“Barangsiapa meninggikan ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri ia akan ditinggikan”(Mat 23:12). Ayat terakhir dari bacaan harian menegaskan ajaran Yesus mengingatkan hal yang berlawanan yang dihidupi oleh kaum Farisi dan ahli Taurat (bdk Mat 23:2). Mereka suka menonjolkan diri agar tampak pujian atau baik dan manis muka sedangkan di dalam kebobrokan atau kepahitan. Yesus tidak ingin para murid salah jalan dan terjebak dalam eforia Sementara suatu pujian atau nama baik. Yang merendahkan diri akan ditinggikan. Hukum pembalikan bukan sebagai kutukan dari Tuhan melainkan sikap manusia yang kompromi dengan kepalsuan. Kita perlu belajar merendahkan diri pada pribadi Maria. Walaupun Bunda Tuhan, anugerah istimewa kerajaan Yesus yang membuatkan menjadi Ratu, tidak membuatkan menampilkan anugerah atau keistimewaan tsb. Maria Ratu karena kerendahan hatiNya. Pujian lama dari ritus gereja menjadi pernyataan kerendahan hatiNya menerima manusia yang berharap padaNya: “Salam ya Ratu, Bunda yang berbelas kasih, hidup, hiburan dan harapan kami. Kami semua memanjatkan permohonan, kami amat susah, mengeluh, mengesah dalam lembah duka ini. Ya Ibunda, ya pelindung kami, limpahkan lah kasih sayangMu yang besar kepada kami. Dan Yesus puteraMu yang tersuci itu. Semoga Kau tunjukkan kepada kami.