Jumat, 20 Oktober 2023
Lukas 12:1-7
Yesus menyampaikan pesan kepada para murid-Nya agar berhati-hati agar tidak tidak terpengaruh dengan pemikiran dan tindakan dari kelompok Farisi yang tidak jujur. “Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.”(Luk 12:1). Yang ditolak Yesus adalah bukan pribadi orang-orang Farisi, tetapi pemikiran, dan tindakan mereka.
Mengapa Yesus perlu menyampaikan bahaya dari pola pikiran orang-orang Farisi? Sebab mereka hidup dengan tidak jujur (munafik), tidak rendah hati dan menempatkan kekuasaan/status dan uang sebagai yang utama, serta mengabaikan orang-orang kecil. “Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.”(Luk 16:14). Dengan demikian, ketika Yesus hadir dan membawa pembaharuan dan mengajarkan nilai-nilai ; kasih, kejujuran, keadilan, kebenaran dan menyatakan diri Yesus adalah Mesias, maka mereka mulai merasa terusik dan kemudian menghalang-halangi karya Yesus, mencari-cari kesalahan-Nya, dan pada akhirnya membuat rekayasa kasus hingga Yesus diadili dan dijatuhi hukuman mati dengan penyaliban. “Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.”(Luk 23:1-2).
Oleh karena itu, sebagai murid-murid Kristus mereka diajak terus untuk menjaga imannya, agar tidak goyah, sebab dijaman sekarang(now), pola-pola pemikiran Farisi bisa muncul disekitar mereka. Dunia berubah kearah mana? Orientasi manusia lebih pada mengejar kemajuan tehnology (sains dan informasi), materi, dan kekuasaan, sehingga sisi-sisi human/kemanusian, keadilan, kebenaran, kejujuran, kepekaan sosial, kasih, dan ketaatan pada Tuhan menjadi lutur atau lemah. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”(Roma 12:2).
Didik, CM.