Rm Gunawan Wibisono O.Carm
Posted by admin on November 18, 2025
Posted in Podcast
Rm Gunawan Wibisono O.Carm
Posted by admin on November 17, 2025
Posted in Podcast
Rm Gunawan Wibisono O.Carm
Posted by admin on November 17, 2025
Posted in renungan
Rm. Ignasius Joko Purnomo
Lukas 19:1–10
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Injil hari ini menceritakan kisah yang sangat manusiawi dan menyentuh: kisah Yesus dan Zakheus. Di dalamnya, kita melihat dua gerakan rohani yang saling bertemu: gerakan kasih Allah yang mencari dan kerinduan manusia yang ingin melihat Allah.
Kisah ini dimulai dengan tindakan Yesus yang sedang “melewati kota Yerikho.” Tapi kalau kita perhatikan baik-baik, Injil tidak hanya menceritakan perjalanan biasa. Di balik pergerakan Yesus itu, ada maksud ilahi: Ia sedang mencari yang hilang. Yesus tahu siapa Zakheus, yaitu seorang kepala pemungut cukai yang kaya, tetapi juga dibenci banyak orang. Dalam pandangan masyarakat Yahudi, pemungut cukai adalah pendosa besar, pengkhianat bangsa karena bekerja untuk penjajah Romawi dan sering menipu rakyat. Namun bagi Yesus, tidak ada orang yang terlalu kotor atau terlalu jauh untuk diselamatkan. Yesus tidak menunggu Zakheus datang kepada-Nya. Yesuslah yang datang mencari. Inilah perbedaan besar antara kasih manusia dan kasih Allah. Manusia sering mengasihi yang pantas dikasihi, tetapi Allah mengasihi juga mereka yang tidak pantas. Ia mencari yang hilang, bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan. Karena itu di akhir Injil, Yesus menegaskan: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk 19:10) Yesus datang ke dunia bukan pertama-tama untuk menilai atau menghukum, tetapi untuk mencari dan mengangkat yang jatuh. Kasih Allah adalah kasih yang aktif — kasih yang tidak tinggal diam ketika ada anak yang tersesat.
Di pihak lain, kita melihat sosok Zakheus. Meskipun hidupnya penuh dosa dan kebanggaan duniawi, dalam hatinya masih ada kerinduan untuk melihat Yesus. Injil mencatat: “Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu.” (Luk 19:3) Kalimat sederhana ini namun sangat dalam maknanya. Kerinduan Zakheus adalah gambaran kerinduan manusia akan Allah. Setiap orang – bahkan yang paling berdosa sekalipun – memiliki kerinduan terdalam untuk mengenal Sang Pencipta. Sering kali dosa, kesibukan, dan luka hidup menutupi kerinduan itu, tetapi tidak pernah mematikannya. Zakheus ingin melihat Yesus, tetapi ada hambatan: ada orang banyak yang menghalangi pandangannya, dan tubuhnya yang kecil membuatnya tak bisa melihat di antara kerumunan. Namun, ia tidak menyerah. Ia mencari cara lain – memanjat pohon ara. Tindakan ini mungkin terlihat konyol bagi orang dewasa dan pejabat tinggi seperti dia, tetapi justru di situlah kita melihat iman dan kerendahan hati. Zakheus rela meninggalkan kehormatannya demi melihat Yesus. Dan apa yang terjadi? Ketika Yesus lewat, Ia menatap ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk 19:5) Yesus memanggil nama Zakheus — artinya Ia mengenalnya secara pribadi. Yesus tidak berkata, “Hei, orang berdosa, turun!” tetapi, “Zakheus.” Nama yang penuh kasih, panggilan pribadi dari hati Allah kepada hati manusia. Yesus tidak hanya ingin lewat di depan Zakheus, tetapi ingin tinggal di rumahnya. Dan di situlah keajaiban terjadi: Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Kerinduan yang sederhana itu berbuah perjumpaan yang menyelamatkan. Perjumpaan itu mengubah hidupnya: dari seorang pemeras menjadi seorang yang murah hati, dari yang tamak menjadi dermawan, dari yang hina menjadi sahabat Tuhan.
Saudara-saudari terkasih. Sabda Tuhan mengingatkan kita bahwa setiap orang berharga di mata Tuhan. Tidak ada hidup yang terlalu gelap sehingga tidak bisa dijangkau oleh terang kasih-Nya. Yesus mencari kita bukan karena kita sempurna, tetapi karena kita dicintai. Maka, jika hari ini kita merasa jauh dari Tuhan, merasa tidak layak, atau merasa sudah terlalu lama hidup dalam kesalahan, dengarkan sabda ini: “Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Yesus ingin hadir di “rumah” hati kita. Ia datang bukan untuk menghukum, melainkan untuk tinggal bersama kita dan mengubah hidup kita dari dalam. Seperti Zakheus, mari kita terus memelihara kerinduan untuk melihat Yesus. Sebab selama hati kita masih rindu kepada Tuhan, maka selalu ada harapan. Karena di balik setiap kerinduan manusia, ada Allah yang lebih dahulu mencari.
Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua.
Posted by admin on November 16, 2025
Posted in Podcast
Rm. Gunawan Wibisono O.Carm
Posted by admin on November 15, 2025
Posted in Podcast
Rm Gunawan Wibisono O.Carm