
Bacaan I : 1 Kor 2:10-16
Bacaan Injil : Lukas 4:31-37
Kemarin Injil membentangkan di hadapan kita identitas Kristus, Sang Mesias, Yang Terurapi, lewat pernyataan misi-misinya sebagaimana diramalkan Yesaya. Hari ini, kisah lanjutan dari Injil Lukas menampilkan karya mukjijat pertamaNya sesuai pernyataan itu: membebaskan orang kerasukan dari roh jahat yang menguasainya. Menarik untuk merenungkan bahwa kuasa pertama yang diberikan kepada keduabelas rasul Kristus mengikuti mukjijat pertama menurut Injil Lukas tersebut: kuasa mengusir roh-roh jahat dan penyembuhan dari segala penyakit (Matius 10:1, Markus 3:14-15, Lukas 9:1). Pentingnya kuasa itu ditegaskan juga menjadi tanda yang akan menyertai semua orang yang beriman (Markus 16:17). Apakah kita masih merasakan dan memancarkan kuasa itu dalam hidup kita?
Dalam masyarakat dengan tradisi lama yang masih kental seperti di Indonesia, kisah-kisah terkait dengan “dunia gaib” termasuk kerasukan roh jahat menjadi bagian dari kisah sehari-hari. Ada 2 kutub yang berlawanan yang perlu diwaspadai. Yang pertama, mencampuradukkan segala macam penyakit dengan kerasukan (terutama ayan, schizophrenia, stress atau masalah kejiwaan lain). Seorang eksorsis resmi Gereja di Itali, Pastor Gabriele Amorth membagikan pengalamannya bahwa dari ribuan pasiennya hanya sekitar seratusan yang sungguh kerasukan. Percaya pada mitos dan tahayul juga masuk dalam kelompok pertama ini.
Yang kedua, menolak sama sekali keberadaan roh jahat (setan) sebagai mahluk-mahluk rohani sebagaimana para malaikat. Pemikiran modern yang menekankan pengetahuan empiris (yang bisa dicecap indera) dan pengujian kebenaran secara sains jika diyakini sebagai satu-satunya cara mendapat kebenaran dapat mereduksi keyakinan orang beriman bahkan bisa mengantarnya untuk menihilkannya sama sekali. Bagaimana pun juga, kita tidak akan dapat sungguh berbicara tentang dosa dan kuasa penyelamatan Yesus Kristus tanpa sungguh meyakini pula keberadaan Sang Musuh yang ditaklukkan oleh Yesus Tuhan kita.
Hari ini, mari kita memperbaharui keyakinan akan kuasa pembebasan Kristus atas kuasa kegelapan dan turut menolak setan sesuai janji baptis kita, mulai dari dalam hidup kita sendiri. Saya sertakan juga link ke satu kisah nyata seorang imam projo KAJ terkait eksorsis sebagai bahan pengaya.
http://katolisitas.org/5698/eksorsisme-pengalaman-yang-tak-terlupakan

