Markus 3: 22-30

Hari Biasa Pekan III

1. Tuduhan yang tidak logis. Hari ini Yesus berhadapan dengan ahli-ahli Taurat yang tidak mampu memahami Dia. Bahkan sebelum perikop ini, yaitu dalam aayat 20-21, keluarga-Nya pun salah mengerti Dia: “Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.” Pada saat itu Yesus begitu sibuk melayani banyak orang yang mendatangi Dia. Namun keluarga-Nya ingin menjemput Dia karena adanya anggapan bahwa stabilitas mental-Nya telah terganggu. Mungkin mereka tidak ingin dipermalukan oleh berbagai perbuatan Yesus. Mereka bermaksud melindungi kehormatan keluarga dengan membawa Yesus pulang.

Hari ini Ahli-ahli Taurat juga mengatakan bahwa Yesus kerasukan setan: Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Anggapan yang tidak logis. Bagaimana mungkin Yesus mengusir setan jika Ia kerasukan setan? Tidak mungkin setan memerangi dirinya sendiri: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?” Lagi pula, jika Yesus mengusir setan, bukankah itu berarti bahwa Yesus lebih berkuasa daripada setan? Dan siapa yang lebih berkuasa daripada setan? Bukankah Tuhan? Jadi bukankah ini menggambarkan bahwa Yesuslah Tuhan?

Mari kita meluangkan waktu sejenak dan bertanya pada diri kita sendiri: Apakah kita pernah menuduh seseorang secara tidak adil? Atau apakah kita pernah “menjatuhkan” orang lain hanya karena kita tidak menyukai mereka atau menyetujui cara mereka menjalani hidup mereka? Mungkin kita pernah melakukan ini. Kita semua memiliki banyak kekurangan, namun kita tidak suka ketika orang lain mengkritik kita. Ada ungkapan: AGERE CONTRA, yang berarti lakukan hal yang sebaliknya. Jika kita mempunyai pikiran negatif terhadap sesama, kita segera diajak berpikir sebaliknya: berpikir positif tentang sesama kita. Tindakan ini akan menjadi hadiah yang luar biasa bagi orang tersebut, diri kita, dan dunia kita!

2. Dosa menghujat Roh Kudus. Bila kuasa Yesus mengalahkan setan berasal dari Roh Kudus, bukankah perkataan ahli-ahli Taurat merupakan penghujatan terhadap Roh Kudus? Ahli-ahli Taurat telah melakukan kesalahan besar, yang tidak dapat ditolerir: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”

Semua dosa diampuni, kecuali dosa melawan Roh Kudus. Kapan dosa melawan Roh Kudus terjadi? Saat kita menuduh bahwa “Kuasa yang mendorong Yesus untuk mengusir iblis itu datangnya dari iblis!” Orang yang berbicara dengan cara ini tidak mampu menerima pengampunan. Bisakah orang yang selalu menutupi matanya menebak dengan benar? Tidak bisa! Apakah orang yang selalu menutup mulutnya bisa memakan makanan? Tidak bisa. Dapatkah orang yang tidak menutup payung fitnah, menerima hujan pengampunan? Dia tidak bisa! Pengampunan hanya akan melewatinya saja tetapi tidak akan mencapai dia. Bukannya Tuhan tidak mau mengampuni. Tuhan selalu ingin mengampuni. Tetapi orang berdosa yang menolak menerima pengampunan! Fitnah adalah penghalang pengampunan. Ia rindu agar kita membuka mata dan hati kita akan kuasa Roh Kudus yang ada dalam Yesus.