Kamis, 18 Maret 2021
Yohanes 5:31-47
Betapa sulit meyakinkan orang-orang Yahudi untuk bisa menerima Kristus sebagai Tuhan. Para nabi sudah menuliskannya di dalam Kitab Suci tentang kedatangan Sang Mesias; penyelamat.”Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, daripadamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”(Mikha 5:1). Yohanes pembaptis sudah mengenalkan Yesus di muka umum dan memberikan kesaksian tentang siapa Yesus. “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”(Yoh 1:29). Tenyata semua itu juga belum membuat mereka bisa percaya. Lalu Yesus mengatakan bahwa jika seseorang belum mau percaya maka cara terakhir adalah melihat apa saja yang telah dilakukan-Nya. “Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”(Yoh 5:36).
Mengapa seseorang lamban untuk bisa percaya kepada Kristus Yesus, bahkan juga ada yang menolak-Nya? “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi.”(Luk 24:25). Seseorang lamban menerima, menangkap dan percaya, pada saat ia sedang memiliki pemikirannya sendiri. Jika seseorang sudah menutup hatinya, bagaimana mungkin ia bisa menerima hal yang baru? Oleh karena itu yang lama perlu diambil agar yang baru bisa hadir dalam hati manusia, Seperti halnya anggur yang baru membutuhkan kantong yang baru, agar kedua duanya aman dan anggur tidak terbuang. “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”(Mat 9:17). Anggur Baru adalah Yesus Kristus yang hadir untuk memperbahui dan kantong kulit adalah hati manusia. Jika seseorang mau menerima Yesus Kristus, maka yang perlu disiapkan adalah hati dan budinya. Kesiapan tersebut terjadi pada saat seseorang berani melepaskan apa yang sekarang digengamnya yang selama ini menjadikan kendala untuk percaya kepada Kristus. Dengan percaya kepada-Nya, maka Kristus membebaskanya dari perhambaan akan dosa. “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”(Galatia 5:1).
Dengan demikian hambatan yang perlu dilepaskan dari seseorang untuk bisa tinggal di dalam Kristus, Sang pokok anggur yang benar adalah dosa-dosanya sendiri. “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.”(Yoh 15:1). Menerima Yesus sebagai Merias berarti meninggalkan dosa-dosa dan menjadi manusia yang baru, atau kantong kulit yang baru, sehingga karena Roh Kudus, ia menjadi sarana keselamatan atau sakramen bagi dunia; masyarakat dan alam semesta. Kini siapakah yang mau menerima dan percaya kepada-Nya? Jika Allah menghendaki maka tidak ada yang tidak mungkin. Oleh karena itu masing-masing orang perlu cukup dengan membuka pintu hatinya untuk Yesus Kristus. “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”(Wahyu 3:20).
Serawai, ditulis oleh Rm. A. Didik Setiyawan, CM