RP Yakobus Hugo Susdiyanto O.Carm

Yoh 5:1-3a-5-16

Selasa, 1 April 2025

Air memiliki makna ganda. Di satu sisi, kekurangan air atau kelebihan  air [banjir] mengancam kehidupan. Di sisi yang lain, air merupakan sumber kehidupan. Tanpa air, kehidupan akan mengalami kesulitan. Air yang menghidupkan serta menumbuhkan makhluk-makhluk fisik dan alam diyakini pula sebagai lambang daya kekuatan yang menumbuhkan hidup sejati dan kekal, sebagai lambang Roh yang menghidupkan dan menyucikan, sebagai lambang Allah sendiri yang adalah sumber air hidup bagi umat-Nya [ bdk.Yeh. 47:1-9,12]. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah mencurahkan rahmat kepada ciptaan-Nya melalui air sebagai sarananya.

Dalam warta hari ini, Yohanes mewartakan satu tanda kuasa Allah bukan melalui air, melainkan melalui Yesus, Putra-Nya [Yoh. 5:1-9]. Ketika Yesus mendekati Bait Allah, Dia berhenti di kolam Bethesda yang berdekatan dengan Bait Allah.  di dekat kolam tersebut ada sejumlah besar orang sakit, orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh yang diletakkan di serambi kolam [Yoh. 5:3]. Kolam tersebut dianggap memiliki daya penyembuhan, bahkan sejak zaman Kanaan. Beberapa manuskrip menggambarkan seorang malaikat yang menggerakkan airnya pada waktu-waktu tertentu, menghasilkan penyembuhan bagi orang pertama yang masuk ke dalam air yang digoncangkan itu [Yoh. 5:4].

38 tahun bukanlah kurun waktu yang pendek. Karenanya jika dikatakan selama 38 tahun menderita sakit dapat dibayangkan betapa beratnya beban hidup tersebut. Hati dan pandangan Yesus tertuju kepada orang yang telah lama menanggung beban penderitaan ini. kepada orang tersebut Yesus bertanya, ”Maukah engkau sembuh?” [Yoh. 5:6]. Permohonan kesembuhan bukan dimulai oleh si sakit, melainkan Yesuslah yang berinisiatif. Yesus melihat orang sakit itu, dan pasti tahu keadaannya, dan mengerti kerinduannya akan kesembuhan. Akan tetapi Ia mengajukan pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu diajukan. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa dari pihak Allah keselamatan adalah sebuah tawaran. Karenanya dengan mengajukan pertanyaan itu, Yesus hendak memunculkan tanggapan dari pihak si sakit. Namun orang sakit itu tampak mengelak dari pertanyaan Yesus. ia justru menyampaikan keluhan: “Tuan, aku tidak punya siapa-siapa untuk menurunkan aku ke dalam kolam itu ketika  airnya mulai goncang; dan sementara aku menuju kolam itu,orang lain sudah turun mendahului aku” [Yoh. 5:7].  Yesus menanggapi keluhan orang sakit itu dengan menyuruhnya bangun, mengangkat tilamnya, dan berjalan. Orang itu mendengarkan dan mematuhi perintah Yesus. Dampaknya pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan [Yoh. 5:9]. Kenyataan ini mengajarkan kepada kita bahwa sabda Tuhan penuh daya. Hanya dengan bersabda, bahkan tanpa perantara seperti misalnya malaikat, maka apa yang disabdakan sungguh terjadi. Percaya akan daya sabda Tuhan yang penuh daya sungguh tidak mudah. Semoga iman orang yang telah menderita 38 tahun itu menginspirasi kita dalam belajar percaya akan kekuatan sabda Tuhan.