Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Corpus Christi)
11 Juni 2023
Yohanes 6:51-58
Hari ini, Gereja merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, atau juga disebut Hari Raya Corpus Christi (bahasa Latin yang berarti “Tubuh Kristus”). Melalui hari Minggu ini, Gereja mengundang seluruh umat beriman untuk merenungkan sekaligus merayakan salah satu misteri dan mukjizat agung iman Katolik, yaitu kehadiran Yesus Kristus yang nyata dalam setiap Ekaristi. Seperti yang kita dengar dari Injil Yohanes, Yesus benar-benar memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai makanan yang nyata, dan mereka yang makan Tubuh-Nya dan minum Darah-Nya akan memiliki hidup yang kekal (Yohanes 6:51). Namun, apakah kita benar-benar memakan Tubuh dan Darah Yesus? Apakah itu berarti kita memakan daging manusia, dan dengan demikian, kita melakukan kanibalisme?
Ya, kita memang makan dan minum Tubuh dan Darah Kristus, tetapi kita tidak melakukan tindakan kanibalisme. Mengapa demikian? Cara termudah untuk menjawab tuduhan ini adalah dengan pergi ke Gereja dan mengamati liturgi Ekaristi itu sendiri. Dalam perayaan misa, tidak ada orang yang memakan daging mentah atau vampir yang menghisap darah segar. Tidak ada yang bersifat kanibal sama sekali dalam Ekaristi. Jadi, di manakah Tubuh dan Darah Kristus? Jawabannya mungkin sedikit rumit. Roti dan anggur yang dipersembahkan dan dikonsekrasikan oleh imam bukan lagi roti dan anggur biasa. Ya, apa yang terlihat tetap sama, tetapi kodratnya berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus yang sesungguhnya. Dalam perspektif ini, kita mengambil bagian dalam Yesus bukan dengan cara kanibal, melainkan dengan cara ekaristi.
Namun, ada hal yang lebih menarik lagi jika kita membaca perkataan Yesus dengan seksama. Ketika Yesus menjelaskan tentang realitas Tubuh dan Darah-Nya sebagai makanan yang sejati, Yesus membuat perbandingan tipologis dengan Manna yang diterima bangsa Israel di padang gurun. Apakah Manna itu? Banyak dari kita beranggapan bahwa Manna hanyalah sejenis roti biasa. Namun, jika kita membaca dengan seksama Kitab Keluaran 16, reaksi orang Israel yang melihat dan mengambil Manna itu sangat terkejut karena mereka tidak pernah melihat makanan semacam itu sebelumnya. Faktanya, kata Manna berasal dari bahasa Ibrani מָן הוּא (baca: man hu; Kel 16:15), yang secara harafiah berarti “apakah ini?” Orang Israel ragu-ragu, tetapi Musa meyakinkan mereka bahwa ini adalah roti yang datang dari surga untuk menopang mereka dalam perjalanan melalui padang gurun.
Dari perbandingan tipologis ini, Yesus ingin kita melihat Tubuh-Nya seperti Manna dalam Perjanjian Lama. Sebagaimana Manna adalah makanan sejati yang berasal dari surga, demikian juga Tubuh Yesus adalah makanan sejati yang berasal dari surga. Sebagaimana Manna adalah makanan yang menopang perjalanan bangsa Israel di padang gurun, demikian juga Tubuh Yesus adalah makanan yang menopang perjalanan kita di bumi. Sebagaimana Manna terlihat seperti roti biasa, namun pada kenyataannya merupakan sesuatu yang melampaui pemahaman bangsa Israel, demikian juga Tubuh Kristus terlihat seperti roti biasa, namun pada kenyataannya merupakan rahmat terbesar yang melampaui pemahaman kita.
Kita bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan Tubuh dan Darah-Nya, seluruh diri-Nya kepada kita sebagai roti kehidupan yang menyehatkan dan melestarikan kita di lembah duka ini. Ekaristi menjadi bukti kasih-Nya, bahwa Dia akan menyertai kita sampai akhir zaman.
Roma
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP