Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

SELALU SIAP UNTUK MELAYANI TUHAN

Posted by admin on August 29, 2019
Posted in renungan 

Jumat, 30 Agustus 2019

Mat 25:1-13

Setiap orang beriman dipanggil untuk mengalami kedekatan dengan Tuhan Yesus. Orang dekat dengan Nya adalah orang yang selalu menempatkan Yesus sebagai pusat hidupnya. Dengan demikian orang tersebut merasakan bahwa Yesus selalu menyertainya. Kesadaran inilah yang diperlukan agar orang bisa mengalami kasih Tuhan secara nyata.

Ketika seseorang dekat dengan Tuhan Yesus, maka apa yang dipikirkan dan yang dilakukan mengalir dari imannya kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu ia akan menjaga agar semua yang dipikirkan dan yang dilakukan sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh Yesus. Sebab itu orang beriman tidak akan memilih jalan lain selain jalan yang ditunjukan Yesus.

Ketika kesadaran tersebut terus dipelihara maka orang akan selalu bersikap bijaksana. Artinya orang tersebut tahu bagaimana membuat dirinya selalu siap untuk menerima kehadiran Yesus dalam diri sesamanya, terutama mereka yang miskin dan menderita. Yesus hadir dalam diri sesama, sehingga semakin seseorang dekat dengan Tuhan Yesus, semakin ia bisa menerima kelebihan dan kekurangan sesamanya dan bisa hidup rukun dengan sesamanya.

Panggilan kita adalah untuk mempersembahkan seluruh diri sebagai persembahan yang berharga dihadapan Tuhan. Oleh karena itu kita mengupayakan untuk selalu dekat dengan Yesus lewat doa dan Sabda yang kita renungan. Inilah cara kita untuk hidup bijaksana dan siap sedia melayani Tuhan yang hadir dalam diri sesama yang menderita.

Menjadi Seperti Yang Tuhan Ingini

Posted by admin on August 28, 2019
Posted in Podcast 

Menjadi Seperti Yang Tuhan Ingini oleh Sr Salverina Regina PKarm click here

Hidup Dalam Kekudusan

Posted by admin on August 27, 2019
Posted in renungan 

Rabu, 28 Agustus 2019

Mat 23:27-32

Hidup Dalam Kekudusan

Setiap orang beriman dipanggil dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa sempurna adanya. Hal itu berarti bahwa setiap orang orang yang mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dipanggil dan dipilih umtuk hidup kudus. Kekudusan adalah anugerah dan sekaligus jawaban bebas setiap orang untuk mau mengikuti dan melakukan kehendak Allah. Kekudusan tidak terjadi jika manusia pasif, artinya mengabaikan panggilan Tuhan untuk hidup seturut dengan kehendakNya.

Kekudusan menjadikan pribadi manusia semakin jernih dan bersih hati dan budinya sehingga kejujuran dan ketulusan semakin mewarnai setiap kata dan tindakannya. Oleh karena itu orang yang kudus tidak menyimpan kebencian namun yang ada didalam dirinya ketulusan hati dan kerinduan untuk selalu mengasihi dan berbagi. Karena kasih tersebut maka orang kudus senantiasa bersuka cita dan ingin selalu ingin berbuat baik.

Darimanakan semua itu bisa terjadi? Kekudusan pertama-tama bukan hanya hasil usaha keras manusia, namun ada hal yang menjadikan semua itu, ialah peran Roh Kudus yang diam dalam diri setiap orang beriman. Roh Kuduslah yang mendorong kita untuk melalukan hal-hal yang baik, bahkan Dialah juga yang mengajarkan kita berdoa dan menyebut Allah sebagai Bapa kita. Oleh karena itu Kekudusan adalah buah dari kerja sama yang baik antara Allah dan manusia.

Oleh karena itu orang yang kudus akan terhindar dari sikap munafik,sebab apa yang ada didalam hati dan budinya itulah yang akan tampak dan berbuah dalam tindakannya. Apa yang dipancarkan orang kudus adalah segala yang baik dan mendatangkan rahmat Allah. Setiap orang yang telah dipilih menjadi murid Kristus diundang untuk mengalami kedekatan Kristus dan melakukan kehendakNya. Dengan demikian jika kita selalu bersama dengan Tuhan dan melalukan kehendakNya, kita dalam kekudusan.

Selasa, 27 Agustus 2019

Posted by admin on August 26, 2019
Posted in renungan 

Mat 23:23-26

Yesus mengajak para muridNya untuk membangun Kerajaan Allah mulai dari dalam diri sendiri. Ketika seseorang mengolah dalam dirinya bersama Yesus Kristus, yaitu kerendahan hati, ketulusan, maka akan muncul kasih, kebenaran, keadilan dan keselamatan. Keutamaan-keutamaan yang baik tersebut akan tertanam dalam diri seseorang ketika ada keterbukaan berkomunikasi dengan Allah yang dijalin dalam ketekunan.

Jika ada ketulusan dan kerendahan hati maka tidak akan muncul kesombongan. Kesombongan adalah akar dari dosa manusia sehingga hal itu akan menimbulkan kerusakan yang dalam diri seseorang yang membuatnya keras, tidak peduli, jahat, serakah dan kejam terhadap sesamanya. Kesombongan bukan hanya merusak relasi seseorang dengan sesamanya, namun juga merusak dirinya sendiri dan merusak relasinya dengan Allah. Akibatnya adalah orang tidak percaya lagi dengan Allah dan hanya mengandalkan dirinya sendiri.

Ketulusan dan kerendahan hati juga merupakan benteng untuk melawan kemunafikan. Orang yang munafik adalah mereka yang bersembunyi dibalik topeng-topeng yang diciptakan mereka sendiri. Oleh karena itu orang yang munafik akan menampilkan hal-hal yang palsu dan tidak jujur. Oleh karena itu orang yang semacam itu akan pandai bersandiwara untuk menutupi kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa mereka.

Oleh karena itu Yesus tidak rela jika anak-anaknya jatuh dalam kesembongan dan kemunafikan. Untuk sampai kesana undangan Yesus bagi anak-anakNya sungguh suatu yang relefan: “ Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku karena Akulemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat 11:29)

Hari Biasa Pekan XXI

Posted by admin on August 25, 2019
Posted in renungan 

Matius 23: 13-22

Senin, 26 Agustus 2019


Dari Rm Djoko Prakosa Pr
Rektor Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta 

01. Yakub melihat Pintu Surga dalam mimpi? Ketika Yakub melarikan diri dari saudaranya, Essau, yang ingin membunuhnya karena mencuri hak kesulungannya (Kejadian 27:41), ia mencari perlindungan di hutan Betel. Ketika Yakub tidur di lereng bukit yang terang bintang, Allah menunjukkan kepadanya tangga atau tangga besar yang membentang dari bumi ke surga. Tangga ini dipenuhi dengan banyak malaikat yang naik dan turun di hadapan takhta Allah. Tuhan membuka surga bagi Yakub sehingga dia bisa tinggal lebih penuh dan akrab dengan putra perjanjian ini. Tuhan berbicara kepada Yakub dan memperbarui janji-janji yang telah dia buat kepada kakeknya, Abraham dan ayahnya Ishak, dan sekarang kepada Yakub dan keturunannya. Tuhan berjanji tidak hanya untuk memberkati dan melindungi Yakub, tetapi untuk membuat dia dan keturunannya menjadi berkat bagi semua bangsa juga. Ketika Yakub bangun dia berseru, “Alangkah dahsyatnya tempat ini! Ini tidak lain adalah rumah Allah dan ini adalah pintu gerbang surga” (Kejadian 28:17). Allah membuka pintu bagi Yakub yang membawa dia dan umat-Nya ke dalam hubungan baru dengan Allah yang hidup.

02. Yesus menyatakan diri sebagai Pintu Surga. Yesus menyatakan kepada murid-muridnya bahwa Ia akan menggenapi mimpi Yakub dalam dirinya sendiri: “Kamu akan melihat surga terbuka, dan malaikat-malaikat Allah naik dan turun ke atas Anak Manusia” (Yohanes 1:51). Yesus menyatakan bahwa Dia adalah pintu (Yohanes 10: 8-9) dan jalan (Yohanes 14: 6) yang memungkinkan kita untuk masuk surga.

3. Ahli Taurat dan orang Farisi menutup Pintu Surga. Yesus dengan sedih memperingatkan para pemimpin agama dan penerus Yakub bahwa mereka menutup pintu kerajaan Surga. Mereka tidak hanya menutup pintu itu pada diri mereka sendiri tetapi pada orang lain juga. Itulah sebabnya Yesus menegur mereka dan berkata: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. Mengapa Yesus merasa sedih dan mengeluarkan teguran keras seperti itu? Karena mereka gagal mendengarkan firman Allah dan menyesatkan orang-orang dengan pengajaran mereka, sehingga mereka sendiri dan banyak orang tidak masuk Kerajaan Sorga. Yesus memaparkan serangkaian contoh untuk menunjukkan betapa sesatnya mereka. Mereka mengaburkan ajaran cinta akan Tuhan dan cinta terhadap sesama dengan banyak aturan. Mereka memimpin orang-orang itu ke diri mereka sendiri daripada ke Tuhan. Mereka mencederai sumpah yang dibuat untuk Tuhan karena emas yang memikat.

Pintu Kerajaan Sorga tertutup mereka menutup telinga mereka kepada Yesus, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan (Why. 17:14; 19:16), yang mengucapkan kata-kata kehidupan dan cinta, kebenaran dan kebebasan, harapan dan pengampunan.

Tuhan Yesus ingin tinggal bersama kita dan membawa kita ke kerajaan-Nya. Dia membuka jalan bagi kita masing-masing untuk “naik ke surga” dan untuk membawa “surga ke bumi” dalam kehidupan sehari-hari kita. Kerajaan Allah hadir dalam semua orang yang mencari dia dan yang melakukan kehendaknya. Apakah Tuhan memuji kita karena Ia menyaksikan kita membuka pintu surga bagi sesama atau sebaliknya: prihatin?

“Betapa sedihnya Yesus saat Ia mendengar pemimpin agama Yahudi berkata: “orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri,

jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.

Betapa lebih menyedihkan lagi, oo teman-teman imam, jika Yesus melihat kita, yang seperti para pemimpin agama Yahudi, tidak mampu menghantar orang lain

Translate »