Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan
2 April 2023
Matius 21:1-11
Minggu Palma menandakan dimulainya pekan suci dalam liturgi Gereja. Pada saat yang sama, perayaan liturgi pada hari Minggu ini merupakan salah satu yang paling unik di antara hari Minggu lainnya. Hari ini dinamakan ‘Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan’ karena ada dua bacaan Injil yang berbeda: Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan Kisah Sengsara dari Injil Sinoptik (Matius, Markus, atau Lukas, tergantung pada tahun liturgi). Namun, jika kita membaca Injil Matius ini dengan cermat, kita tidak akan menemukan kata ‘palma’. Jadi, di manakah kita dapat menemukan kata ‘Palma’?
Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, saya akan berbagi sedikit pengalaman pribadi saya dengan Minggu Palma. Pengalaman pertama saya dengan kegiatan kudus ini tentu saja di Indonesia, secara khusus di Jawa. Umat akan membawa daun palma ke Gereja untuk diberkati dan kemudian dibawa pulang untuk diletakkan pada salib. Jenis daun yang biasa digunakan adalah dari palem bambu. Dulu saya percaya bahwa ini adalah satu-satunya jenis ranting dan daun yang digunakan Gereja di seluruh dunia. Namun, ketika saya datang ke Filipina untuk pendidikan imamat, saya menemukan bahwa orang Filipina menggunakan daun pohon kelapa. Kemudian, ketika saya datang ke Roma, saya menemukan bahwa umat beriman menggunakan jenis ranting yang berbeda-beda!
Kembali ke pertanyaan kita, ‘di mana kita menemukan palma dalam Injil?’ Jawabannya adalah tidak dalam Injil Sinoptik, tetapi dalam Injil Yohanes (lihat Yoh 12:13). Namun, meskipun bacaan Injil hari ini tidak menyebutkan kata “palma,” kemungkinan besar banyak orang di Yerusalem yang menggunakan ranting-ranting palma karena pohon kurma (juga termasuk jenis pohon palma) berlimpah di daerah tersebut. Namun, pertanyaan yang paling penting adalah ‘mengapa kita menggunakan ranting dan daun pohon palma?’
Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 118:25-27 menggambarkan bagaimana orang-orang menyambut Mesias dengan arak-arakan ranting-ranting pohon saat Dia memasuki Yerusalem. Demikian pula dalam 1 Makabe 13:51, orang-orang Yerusalem memasuki benteng dengan ranting-ranting pohon palma setelah musuh-musuh mereka diusir. Kisah-kisah ini menggambarkan bahwa ranting-ranting pohon, terutama palma, adalah simbol kedatangan Mesias dan kemenangan-Nya.
Namun, jika kita melihat dari sudut pandang yang lebih luas, kehadiran ranting-ranting pohon dalam peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem menjadi simbol akan misi keselamatan-Nya. Pada mulanya, Adam dan Hawa tinggal di taman di mana berbagai macam tanaman dan pohon tumbuh. Dosa dan ketidaktaatan mereka yang pertama adalah memakan buah dari sebuah pohon. Sekarang, dalam penebusan-Nya, Yesus membalikkan kutukan itu. Sengsara-Nya dimulai di taman Getsemani. Tindakan kasih dan ketaatan-Nya yang terakhir juga melibatkan pohon (kayu salib).
Saat kita memegang dahan palma, semoga ini tidak menjadi ritual tahunan untuk pamer. Palma mengingatkan kita akan komitmen kita untuk berpartisipasi dalam misi penebusan Yesus, untuk berjalan ke dalam sengsara-Nya, dan memikul salib kita masing-masing bersama-Nya. Hal ini tidak pernah mudah, tetapi kita tidak pernah sendirian dan pahala yang akan kita terima tidak dapat kita bayangkan. Semoga kita juga terinspirasi oleh saudara-saudari kita yang memilih untuk mati bagi Kristus, dan bukannya hidup menyangkal Dia. Para martir ini telah berjuang dalam pertandingan yang baik, telah sampai pada garis akhir, dan telah memelihara iman (lih 2 Tim. 4:7). Sekarang, mereka telah menerima daun-daun palma sebagai tanda kemenangan mereka (lihat Why. 7:9)!
Roma
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP