
Posted by admin on November 30, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Pesta St. Andreas, Rasul, Romo Lusius Nimu
Pesta St. Andreas, Rasul
Rm 10: 9-18; Mat 4:18-22
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Hari ini kita merayakan Pesta Santo Andreas, Rasul. Santu Andreas adalah saudara dari Simon Petrus. Dia iuga yang membawa Simon Petrus kepada Yesus.
Ada sebuah lukisan yang sangat menarik tentang Santo Andreas. Pada lukisan itu terdapat tiga hal yang sangat inspiratif. Pertama, IKAN. Santo andreas sedang memegang ikan. Kedua, JALA. Dia mengenakan jala sebagai mantel luarnya. Ketiga, X. Dibelakangnya terdapat huruf X.
Ketiga symbol ini sebenarnya menceritakan kepada kita sejarah hidup Santo Andreas: bagaimana dia menjadi penjala ikan bersama saudaranya Simon Petrus dan kemudian diajak Yesus menjadi penjala manusia dan pada akhirnya menuruti tradisi, dia disalibkan pada salib yang berbentuk X sebagai martir.
Cerita Santo Andreas ini mengingatkan kita bahwa kita juga dipanggil menjadi penjala manusia sebagai pewarta kabar sukacita. Dan seperti Santo Andreas, tempat yang pertama dan utama untuk mewartakan kabar gembira adalah di rumah sendiri. Ketika Santo Andreas pertama kali bertemu dengan Yesus, Dia menceritakannya kepada Petrus saudaranya bahwa ia menemukan Mesias. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus, apakah kita berani men-share-kan pengalaman iman kita kepada keluarga kita? Yesus mengundang kita untuk membagi apa yang sudah kita terima dari Dia, pertama-tama kepada orang terdekat kita. Paus Yohanes Paulus II menegasakan bahwa Iman kita diteguhan ketika kita mau membagikanya kepada orang lain.
Posted by admin on November 29, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Romo Lusius Nimu
Luk 21:29-33
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Yesus menggunakan gambaran pohon ara untuk mengajarkan para muridNya bagaimana mereka membaca tanda-tanda akan kedatangan KerajaanNya.
Tanda yang sama pun diberikan Tuhan untuk kita. Tanda ini sesungguhnya tidak hanya mengingatkan kita akan hari kedatanganNya tetapi juga membangkitkan semangat kita untuk selalu siap dan cermat dalam melihat kedatangan KerajaanNya yang penuh dengan kekuasaan dan kemulian.
Pertanyaan refleksi buat kita; apakah kita melihat tanda-tanda Kerajaan Allah dalam hidup keseharian kita? Seperti apa kerajaanNya? Minggu lalu kita merayakan Hari raya Kristus Raja Alam semesta. Dalam doa prefasi dikatakan Kerajaan abadi berpedoman kebenaran dan kehidupan, kerajaan yang memancarkan kesucian dan rahmat, kerajaan yang berlimpahkan keadilan, cinta kasih dan damai. Kalau Kerajaan Allah bercirikan dengan nilai-nilai tersebut, sudah sejauh mana kita berusaha untuk hidup dalam kerajaanNya?
Dia akan datang kepada setiap kita dan mengetuk hati kita masing-masing untuk menyadari kerajaaNya dan bertekun untuk mewujud nyatakan dalam hari-hari hidup kita. Yesus mengatakan, pada hari kedatanganNya segala bentuk kejahatan dan setiap hati yang menolak kerajaanNya akan dihalau Sebaliknya, bagi mereka yang selalu rindu untuk melakukan kehendakNya akan melihat wajah Allah, dan hari–harinya akan penuh sukacita dan kegembiraan.
Maukah kita memandang wajah ALLAH dan hari-hari kita penuh dengan kegembiraan dan sukacita? Mari bertekun untuk mengenal Kerajaan Allah dan bertekun untuk melakukannya.
Posted by admin on November 28, 2013
Posted in Podcast • renungan

Posted by admin on November 28, 2013
Posted in renungan | Tagged With: Romo Lusius Nimu
Dan 6:12-28
Luk 21:20-28
Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.
Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”
Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Dalam Injil hari ini, Yesus kembali mengajak kita untuk terus percaya kepadaNya. Ketika banyak hal dalam hidup ini tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita kehendaki; ketika hidup ini terasa semakin sulit; ketika kita sudah putus asa; Yesus berkata “teguhlah dalam imanmu.” Kita lihat iman Job dalam perjanjian lama. Ketika dia kehilangan seluruh materinya dan istrinya meminta dia untuk tidak lagi percaya pada Tuhan, dia tetap berpegang teguh pada Tuhan karena dia percaya bahwa ketika dia sampai tidak mempunyai apa-apa lagi, Tuhan akan berikan sesuatu dalam hidupnya.
Demikianpun Daniel, ketika dia di buang dalam mulut singa, dia percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan dia dan Tuhan menyelamatkan dia.
Dalam pengalaman hidup sehari-hari, kita menyaksikan begitu banyak orang atau bahkan kita sendiri sering kali mudah putus asa. Kita mungkin kehilangan kepercayaan pada Tuhan ketika kita menghadapi tantangan-tatangan yang sulit. Kita merasa Tuhan meninggalkan kita.
Ingatlah, semua kesulitan dan tantangan hanya ada dalam tahap-tahap hidup kita, akan tetapi hidup bersama Yesus adalah kekal, untuk selama-lamanya. Mari kita tetap teguh dalam Tuhan karena Dia datang dengan kekuatan dan kejayaanNya untuk membebaskan kita dari belenggu hidup kita saat ini.