LUK 13:31-35

Paus Leo XIV mengajak kita berdoa rosario selama bulan Oktober untuk perdamaian dunia. Besok hari terakhir di bulan Oktober, tanda-tanda perseteruan antar bangsa masih terjadi. Perdamaian dalam skal kecil mungkin sudah terjadi walaupun belum sempurna. Selama perdamaian belum terjadi, maka tugas kita terus berdoa mohon perdamaian di dalam keluarga, komunitas, masyarakat, bangsa dan negara di dunia ini.

Perseteruan semacam itu pula yang terjadi antara orang Farisi dan ahli Taurat dengan Yesus. Orang Farisi mengingatkan Yesus agar pergi, tidak lagi berkarya disitu dengna alasan Herodes ingin membunuh-Nya. Bagi Yesu situ bukanlah alasan yang tepat jika ingin pergi dan meninggalkan amanah Allah Bapa. Justru Ia datang untuk menyampaikan pesan Allah Bapa kepada umat yang dikasihi-Nya. Bahkan Ia siap dan bersedia mati di Yerusalem. Ia hendak menuntaskan misi dari Allah Bapa: mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang tertawan. Ia mempunyai kerinduan besar, seperti halnya kerinduan Allah Bapa yang ingin mengumpulkan orang-orang yang dikasihi sebagai satu kawanan. Kerinduan yang mendalam dan melahirkan tangisan. Kerinduan yang tak pernah tercapai, malahan sebaliknya Yerusalem dihancurkan dan warganya tercerai berai dibuang, diasingkan ke berbagai tempat di muka bumi ini. Bangsa yang jatuh bangun dan sulit untuk bisa setia dan taat pada Allah.

Kehadiran Yesus sungguh-sungguh ditolak. Perkataan dan perbuatannya tidak didengar dan tidak diterima sama sekali. Penolakan demi penolakan dialami oleh Yesus. Kaum Farisi, ahli taurat dan massa lainnya dengan berbagai cara membungkam Yesus. Tidak sedikit Yesus mengalami ancaman dari para lawannya, yang tidak paham dengan jatidiri Yesus. Mereka yang menolak kehadiran Yesus dan mengancam-Nya, justru mengalami kehancuran di masa depan.

Kita lihat keteguhan hati Yesus dan integritas dirinya pada misi Allah Bapa. Tak ada sesuatupun yang membuat Yesus mundur. Integritas kesatuan pikiran dan perasaan, kata dan perbuatan sungguh dihidupi dan dibagikan pada banyak orang. Mampukah kita memiliki keteguhan hati dan integritas diri ketikan mengalami penolakan dan ancaman?Kejadian yang dialami oleh Yesus, bisa juga terjadi pada setiap orang yang memperjuangkan keadilan perdamaian dan keutuhan ciptaan, dan menjadikan bumi ini rumah bersama yang layak untuk dihuni oleh setiap insan sebagai sesama saudara. Tak terbilang banyaknya mereka mendapatkan ancaman agar menghentikan aktivitas dan misinya yang Tuhan percayakan pada mereka. Mereka tidak melarikan diri dan tetap bertahan dengan perjuangan yang diyakininya. Apakah sebenarnya yang membuat mereka tetap teguh bertahan? Kasih Kristus yang mewarnai hidup mereka dan pengalaman dikasihi oleh Allah yang membuat mereka teguh bertahan. Tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kasih Kristus dari kerasnya kehidupan ini. Semoga kita pun diberi rahmat Allah untuk tekun teguh dalam iman dan harapan dalam  memperjuangkan keadilan dan perdamaian, kesembuhan bagi yang sakit jasmani dan rohani, hidup yang berkeadilan di dalam Masyarakat. Tuhan memberkati pergumulan dan perjuangan hidup kita. (rm. Medyanto, O.Carm)