Rabu, 21 Maret 2018
YESUS MEMBEBASKAN KITA DARI DOSA
Yoh 8:31-42
Ketika melayani misa di salah satu penjara di salah satu kota di mana saya pernah bertugas, biasanya ada penerimaan sakramen tobat sebelum misa dimulai. Di sela-sela pembicaraan, tak jarang mereka juga menceritakan pengalaman hidupnya sehari-hari. Mereka kadang menemukan arti hidup dan imannya ketika menjalani masa-masa sulit di dalam penjara. Perasaan bersalah, perasaan diasingkan, jauh dari keluarga, menumbuhkan kerinduan untuk dipulihkan dan disegarkan kembali. Pergulatan batin semacam inilah yang menumbuhkan sikap dan kehendak untuk berubah menjadi lebih baik. Disposisi batin untuk bertobat itulah yang tidak dimiliki orang-orang yahudi pada jaman Yesus seperti yang diceritakan dalam bacaan Injil hari ini.
Mereka menolak untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang diutus Bapa untuk membebaskan manusia dari penjara atau belenggu dosa.
Kita memang secara fisik tidak dipenjara oleh tirani penguasa atau penjajah, namun seringkali kita ‘dipenjara’ oleh kecenderungan-kecenderungan kita berbuat dosa, nafsu-nafsu tidak teratur. Tak jarang kita pun masuk dalam jerat dosa dan menjadi budak atau hamba dosa. Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yoh 8:34). Untuk itulah Yesus mengundang kita untuk percaya dan dengan rendah hati membangun sikap tobat. Bapa mengutus PuteraNya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita melalui penderitaan sailib. Kita diundang untuk percaya kepada SabdaNya yang memberikan kehidupan kekal. Itulah yang dikatakan Yesus dalam bacaan hari ini, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku” (Yoh 8:32).
“Tuhan Yesus Kristus, tuliskanlah SabdaMu dan Cinta KasihMu dalam hati kami dan buatlah kami menjadi hambaMu dan muridMu yang setia”. Amin
