Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Siap Menjadi Pewarta

Posted by admin on October 18, 2014
Posted in renungan  | 1 Comment

SABTU, 18 OKTOBER 2014
2 Tim 4:10-17b
Luk 10:1-9
Yesus membutuhkan pribadi-pribadi yang siap bekerja sama, menjadi pekerja Tuhan, untuk menyebarluaskan Kerajaan-Nya, Kerajaan Damai. Oleh karena itu Yesus mulai dengan memilih dan mengutus para muridNya untuk pergi mewartakan Kerajaan Allah. Perutusan yang diterima oleh para murid adalah suatu kepercayaan yang dianugerahkan oleh Yesus kepada mereka. Mereka tidak perlu kuatir dengan banyak hal, karena mereka dalam perlindungan Tuhan.Yang dibutuhkan adalah percaya dengan penyelenggaraan Tuhan. Perutusan tersebut akhirnya tiba pada diri kita sebagai mrid-muridNya.
Para murid berani mewartakan Kerajaan Allah karena mereka bersandar pada iman, yaitu pada kekuatan Tuhan sendiri. Bagi kita sebagai murid Kristus, diutus juga untuk pergi untuk menjadi pewarta Injil, terlibat dalam Misi Yesus menghadirkan Kerajaan Allah. Namun tugas panggilan itu seringkali tenggelam dengan kesibukan dan urusan kita sendiri. Kadang juga punya kesempatan untuk bersaksi ditengah masyarakat akan tetapi takut tampil, takut ditolak, takut dikucilkan, takut kehilangan keuntungan dll. Ketidakpercayaan dan rasa takut adalah hambatan kita untuk bisa lepas bebas dalam menyebarkan nilai-nilai Kristus kepada masyarakat. Munculnya perasaan kuatir dan takut tersebut, karena ketidakpercayaan pada kuasa dan perlindungan Tuhan.
Tuhan Yesus berikanlah tambahkanlah iman kami, agar kami memiliki keberanian untuk mewartakan nilai-nilai yang telah diajarkan Kristus, agar damai dan suka cita hadir di bumi ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, Amin.

Jangan Takut Untuk Berbuat Baik

Posted by admin on October 17, 2014
Posted in renungan 

JUMAT, 17 OKTOBER 2014
Ef 1:11-14
Luk 12:1-7
Yesus meneguhkan kita agar setia dalam mengikuti-Nya. Sekalipun disertai dengan pengurbanan dan penderitaan namun dihadapan Tuhan, kita semua berharga dan diselamatkan. Cinta kasih Yesus adalah penopang dan kekuatan kita untuk setia berjalan dalam kebenaran. Kita selalu dipihak Tuhan pada saat kita berani meneggakan kebenaran dan cinta kasih. Oleh karena itu kita tidak perlu takut dengan siapapun ketika mengambil keputusan yang adil dan benar, sekalipun ada orang yang tidak menyukai, menghalangi dan mengancam . Semuanya pada waktunya akan terungkap yang benar dan yang salah. Maka, kita tidak perlu mundur jika apa yang kita putuskan dan yang kita lakukan adalah benar dan adil.
Ketika Yesus memperjuangkan hadirnya Kerajaan Allah dengan melakukan banyak hal yang benar,adil dan penuh kasih, Dia ditentang dan dihalang-halangi oleh orang Farisi, imam-imam kepala dan ahli Taurat, namun Yesus tetap maju. Yesus berani mengambil resiko , bahkan Nyawa Nya sendiri dipertaruhkan demi cinta dan keselamatan manusia. Di atas kayu salib, Yesus menunjukkan kebenaran yang sejati bahwa Cinta Kasih Kristus telah mengalahkan kejahatan. Dia tidak berhenti pada kata-kata yang manis dan yang menyejukkan, namun lebih dari itu Dia menunjukkan dalam kerelaan berkurban dan menyatakan bahwa DiriNya adalah Sang Emanuel dan Mesias yang dinanti-nantikan kedatangan-Nya oleh semua manusia.
Dewasa ini muncul banyak kekerasan, permusuhan, pembunuhan dan perang yang telah menghancurkan hidup manusia yang merindukan damai. Ditengah-tengah dunia yang seperti ini, kita dipanggil dan diutus untuk menjadi garam dan terang dunia, yang dengan cara kita masing-masing mampu menghadirkan damai dan hidup dalam kasih. Hanya dengan Kasih kekerasan bisa dihentikan.
Tuhan Yesus kuatkan kami selalu dalam memperjuangkan kehidupan yang damai dan penuh cinta kasih dalam kehidupan kami. Sekalipun disertai dengan pengurbanan, semoga kami tetap setia kepada-Mu. Sebab Engkaulah juru selamat kami, Amin.

Setia Dalam Perjuangan

Posted by admin on October 16, 2014
Posted in renungan 

KAMIS, 16 OKTOBER 2014
Ef 1:1-10
Luk 11:47-54
Kehadiran Yesus untuk membawa keselamatan abadi bagi manusia. Ada sekelompok masyarakat yang yaitu orang-orang Farisi, dan ahli-ahli Taurat merasa diri mereka sudah sempurna dan suci dengan segala aturan dan hukum yang telah mereka lakukan sehingga mereka tidak butuh lagi ajaran-ajaran dari Yesus. Namun Yesus tahu apa yang ada dihati mereka, sangatlah berbeda, yaitu hati yang penuh dengan kebencian. Orang Farisi dan ahli Taurat tidak senang dengan kehadiran Yesus.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak kahadiran Yesus. Oleh karena itu mereka mencari cara untuk menyalahkan dan menghentikan karya Yesus. Salah satu caranya adalah mengajukan banyak pertanyaan dengan tujuan mencari kesalahan-kesalahan dari jawaban-jawaban Yesus. Mereka tidak bisa menghalangi karya cinta kasih Allah. Pada akhirnya semua tahu bahwa Yesus adalah juru selamat dunia.
Menjadi murid Kristus harus memiliki ketegaran hati untuk selalu melakukan apa yang baik. Orang yang baik bukan berarti tanpa adanya hambatan. Semakin kita dekat dengan Tuhan dan semakin berani membela yang adil dan benar,maka semakin banyak juga orang yang ingin menghalangi dan menjegal kita. Namun kita tidak boleh mundur dalam niat yang baik tersebut. Maju terus dalam menegakkan nilai-nilai Cinta Kasih dan kebenaran adalah panggilan kita sebagai murid Kristus.
Tuhan Yesus dampingilah kami selalu dalam usaha meluaskan Kerajaan-Mu dengan hidup benar dan penuh cinta kasih. Kuatkanlah kami jika kami harus melewati rintangan dan hambatan. Kami percayakan seluruh niat dan perjuangan kami kepadaMu, sebab Engkaulah penyelamat kami. Amin.

Hindari Kesombongan

Posted by admin on October 15, 2014
Posted in renungan 

GAL 5:18-25
Luk 11:42-46
Yesus menyatakan bahwa orang Farisi menjadi batu sandungan bagi sesamanya. Apa yang dilakukan semata-mata untuk mencari keuntungan diri sendiri saja. Mereka hanya ingin mendapatkan pengormatan dan ingin dilayani semua keinginannya. Mereka tidak mau berkurban demi tegaknya keadilan dan kebenaran yang sejati.
Semua itu bertentangan dengan apa yang dilakukan dan diajarkan oleh Yesus. Yesus datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Dia mengajarkan kepada kita, untuk selalu rendah hati dan murah hati dalam kasih. Oleh karena itu sebagai murid-muridNya, kita dipanggil untuk memperjuangkan hidup yang penuh cinta kasih.
Tantangan yang kita hadapi adalah sikap sombong yang bisa saja merasuki diri kita. Sikap sombong membuat diri sendiri menjadi pusatnya. Ketika diri sendiri menjadi pusatnya maka yang terjadi adalah pintu hati telah tertutup, lalu muncul kesewenang-wenangan dan tidak akan muncul kepedulian terhadap sesamanya. Namun, jika kita ingin hidup dalam kekudusan dan hidup penuh damai, maka yang menjadi pusat adalah Tuhan Yesus Kristus. Dia telah menunjukan jalan untuk sampai keselamatan, yaitu hidup dalam Kasih.
Tuhan Yesus tolonglah kami agar senantiasa berjalan seturut kehendakmu. Jagalah kami dari sikap sombong agar Kasih Mu tinggal dalam hati kami. Dengan demikian kami akan mampu mewartakan belaskasihMu kepada sesama kami. Demi Kristus, Tuhan menyelamat kami, Amin.

Melawan Kemunafikan

Posted by admin on October 14, 2014
Posted in renungan 

Gal 4:31b-5:6
Luk 11:37-41

Dalam injil, orang Farisi mempersoalkan apa yang dilakukan oleh Yesus pada saat Dia tidak membasuh tangan sebelum makan. Orang Farisi sibuk dengan urusan yang tidak penting yaitu soal pencitraan (luar). Namun dari sisi dalamnya (hati dan pikiran) menyimpan kesombongan dan kekerasan hati. Orang Farisi menampilkan dirinya dimuka umum secara mengagumkan ; taat pada aturan agama, sembahyang ditengah-tengah kalayak ramai, mengikuti adat istiadat dengan ketat dll, namun hati dan pikirannya berbeda, sebaliknya penuh dengan kejahatan dan kebencian. Itulah kemunafikan, yang ditentang oleh Yesus.
Lebih akan bermanfaat jika seseorang tidak sibuk dengan menilai kelemahan sesama. Namun yang penting adalah banyak merefleksi diri, dan mengubah diri menjadi semakin baik. Dalam masyarakat, sering terjadi bahwa orang lebih sering menilai orang lain ketimbang melihat kekurangan diri sendiri. Bukan itu yang dikehendaki Tuhan Yesus. Dia ingin agar kita menjadi pribadi yang jujur,tulus dan tidak munafik. Kemunafikan bisa menimbulkan keretakan relasi dan ketidakpercayaan dalam keluarga, komunitas dan masyarakat. Akan sulit terwujud kedamaikan dalam keluarga, komunitas dan masyarakat jika para anggotanya banyak memakai “topeng” (kemunafikan).
Bagaimana, agar tidak jatuh dalam kemunafikan? Penting diperlukan yaitu sikap kerendahan hati dan ketulusan. Orang yang rendah hati dan tulus adalah mereka yang dekat dengan Tuhan Yesus. Tanpa kedekatan dengan Tuhan, sulit orang bisa bersikap rendah hati dan tulus.
Tuhan Yesus, tolonglah kami dalam usaha untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan tulus, agar kami tidak jatuh dalam kemunafikan. Jagalah hati,pikiran kami agar selalu terarah pada Kasih Mu yang agung, agar kami mampu berbuah dalam cinta kasih. Demi Kristus mengantara kami.

Translate »