Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Komitment seperti St. Andreas Rasul

Posted by admin on November 29, 2018
Posted in renungan 

Komitment seperti St. Andreas Rasul

Jumat 30 November 2018

Pesta St. Andreas, Rasul

Mat 4:18-22

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yag disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Merek pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus.

Setelah Yesus pergi dari sana, dilihatnya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Hari ini kita merayakan Pesta Santo Andreas Rasul. Cerita dalam injil hari ini sangat luar biasa bahwa ketika Yesus memanggil Andreas dan Petrus, Yakobus dan Yohanes; mereka meninggalkan segalanya termasuk orang tua mereka dan mengikuti Yesus. Keterpesonaan pada pribadi Yesus sungguh membuat mereka berani meninggalkan segalanya. Keberanian mereka inilah membuat Yesus memberikan mereka tanggung jawab yang lebih besar. Tidak lagi menjadi penjala ikan, akan tetapi menjadi penjala manusia.

Khusus untuk santo Andreas, komitmentnya dalam mengikuti Yesus ditunjukan dalam karya nyata. Usaha untuk manjala manusia ditunjukan lewat komitmennya dalam mewartakan Yesus sebagai Al Masih, Penebus yang dinanti-nantikan kedatanganNya oleh umat manusia. Komitment pewartaan itu mengantar dia sampai pada kayu salib, meninggal di tiang gantung sebagaimana gurunya, Yesus Kristus.

Kita sebagai pengikut Kristus dipanggil untuk mengikuti Yesus sebagaimana yang telah dialami oleh santo Andreas. Dalam pembaptisan kita menyatakan keterpesonaan kita kepada Yesus. Dengan cara yang sama Yesus mempercayakan kita, memberi mandat kepada kita untuk menjala manusia lewat tugas perutusan kita masing-masing. Tentu dalam konteks kita masing-masing, kita diajak untuk mewartakan kabar gembira Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh santo Andreas.

Mari kita gunakan kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan itu dengan penuh tanggung jawab. Membawa lebih banyak orang untuk mengenal Yesus Kristus, Almasih dan penebus. Semoga cara hidup kita mengexpresikan komitment atau iman kita akan Yesus sang guru sejati kita. Dan semoga semangat dan teladan Santo Andreas menjiwai seluruh tugas perutusan kita setiap hari dimana saja kita berada.

Yesus tokoh utama dalam drama kehidupan kita

Posted by admin on November 29, 2018
Posted in renungan 

Yesus tokoh utama dalam drama kehidupan kita

Kamis, 29 November 2018

Luk 21:20-28

Yesus berkata kepada murid-muridNya, apabila kalian melihat Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu, orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, orang-orang yang ada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota. Sebab itulah masa pembalasan dan genaplah semua yang tertulis. Celakalah para ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui bayi pada masa itu! Sebab kesesakan yang dasyat akan menimpa seluruh negeri, dan murka akan menimpa bangsa ini. Mereka akan tewas oleh mata pedang dan diangkut sebagai tawanan ke segala bangsa. Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” Dan akan tanpaklah tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, karena kuasa-kuasa langit bergoncangan. Pada waktu itu orang akan melihat anak manusia datang dalam awam dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

Bacaan hari ini kembali menggambarkan akan keruntuhan Yerusalem dan orang -orang Yudea melarikan diri dari Yerusalem ke pegunungan dan sebagainya. Yesus memperlihatkan keadaan yang kacau balau yang membuat banyak orang cemas dan takut. Bahkan banyak yang mati karena ketakutan. Setelah atau dalam kekacaun dan kecemasan tersebut tampilah sosok yang yang membawa damai, harapan dan kekuatan, yakni Yesus sendiri.

Cerita injil ini mirip dengan film-film yang menampilkan situasi kacau bala, kota-kota dihancurkan, seolah-olah kejahatan lebih kuat dari kebaikan. Tokoh-tokoh utama selalu dalam keadaan bahaya bahkan babak belur, setengah mati. Dalam situasi yang tidak banyak harapan, tampillah kekuatan yang dasyat untuk mengalahkan kejahatan dan situasi porak-poranda dipulihkan. Akhirnya pemeran utama keluar sebagai pemenang.

Yesus adalah tokoh utama hidup kita. Dalam keadaan atau situasi apapun Dia selalu berada bersama kita. Kehidupan kita yang sering diterpa oleh badai kehidupan, kecemasan, ketakutan bahkan setengah mati, hendaklah kita tetap bertekun. Yesus harus menjadi pusat kekuatan yang menghalau kekuatiran dan ketakutan kita. Yesus berkata, “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”.

Yesus menguatkan kita dalam keadaan apapun berfokuslah pada Dia. Jangan menyerah begitu saja, bangkitlah dan lihat dengan cermat bahwa penyelamatmu sudah datang. Yesus tidak datang lebih awal atau terlambat. Yesus selalu datang tepat pada waktu yang kita butuhkan. Kita sekali lagi diajak untuk bersabar dan terus bertekun dalam segala hal. Semoga hari-hari hidup kita penuh dengan sukacita kendati kita tidak lepas dari persoalan-persoalan hidup, karena focus kita pada Dia yang membawa harapan dan kekuatan.

Berani Menjadi Alat Tuhan

Posted by admin on November 28, 2018
Posted in renungan 

Berani Menjadi Alat Tuhan

Rabu, 28 November 2018

Luk 21:12-19

Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-muridNya, Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya. Karena namaKu kalian akan diserahkan kepada rumah-rumah ibadat, dimasukan dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah oleh lawan-lawanmu. Dan kalian akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa diantaramu akan dibunuh; karena namaKu kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”

Hari ini kita belajar dari Yesus bagaimana menerima konsekuaensi sebagai pengikutNya. Sekilas membaca pernyataan Yesus kepada murid-muridNya kesannya sangat menakutkan karena sebagai pengikutNya kita akan berhadapan atau berurusan dengan orang-orang yang tidak suka dengan nama Yesus. Dalam banyak pengalaman baik kita alami secara langsung atau tidak, apa yang dikatakan Yesus benar adanya. Hanya karena nama Yesus, kita tidak disukai atau dicurigai bahkan kita dihakimi. Dengan mengikuti Yesus, orang bisa juga tidak diterima oleh keluarganya sendiri. Mereka dianggap sudah mati karena menjadi kafir. Tidak hanya itu, banyak dari para pengikut kristus harus memberikan nyawanya demi mempertahankan imannya.

Hal menarik dalam bacaan injil adalah Yesus tidak hanya menggambarkan situasi yang menakutkan saja, sebaliknya Yesus justru memberikan peneguhan, harapan dan kekuatan kepada kita untuk menghadapi semuanya. Yesus bahkan mengajak kita untuk menjadikan kesempatan itu sebagai kesempatan yang baik untuk bersaksi tentang kabar gembira. Yesus juga memberikan cara menghadapi semua situasi itu. Jangan takut dan cemas, tetap teguh hatimu dan jangan pikirkan bagaimana membela dirimu. Tuhan sendiri memberikan kata-kata hikmat sehingga kita tidak dibantah oleh lawan-lawan kita. Yesus menjamin bahwa jika kita bertahan, kita akam memperoleh hidup sesungguhnya.

Beriman kepada Yesus sesungguhnya mempunyai konsekuensi besar akan tetapi jika kita tetap setia dan mau taat bergantung pada Dia, janganlah kita takut untuk menghadapi konskuensi itu.

Dalam bacaan hari ini, Yesus sebenarnya mengajak kita untuk tetap teguh dan dan janganpernah cemas dalam mengikuti Dia. Yesus sendiri akam melakukan segala sesuatu untuk kita. Tugas kita adalah menjadi sarana dimana melalui kita, Pekerjaan Tuhan semakin dikenal dan lebih banyak orang memperoleh keselamatan.

Mari kita terus terbuka untuk dipakai Tuhan dalam menebarkan warta keselamatan di dunia ini, mulai dari tempat dimana kita berada.

Berfokus pada Kristus

Posted by admin on November 27, 2018
Posted in renungan 

Berfokus pada Kristus

Selasa, 27 November 2018

Luk 21: 5-11

Ketika itu beberapa orang berbicara tentang bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak ada satu batu pun dibiarkan terletak diatas batu yang lain.” Lalu murid-murid bertanya, “Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi?” Jawab Yesus , “waspadalah, jangan kalian disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKU, dan berkata,’ Akulah Dia’ dan saatnya sudah dekat.’janganlah kalian mengikuti mereka. Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, jangan kalian terkejut. Sebab semuannya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudadahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata mereka,”Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dasyat, dan di berbagai tempat aka nada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dasyat dari langit.

Kita berada dipenghujung tahun liturgi. Bacaan-bacaan berbicara tentang akhir jaman dan terutama mengajak kita untuk terus berwaspada. Mengapa kita harus berwaspada? Banyak tafsiran akhir jaman yang sangat dangkal sehingga hidup kita sebagai pengikut Kristus pun memandang akhir zaman sebagai suatu situasi yang menakutkan. Karena Yesus berbicara tentang gempa bumi, penyakit, kelaparan, sebagai awal dari tanda-tanda akhir zaman lalu orang begitu cepat mengasosiasikannya dengan kedatangan Tuhan sudah dekat.

Ada satu pertanyaan yang sering mengelitik hati saya, kalau Injil adalah kabar gembira, kenapa orang menafsirkan perkataan Yesus sebagai sesuatu yang menakutkan?

Sesungguhnya Yesus sudah ada ditengah kita, merajai hati kita dan selalu menyerti kita. Kedatangan-Nya kedua harus dipahami sebagai sebuah kerinduan dimana kita boleh berjumpa dari wajah ke wajah secara real terutama ketika kita dipanggil untuk memandang wajahnya dari dekat. Dengan demikian kata Yesus: “waspadalah, jangan kalian disesatkan” mengajak kita untuk berbenah diri sehingga kita tidak begitu saja diombang-ambingkan oleh berbagai tawaran dunia yang sering kali menyesatkan. Yesus mengajak kita untuk waspada agar hidup kita tidak direbut oleh kebahagiaan sesaat yang ditawarkan iblis. Yesus meminta kita agar kita tetap focus pada keselamatan sejati yang telah dipersembahkan oleh diriNya. Dia mengajak kita untuk terus berkonsentrasi pada kerajaan yang Ia janjikan kepada kita. Kerajaan sukacita kekal, kebahagiaan, damai dan sejaterah.

Mari saudara-saudariku pusatkan hati, pikiran dan jiwa kita kepada kerajan Allah yang telah diwartakan oleh Yesus Sang Juru selamat kita. amin

Berbuah Lewat Memberi

Posted by admin on November 26, 2018
Posted in renungan 

Berbuah Lewat Memberi

Senin, 26 November 2018

Luk 21:1-4

Di bait Allah, tatkal mengangkat muka, Yesus melihat orang-orang kaya memasukan persembahan mereka dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukan dua peser ke dalam peti itu. Maka Yesus berkata “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. “Sebab mereka mereka memberikan persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya bahkan ia memberikan dari seluruh nafkahnya.”

Bacaan injil hari ini sangat singkat akan tetapi isinya sangat padat dan inspiratif. Penginjil Lukas mengajak kita untuk membangun sikap hati kita dalam hal memberi. Dalam konteks apapun, memberi adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh setiap orang untuk tujuan apapun. Ada yang memberi untuk balas budi karena pernah menerima sesuatu dari orang lain. Ada juga memberi karena merasa terpaksa ataukarena tak ada pilihan. Akan tetapi ada juga yang memberi karena sebuah panggilan, menyadari bahwa yang saya miliki adalah titipan Tuhan yang perlu saya juga dishare kepada orang yang membutuhkannya.

Dalam injil Yesus memuji seorang janda karena dia memberi dari kekurangannnya bahkan ia memberi dari seluruh nafkahnya. Sikap hati janda ini sangat jelas, dia menunjukkan sikap hati yang sangat tergantung pada Tuhan. Dia menyadari apapun yang dia miliki sesungguhnya dari Tuhan maka ia pun berikan dengan cuma-cuma. Sikap lepas bebas dan pasrah pada penyelengaraan ilahi membuat janda ini memberi tanpa memikirkan apakah dia mempunyai kekurang atau tidak. Dia hanya mau memberi yang terbaik yang dia punyai tanpa ada perhitungan. Janda ini menyadari bahwa apa yang dia miliki hanya sebuah titipan Tuhan yang harus dibagikan untuk kepentingan yang lebih baik dan mulia.

Tentu apa yang Tuhan berikan kepada kita tidak terbatas pada soal harta lahiriah. Segala bakat dan kemampuan, talenta juga adalah harta dari Tuhan yang perlu kita pakai tidak hanya untuk d kepentingan diri kita sendiri. Tuhan mengajak kita untuk menyadari semua yang kita miliki baik lahiria maupun rohaniah harus kita bagikan, kita share kepada siapa saja yang membutuhkan. Apapun yang kita miliki sesungguhnya adalah kepercayaan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk kita pakai demi kepentingan orang lain. Lebih dari itu semua yang kita miliki adalah sarana yang diberikan Tuhan yang harus kita pakai demi memuliakan nama Tuhan.

Mari kita buka hati kita dan belajar dari janda ini bagaimana kita menggunakan kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan untuk kepentingan banyak orang. Berani memberikan apapun yang kita miliki demi keselamatan orang lain. Waktu, talenta dan pemberian diri kita yang sesungguhnya bagi orang yang membutuhkan membuat kita semakin berbuah menjadi seorang pengikut Tuhan yang setia.

Translate »