja yang bisa menjadi pegangan dalam Gereja. Karena itu, karena tidak tertulis dalam Alkitab (walaupun Surat dari Yakobus berbicara tentang hal ini), Martin Luther menolak prinsip bahwa perbuatan kita bisa mempengaruhi keselamatan kita. Cukup hanya mengaku secara verbal dan percaya dalam hati.

Sebenarnya hal ini tidak perlu menjadi pertentangan. Dalam konteks historisnya Martin Luther bereaksi terhadap praktek-praktek Gereja saat itu yang kelihatannya seperti memperjualbelikan pengampunan dosa berdasarkan perbuatan-perbuatan dari umat. Akibatnya, orang lebih memperhatikan perbuatan apa yang bisa menghapus dosanya daripada terlebih dahulu memperbaiki hubungannya dengan Allah melalui pertobatan yang datang sungguh-sungguh dari dalam hati.

Di lain pihak, percaya tidak berarti hanya mengucapkan dengan mulut dan memenuhi hati dengan keyakinan yang tak tergoyahkan. Kepercayaan sejati secara otomatis akan berbuah perbuatan-perbuatan yang baik. Yesus sendiri mengatakan, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk dalam kerajaan Sorga, melainkan dia yang MELAKUKAN kehendak BapaKu di Sorga.”

Hari ini kita merayakan Santo Andreas, salah satu dari 12 murid Yesus. Mereka disebut juga “apostolos”, bahasa Yunani yang berarti “dia yang diutus.” Setiap dari kita pun juga telah diutus oleh Tuhan untuk menyebarkan Kabar Baik. Tapi pertama-tama kita sendiri harus percaya Kabar Baik itu. Dan selanjutnya kita pun harus berperilaku sesuai apa yang kita percayai dan ajarkan.

KESETIAAN SAMPAI AKHIR

Posted by admin on November 27, 2015
Posted in renungan 

Sabtu, 28 November 2015

 

 

 

Dan 7:15-27

Luk 21:34-36

 

Sikap yang diperlukan untuk menjaga kesetiaan kepada Tuhan dan akhirnya layak masuk dalam Kerajaan Allah adalah berjaga-jaga. Artinya bahwa hidup senantiasa diisi dengan berbuatan-perbuatan baik. Bagaimana manusia memanfaatkan waktunya di dunia? Apa yang diperjuangkan selama perjalanan di dunia?

 

Jika manusia hanya berpusat pada diri dan kepentingannya sendiri, maka yang akan mereka kejar adalah kesenangan-kesenangan duniawi. Namun jika hidup kita diarahkan pada kesempurnaan rohani, maka kita akan melakukan hal-hal yang baik/positif untuk mendapatkan suka-cita, damai dan keselamatan kekal.

 

Setiap pribadi manusia memiliki kesempatan yang sama dalam milih dan menentukan jalan hidupnya. Masing-masing orang memiliki kebebasan dalam memutuskan. Oleh karena itu orang mau hidup baik atau tidak, mau bahagia atau tidak, masing-masing pribadi memiliki peluang yang sama. Sikap berjaga-jaga berarti kita memilih dengan bijaksana dan bertindak adil, baik, jujur, penuh cinta kasih, dll. Semua keputusan dan tindakan yang baik tersebut berkenan kepada Allah.

 

Berbuat baik tidak hanya waktu dan kepada orang /kelompok tertentu, namun yang betul adalah kebaikan tersebut diarahkan untuk semua orang dan dengan konsisten dilakukan terus menerus sampai akhir. Karena Allah sendiri tidak pernah membeda-bedakan, setiap pribadi manusia berharga dan dicintai oleh Allah dan Cinta Nya untuk selama-lamanya.

 

Marilah berdoa:

Tuhan yang maha kasih, Trima kasih atas sabda Mu yang menyadarkan kami untuk selalu berjaga-jaga. Kami adalah manusia yang rapuh, kami membutuhkan pertolongan Mu. Kami percaya lewat kuasa Mu, kami akan mampu bertindak baik dan benar. Sehingga kami akhirnya pantas masuk dalam kerajaanMu di surga. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, Amin.

 

SABDA TUHAN TIDAK AKAN BERLALU

Posted by admin on November 26, 2015
Posted in renungan 

Jumat, 27 November 2015

 

Dan 7:2-14

Luk 21:29-33

 

Akan datang akhir jaman. Pada waktu itu langit dan bumi akan berlalu, namun sabda Tuhan Yesus tidak akan berlalu. Dengan demikian janji Tuhan untuk membawa semua orang yang setia kepada Nya masuk dalam kemuliaan bersama Bapa di surga, akan terlaksana. Yesus sendiri mengatakan; “Akulah jalan, kebenaran dan hidup.” Hanya melalui Yesus Kristus orang sampai kepada Bapa (Yoh 14:6)

 

Kasih Tuhan Yesus kepada manusia tidak akan pernah berlalu. Sejak Yesus turun ke dunia, Dia selalu konsisten dalam Misi Nya mengasihi manusia dan membawa mereka kepada Nya agar dijadikan satu kawanan dalam kerajaan Nya, yaitu kerajaan damai. CintaNya kepada manusia abadi selamanya. Setelah naik ke surga, Dia mencurahkan Roh Kudus pada hari Pentakosta, agar manusia terbuka hati dan budinya untuk melihat kebenaran dari Allah. Kemudian Dia telah menyediakan tempat bagi semua orang yang dengan setia menghayati panggilanya sampai akhir hidup.

 

Ketika manusia mampu melihat itu semua maka ia akan sujud menyembah Tuhan. Kita tidak layak dihadapanNya, namun karena Cinta Allah, kita diperkenankan menerima hidup. Namun seringkali manusia bersikap sombong. Ketika mereka sudah mendapatkan semuanya yang di dunia, mereka melupakan Allah. Semoga kita selalu menyadari kasih dan kebaikan Tuhan agar kita menjadi rendah hati dan tidak jatuh dalam kesombongan. Kasih dan kesetiaan yang akan dibawa ketika kita menghadap Tuhan.

 

Marilah kita berdoa:

Tuhan Yesus yang Maha Kasih, Engkau sungguh mencintai kami. Kami semua orang berdosa, namun karena cinta, Engkau telah menebus dosa-dosa kami. Ajarilah kami untuk selalu menyadari kasih Mu yang agung tersebut. Semoga kami selalu hidup di jalan yang telah Engkau tujukan kepada kami, Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, Amin.

 

AKHIR JAMAN

Posted by admin on November 25, 2015
Posted in renungan 

Kamis, 26 November 2015

 

Dan 6:12-28

Luk 21:20-28

Kehidupan manusia berjalan pada suatu tujuan akhir. Tujuan akhir tersebut disebut akhir jaman. Akhir jaman akan datang, pada saat itulah Anak Manusia datang kembali. Kapan datangnya tidak ada yang bisa tahu kecuali Allah sendiri. Oleh karena itu sikap yang perlu dilakukan adalah hidup baik. Dengan hidup baik berarti kita mempersiapkan diri untuk kedatangan Kristus akhir jaman.

Perjalanan hidup manusia di dunia ini akan mengarah satu tujuan, yaitu persatuan dengan Allah pencipta. Tujuan tersebut bisa dicapai dengan lancar ketika manusia mau dituntun pada jalan yang benar. Namun seringkali manusia cenderung memilih jalan hidupnya sendiri. Dengan memilih jalannya sendiri manusia merasa lebih bebas dan enak, namun semua yang enak tersebut belum tentu baik dan hanya bisa dinikmati di dunia. Semuanya itu akan ditinggalkan di dunia.

Orang perlu banyak merenung untuk memikirkan jalan hidupnya kembali. Manusia jaman ini merasa memiliki banyak kesibukan. Namun kesibukan belum tentu membuat semakin baik, jika kesibukannya selalu berhubungan dengan memuaskan diri sendiri. Manusia secara tidak sadar menjadi tergantung dengan alat-alat, harta, dan kesenangan-kesenangannya. Sementara hal tentang persiapan untuk menuju pada kehidupan kekal tidak pernah dipikirkan.

Ketika kita terbuka dengan Yesus Kristus, maka kita tidak akan terbawa arus dunia dan terlekat dengan kesenangan duniawi. Kedekatan dengan Kristus memberikan kebijaksanaan, kesadaraan akan tujuan hidup dan mendorong kita untuk berbuat baik dan penuh kasih. Sehingga bersama Kristus kita berjalan menuju pada keselamatan.

Marilah kita berdoa:

Tuhan Yesus yang Maha Kasih, terima kasih Engkau telah membuka hati kami untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Mu. Bimbinglah kami selalu agar sampai akhir hidup, kami setia kepada Mu. Sebab Engkaulah jalan, kebenaran dan kehidupan bagi kami, kini dan sepanjang masa, Amin.

Translate »