RP Hugo Yakobus Susdiyanto O.Carm

Luk 4:31-37

Selasa, 2 September 2025

Kita mungkin pernah mendengar istilah, “orang pintar” dan “dukun”. Dalam kontek Indonesia [Jawa] dua istilah ini  seringkali tumpang tindih, meskipun sebenarnya memiliki nuansa makna yang berbeda. “Orang pintar” secara umum merujuk pada seseorang yang dianggap memiliki pengetahuan atau kemampuan di atas rata-rata, seringkali dalam konteks yang tidak berhubungan dengan ilmu pengetahuan formal. Sementara “dukun” merujuk pada seseorang yang diyakini memiliki kemampuan supranatural dan dapat membantu menyelesaikan masalah melalui cara-cara gaib.

Warta hari ini mengisahkan Yesus yang mengajar dengan kuasa dan wibawa. Kedua daya tersebut bukan hanya diraskan oleh manusia, melainkan juga oleh setan yang berkata, “Aku tahu siapa Engkau: yang Kudus dari Allah” (Luk. 4:34b). Pengakuan dan pernyataan setan tentang diri, identitas Yesus, Yang Kudus dari Allah, menegaskan bahwa Yesus memiliki wibawa dan kekuasaan yang melebihi segala kekuatan duniawi [orang pintar dan dukun], sebagaimana dikatakan semua pendengar-Nya, “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar” (Luk. 4:36). Identitas dan wibawa Yesus inilah semestinya mampu menguatkan iman kita dan mendorong kita untuk berani bersaksi dalam hidup dan kehidupan sehari hari. Akan tetapi pada kenyataannya belum semua yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus percaya akan kuasa dan wibawa Yesus, Sang Sabda yang menjelma menjadi Manusia.

Selanjutnya bila kita perhatikan dengan saksama Yesus tidak tergoda atas gemerlap kekaguman baik dari manusia maupun setan. Ia tetap fokus kepada misi-Nya. kenyataan ini kiranya bisa menjadi inspirasi cara pandang kita sebagai pengikut-Nya. Hendaknya kita tidak cepat silau sikap kagum dan popularitas saat kita berhasil melaksanakan sesuatu. Yesus memberi teladan agar kita tetap rendah hati dalam berpartisipasi menjalankan misi Allah. Sebab bukan diri kita yang mebuat berhasil, melainkan daya ilahi yang diberikan kepada kita. Mari kita terus berusaha mengandalkan Yesus, dan bukan orang pintar atau dukun. Mari kita tetap terbuka akan daya ilahi kapanpun dan di manapun.