LUK 11:47-54

Injil hari ini merupakan kelanjutan hari kemarin. Yesus mengkritisi tindakan dan cara hidup para ahli Taurat. Para ahli Taurat mengklaim bahwa mereka sungguh mengerti hukum Taurat dari zaman Musa, menafsirkan dan mengajarkannya pada orang banyak. Banyak hal yang diajarkan oleh para ahli Taurat tidak selaras sesuai dengan cara hidup mereka sehari-hari. Mereka menafsirkan hukum peraturan agar supaya dijalankan oleh orang banyak. Namun faktanya, itu semua menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Disinilah Yesus mengkritisi para ahli Taurat. Mereka memberikan beban ajaran dan penafsiran atas hukum kepada rakyat, sementara mereka sendiri tidak menjalankannya.

Banyak orang tak berdaya dan mengikuti ajaran para ahli Taurat dan menganggap sebagai satu-satunya kebenaran. Yesus menunjukkan kepada para hali Taurat dan orang banyak, bahwa tidak semua yang diajarkan itu tertulis dalam teks Taurat. Banyak hal adalah penafsiran sendiri. Yesus sangat keras menegur mereka sebagai orang munafik, orang celaka! Semakin dalam Yesus membuka kemunafikan mereka, dengan menunjukkan apa saja yang tidak tertulis di Taurat. Inilah yang membuat para ahli Taurat tidak suka pada Yesus.

Kata-kata Yesus sangat tajam menusuk jiwa,”Celakalah kamu! Sebab kamu membangun makam para nabi yang dibunuh oleh nenek moyangmu. Jadi kamu adalah saksi dan membenarkan perbuatan nenek moyangmu, karena mereka telah membunuh nenek moyangmu, dan kamu membangun kuburan mereka. (Luk 11:47-48). Para ahli Taurat dan orang Farisi membangun makam di atas kuburan para nabi, sama artinya mereka mengakui tindakan permusuhan dan pembunuhan yang dilakukan oleh orang tua, kakek nenek, buyut, canggah dan seluruh leluhurnya pada para nabi.

Banyak kaum agamawan pada zaman Yesus lupa untuk apa hukum Taurat itu. Yesus bersikap keras terhadap mereka karena mereka telah menghancurkan sabda para nabi, karena sikap angkung dan sombong. Yesus tahu hal ini akan memicu permusuhan mereka. Yesus siap menghadapi pertentangan, karena Ia ingin senantiasa mewartakan kasih Bapa bagi semua orang.

Di dalam sejarah kehidupan manusia, tipikal orang seperti ahli Taurat dapat saja terjadi pada siapapun. Terutama pada para pemangku jabatan dan pemegang kekuasaan di bidang profan atau religious sekalipun. Pemegang kuasa dan jabatan berbuat sedemian rupa, demi menjaga keberlangsungan jabatan, kuasa dan ajarannya. Dan bila perlu jabatan itu tak tergantikan. Sungguh mengerikan berhadapan dengan orang yang punya ambisi besar. Oleh karena itu banyak orang tidak dapat mentolerir sikap kemunafikan.  

Kita tidak ingin menjadikan saudara saudari lainnya sebagai alat untuk memenuhi segala keinginan diri. Siapapun kita dan bergerak dalam bidang apapun kita, marilah hidup secara benar di hadapan Allah dan sesama saudara kita. Kita membangun semangat persaudaraan sejati. Semangat memanusiakan setiap pribadi dan menjadi bangga karena memiliki Allah penuh kasih. (rm. Medyanto, o.carm)