Selasa, 24 November 2020

PW. St. Andreas Dung Lac, dkk

Bacaan I          Why 14: 14-20

Bacaan Injil    Luk 21: 5-11

Runtuhnya Bait Allah sebagaimana yang diwartakan Yesus hari ini memang terkesan membuat takut, waswas dan cemas. Apalagi, keruntuhan itu ditambah dengan pernyataan bahwa tidak ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Menggambarkan keruntuhan Bait Allah tersebut akan menimbulkan sebuah potret penderitaan yang memengaruhi kesehatan mental, spiritual dan motivasi hidup bagi orang Israel. Kita tahu bahwa Bait Allah merupakan simbol kekuatan segala-galanya bagi orang Israel sehingga ketika simbol tersebut hancur, dapat dibayangkan betapa besar penderitaan yang akan dialami orang Israel. Membicarakan kemungkinan-kemungkinan hancurnya Bait Allah saja rasanya menjadi hal yang tabu bagi orang Israel, tetapi justru hari ini Yesus mewartakan dengan sungguh-sungguh tentang kehancuran Bait Allah.

Apa sebenarnya yang hendak diinginkan Yesus dengan pewartaan-Nya tentang keruntuhan Bait Allah? Kita percaya bahwa Yesus tidak memberi ketakutan kepada orang Israel. Yesus hanya ingin membenahi semangat hidup orang Israel. Yang Yesus harapkan dengan pewartaan-Nya adalah akan ada perubahan hidup bagi orang Israel. Pertama, soal kembali para orientasi hidup yang benar. Kedua, soal kewaspadaan dengan senantiasa membuat antisipasi keselamatan.

Yesus mengharapkan agar orientasi hidup setiap orang bisa kembali pada jalan yang benar. Selama ini, orang Israel memasuki “masa santai” dimana tidak ada tuntutan atau hukuman yang dialami oleh mereka dari Tuhan. Dengan hadirnya Yesus, tidak ada lagi tulah, kutuk, dsb. Itulah masa santai. Namun, justru dalam suasana santai-lah maka mereka tidak punya orientasi. Mereka lupa akan keselamatan, kesetiaan dan keadilan. Dari pengalaman Israel, kita bisa bercermin bahwa kerapkali kita juga cenderung mengalami pelemahan iman ketika suasana hidup sedang tidak tertekan, tidak terancam atau tidak mencemaskan. Kita mudah terbuai sehingga tidak lagi konsisten dengan komitmen hidup. Persis di titik itulah Yesus memperingatkan agar kita kembali pada orientasi hidup: tentang semangat, visi-misi, harapan dan iman. Kita diajak untuk selalu memiliki roh dalam iman yang kokoh di berbagai macam situasi kehidupan.

Dengan iman yang kokoh, maka kita turut membuat antisipasi di masa depan, yakni masuk dalam keselamatan kekal. Maka, iman kita hari ini sebetulnya bertujuan sebagai antisipasi keselamatan kekal di masa mendatang. Artinya, kalau kita tetap mempertahankan iman dengan sungguh-sungguh, maka di akhir zaman kita akan menerima keselamatan sebagaimana telah dijanjikan-Nya. Kiranya itulah tujuan pewartaan tentang keruntuhan Bait Allah yang disabdakan Yesus hari ini. Semoga, kita dapat senantiasa memiliki orientasi hidup yang benar dan memiliki iman kokoh sebagai antisipasi keselamatan di akhir zaman nanti.