Jumat, 30 Mei 2025
Yohanes 16:20-23a
Oleh: Agustinus Suyadi, O.Carm
Yesus menubuatkan akan peristiwa yang pasti terjadi pada para murid-Nya: menangis dan meratap. Namun, Yesus juga berjanji, situasi itu akan terlewati manakala Yesus datang mengunjungi. Saat itulah dukacita akan berubah menjadi sukacita. Bagaimana hal itu kita maknai?
[1] Derita menuju Sukacita
Derita dan sukacita adalah realitas yang melekat pada manusia, lebih-lebih pada murid Yesus. Derita memang ingin selalu dihindari, sebaliknya sukacita ingin dialami. Yesus berpesan, hanya derita karena dan demi iman akan Allah yang akan bermahkotakan sukacita. Oleh karena itu, setia menepati kehendak Allah menjadi tindakan yang tidak bisa ditolak, agar bisa menggapai sukacita.
[2] Relasi Baru dengan Allah
Mengapa para murid Yesus baru bisa menemukan sukacita setelah melewati hidup penuh derita? Tuhan mengingatkan, ada banyak rahasia kehidupan yang tak bisa terjawab dan terpecahkan oleh akal budi manusia. Di sinilah iman menjadi sangat penting. Ketika manusia memiliki iman, Allah yang diimani akan menyingkapkan semua misteri itu dengan pengetahuan yang penuh.
[3] Tantangan Iman Dewasa Ini
Menarik sekali, iman dalam derita diperdengarkan hari ini di era dunia digital. Dewasa ini semua serba dimudahkan. Cukup diam di rumah saja, semua hal bisa dilampaui. Tidak sekadar belanja, tetapi juga ibadat pun tak perlu usaha lebih keras dengan datang ke gereja. Dalam sudut pandang tertentu, realitas semacam ini telah berdampak bagi rapuhnya iman yang membutuhkan usaha keras, karena mentalitas dunia yang menawarkan kemudahan.