Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Kerendahan hari dalam bertindak

Posted by admin on March 28, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Kita pun pasti sudah mengenal hukum cinta kasih

Posted by admin on March 27, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast link

Kita diundang selalu berbuat baik terhadap sesama

Posted by admin on March 26, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Segala nubuat para Nabi digenapiNya

Posted by admin on March 25, 2025
Posted in Podcast 

Fr. Gunawan Wibisono O.Carm

Audio Podcast Link

Hukum Tuhan, Jalan Menuju Kasih

Posted by admin on March 25, 2025
Posted in renungan 

Rm Yusuf Dimas Caesario

Matius 5:17-19

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Pernahkah kita merasa bahwa hukum atau aturan itu membatasi kebebasan kita? Misalnya, peraturan lalu lintas yang melarang kita menerobos lampu merah. Kadang kita merasa terganggu, apalagi jika sedang buru-buru. Namun, kita tahu bahwa aturan itu dibuat bukan untuk menyusahkan kita, melainkan untuk melindungi kita dari bahaya. Demikian juga dengan hukum Tuhan. Ia tidak datang untuk membebani kita, tetapi untuk menuntun kita kepada hidup yang penuh kasih dan keselamatan.

Dalam Injil hari ini, Yesus berkata:

“Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat 5:17).

Yesus ingin menegaskan bahwa hukum Tuhan bukanlah sekadar kumpulan aturan kaku, melainkan sesuatu yang harus dihidupi dengan kasih. Orang-orang Farisi pada zaman-Nya sangat taat menjalankan hukum, tetapi sering kali mereka kehilangan makna sejati dari hukum itu. Mereka lebih sibuk mencari kesalahan orang lain daripada menghidupi kasih yang menjadi inti dari hukum itu sendiri.

Sebagai orang Katolik, kita sering menghadapi dilema yang sama. Kita tahu bahwa mengikuti perintah Tuhan itu penting, tetapi apakah kita melakukannya dengan cinta atau hanya karena kewajiban? Misalnya:

– Kita beribadah ke gereja setiap minggu, tetapi apakah kita benar-benar merasakan kehadiran Tuhan di dalamnya?

– Kita rajin berdoa, tetapi apakah kita juga rajin mengasihi sesama?

– Kita mengikuti aturan gereja, tetapi apakah kita juga membangun relasi yang akrab dengan Tuhan?

Yesus mengajarkan bahwa siapa pun yang setia pada hukum Tuhan akan disebut besar dalam Kerajaan Surga. Namun, kesetiaan itu bukan hanya soal mengikuti aturan, tetapi juga memahami maksud Tuhan di balik hukum-Nya. Seperti seorang anak yang tumbuh dalam cinta orang tuanya, kita dipanggil untuk menaati hukum Tuhan dengan hati yang penuh kasih, bukan dengan ketakutan atau keterpaksaan.

Poin-Poin Refleksi:

– Apakah saya menaati perintah Tuhan hanya sebagai kewajiban, atau karena saya sungguh mencintai-Nya?

– Bagaimana saya menghidupi semangat kasih di balik hukum Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?

– Apakah saya lebih sering menghakimi orang lain berdasarkan aturan, ataukah saya berusaha memahami dan mengasihi mereka?

– Dalam hal apa saya perlu lebih setia dalam menjalankan kehendak Tuhan?

– Bagaimana saya bisa menjadi saksi kasih Tuhan melalui kepatuhan yang penuh sukacita?

Doa

Tuhan yang penuh kasih, ajarilah kami untuk menaati hukum-Mu bukan sekadar sebagai kewajiban, tetapi sebagai jalan menuju kasih dan keselamatan. Bukalah hati kami agar kami memahami kehendak-Mu dan menghidupi semangat kasih dalam setiap aturan yang Kau berikan. Jadikanlah kami saksi-Mu yang taat dan penuh sukacita. Amin. ๐Ÿ™

Semoga renungan ini membantu kita semakin mencintai Tuhan dengan segenap hati dan menghidupi hukum-Nya dengan kasih. Tuhan memberkati!

Translate ยป