Rm Ignasius Joko Purnomo O.Carm

Yohanes 8:21-30

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

    Dari dahulu hingga sekarang ini, siapa Yesus itu sebenarnya selalu menjadi pembicaraan, diskusi, bahkan perdebatan yang menarik. Ada orang yang memahami dan megimani bahwa Yesu situ adalah Sang Mesias, Putra Allah yang turun ke dunia, ada yang masih ragu, dan bahkan ada pula yang menolaknya mentah-mentah.

    • Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus kembali menegaskan identitas-Nya di hadapan orang-orang Yahudi.  Ia berkata “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia.” Sebuah pernyataan dan penegasan yang menggemakan nama Allah sendiri, seperti yang dinyatakan kepada Musa: “Aku adalah Aku” (Kel 3:14). Dengan mengatakan “Aku-lah Dia”, Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah sendiri. Tentu ini adalah pengakuan yang sangat berani, yang besar, dan sekaligus yang menjadi alasan mengapa banyak pemuka agama Yahudi menganggapnya menghujat dan ingin membunuh-Nya.
    • Bagi Yesus, peristiwa penyaliban diri-Nya akan membuat banyak orang mengerti dan sadar bahwa Dia benar-benar berasal dari Allah – datang dari atas. Penyaliban-Nya bukanlah  tanda kekalahan, tetapi sebagai tanda kasih dan penyataan kemuliaan-Nya. Justru melalui salib, identitas Yesus sebagai Sang Mesias dan Putra Allah dinyatakan dengan jelas. Di kayu salib, kita melihat kasih Allah yang tidak terbatas, yang rela menderita demi keselamatan umat-Nya.
    • Saudara-saudari terkasih. Dengan sangat jelas Yesus menyatakan bahwa Ia tidak berasal dari dunia ini. Ia datang dari Bapa, dan hanya siapa yang percaya kepada-Nya akan beroleh hidup. Ia mengingatkan setiap orang: “Jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Tanpa iman kepada Yesus, manusia tetap tinggal dalam dosa. Tidak cukup hanya menjadi orang baik atau religius secara lahiriah. Yang menyelamatkan adalah pengenalan dan iman kepada Yesus sebagai Anak Allah, Sang Penebus.
    • Hari ini kita juga diingatkan bahwa Salib adalah pusat iman kita. Dari salib, kita belajar bahwa Allah tidak jauh, bahwa dalam penderitaan dan kegelapan pun, Allah hadir dan bekerja menyelamatkan. Pada saat-saat kita mengalami berbagai persoalan yang membebani hidup kita, mari kita mengarahkan pandangan kita kepada salib Yesus. Di sana kita melihat cinta yang melampaui logika. Kasih yang tidak menuntut balas. Hari ini kita diundang untuk percaya, bukan hanya dengan pikiran dan kata-kata, tapi dengan menyerahkan seluruh hidupku ke dalam tangan-Nya. Ia tidak mau ada dari antara kita yang binasa. Ia ingin kita datang kepada-Nya, agar kita tidak mati dalam dosa, tapi memiliki hidup yang kekal bersama-Nya. Semoga Tuhan memberkati kita semua.