Bacaan Injil Yoh 8: 21-30
Bacaan hari ini mengisahkan tentang pertentang Yesus dengan orang Farisi dan ahli agama. Mereka tidak percaya pada Yesus sebagai utusan Allah. Sampai Yesus merasa jengkel atas kedegilan hati mereka. Padahal mereka mengenal ajaran Musa dan para Nabi, juga mendalami hukum Taurat. Rupanya iman mereka akan Allah dan kepercayaan mereka pada para nabi, tidak membuka hati mereka akan kehadiran Yesus dalam hidup. Mengapa demikian? karena meraka sudah berfikir bahwa Mesias tidak mungkin berasal dari wilayah Nasaret, sebuah desa kecil di Galilea. Bagi mereka, Mesias harus berasal dari kota Daud, Bethlehem dekat Yerusalem.
Siapakah engkau? tanya orang-orang Farisi. Tapi Yesus menjawab, “Tak ada gunanya lagi aku berkata-kata dengan kamu!” Yesus kemudian mendeskripsikan siapa Bapa yang mengutusNya. Bapa yang mengutus adalah Dia yang menyertai dan memberi Roh Kudus. Ia tidak membiarkan Yesus sendirian dalam karya perutusan dan pekerjaan. Yesus pun tahu apa yang Bapa kehendaki untuk dilakukan. Satu hal yang menarik dari kata-kata Dia adalah bahwa Yesus tidak dapat berbuat apa-apa dari dirinya sendiri karena dia adalah seorang utusan Allah. Ada kesadaran bahwa yang mengutus lebih besar dan lebih berkuasa atas dirinya.
Semakin hari, kita akan mendekati kisah sengsara dan penderitaan Yesus. Konflik Yesus dengan orang Farisi dan pemuka agama juga akan semakin tajam. Kita diajak merenungkan lebih dalam bagaimana diri kita masing-masing mengenal Yesus secara pribadi. Apakah kita juga merasakan bagaimana kehadiranNya menguatkan hidup kita sehingga kita tidak merasa sendirian dalam pekerjaan yang kita lakukan. Kedekatan kita dengan Yesus akan membuat kita makin tahu apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan di dunia ini. Semoga kita makin sadar akan tugas perutusan kita di bumi ini!